Curahan hati seorang guru matematika, salah satu fungsi blog itu iya ini kawasan curhat. Curhatnya tidak jauh dari wacana pendidikan, masih berputar-putar di dunia pendidikan juga.
Makara ceritanya begini, berikut ini yang mau di curhatin ialah wacana goresan pena (*baca status) siswa yang sudah jadi mahasiswa yang ketepatan membahas wacana pendidikan.
Tulisan seorang mahasiswa itukan biasanya berisi dan eksklusif kepada sasaran alasannya ialah menulis itu diiringi dengan jiwa idealis yang tinggi, jadi sayang jikalau nanti suatu ketika hilang alasannya ialah mungkin akan diedit atau dihapus.
Mari kita mulai ikuti curhatannya...
Pendidikan bukanlah kawasan untuk berkompetisi, namun pendidikan ialah suatu media untuk berguru dari kondisi tidak mengetahui menjadi tahu. Pendidikan yang terjadi ketika ini sibuk berkompetisi, berlomba menonjolkan sesuatu yang luar biasa tetapi melupakan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama dari pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam dunia pendidikan telah terjadi banyak pergeseran dan kesalahpahaman yang berdampak pada hilangnya fungsi dari pendidikan itu. Zaman terus berkembang dan menuntut setiap orang harus berguru dan mempunyai keahlian.
Pendidikan seharusnya sanggup menjadi kawasan untuk mendapat apa yang dituntut ditengah perkembangan teknologi yang semakin maju ini. Setiap orang menginginkan hidup yang lebih baik, namun ketika tidak ada trik yang baik untuk mendapatkannya maka tindak kejahatan merupakan jalan yang dipilih oleh sebagian orang.
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk memajukan suatu bangsa sehingga pemikirannya sanggup maju, bukan hanya mengkritisi yang terjadi tetapi melaksanakan tindakan nyata, tidak gampang terhasut isu-isu informasi yang belum terang kebenarannya bersifat memecah belah dan setidaknya tidak mengganggu orang lain.
Nelson Mandela pernah berkata bahwa pendidikan ialah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia. Pendidikan bukan hanya didapat disekolah, tetapi keluarga dan lingkungan masyarakat juga menjadi media pendidikan.
Sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat seharusnya bersatu supaya terwujud media pendidikan yang mendukung terwujudnya insan yang cerdas dan berkarakter. Pada kenyataannya, kesenjangan pendidikan banyak terjadi baik setrik akomodasi maupun ilmu pengetahuan yang diterima. Terkadang ada batas-batas yang menghambat sehingga tidak semua sanggup berjuang mendapat pendidikan yang baik.
Pendidikan juga merupakan salah satu aspek HAM sehingga setiap insan berhak mendapat pendidikan. Bukan orang pandai yang membutuhkan pendidikan, tetapi mereka yang dalam kebodohanlah yang lebih utama. Berprestasi memang baik, tetapi lebih baik apabila tidak ada yang tertinggal dibelakang.
Sebagai seorang guru, ada rasa besar hati juga ketika siswa yang pernah dididik sudah bisa mengerti wacana pendidikan yang baik itu bagaimana, iya benar menyerupai yang diungkapkan diatas, iya menyerupai itulah pendidikan itu sebenarnya.
Tetapi pada kenyataannya di lapangan sangat jauh berbeda dari apa yang diinginkan oleh pendidikan itu. Siapa yang berhasil memenangkan kompetisi justru itulah yang dinyatakan berhasil dalam pendidikan alasannya ialah pendidikan itu bukan semata-mata hanya kemampuan akademik tetapi juga mencakup pendidikan karakter.
Mengikuti kompetisi atau lomba itu sangat baik, menyerupai apa yang disampaikan oleh Bapak Yohannes Surya, lewat kompetisi atau lomba kita bisa;
Makara kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sebuah kompetisi yang sedang berlangsung pada dunia pendidikan alasannya ialah pada dunia nyatanya kompetisi itu akan dihadapi. Yang lebih penting ialah bagaimana kita memperlihatkan efek positif kepada setiap pribadi yang melaksanakan sebuah kompetisi, dan kompetisi yang paling sulit ialah kompetisi melawan diri sendiri.
Mudah-mudahan ada rekan-rekan guru atau pembaca yang baik kecerdikan mau memperlihatkan pendapat wacana kompetisi pada dunia pendidikan.
Apa yang kita lakukan hari ini ialah Membangun Masa Depan;
Makara ceritanya begini, berikut ini yang mau di curhatin ialah wacana goresan pena (*baca status) siswa yang sudah jadi mahasiswa yang ketepatan membahas wacana pendidikan.
Tulisan seorang mahasiswa itukan biasanya berisi dan eksklusif kepada sasaran alasannya ialah menulis itu diiringi dengan jiwa idealis yang tinggi, jadi sayang jikalau nanti suatu ketika hilang alasannya ialah mungkin akan diedit atau dihapus.
Mari kita mulai ikuti curhatannya...
Pendidikan bukanlah kawasan untuk berkompetisi, namun pendidikan ialah suatu media untuk berguru dari kondisi tidak mengetahui menjadi tahu. Pendidikan yang terjadi ketika ini sibuk berkompetisi, berlomba menonjolkan sesuatu yang luar biasa tetapi melupakan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama dari pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam dunia pendidikan telah terjadi banyak pergeseran dan kesalahpahaman yang berdampak pada hilangnya fungsi dari pendidikan itu. Zaman terus berkembang dan menuntut setiap orang harus berguru dan mempunyai keahlian.
Pendidikan seharusnya sanggup menjadi kawasan untuk mendapat apa yang dituntut ditengah perkembangan teknologi yang semakin maju ini. Setiap orang menginginkan hidup yang lebih baik, namun ketika tidak ada trik yang baik untuk mendapatkannya maka tindak kejahatan merupakan jalan yang dipilih oleh sebagian orang.
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk memajukan suatu bangsa sehingga pemikirannya sanggup maju, bukan hanya mengkritisi yang terjadi tetapi melaksanakan tindakan nyata, tidak gampang terhasut isu-isu informasi yang belum terang kebenarannya bersifat memecah belah dan setidaknya tidak mengganggu orang lain.
Nelson Mandela pernah berkata bahwa pendidikan ialah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia. Pendidikan bukan hanya didapat disekolah, tetapi keluarga dan lingkungan masyarakat juga menjadi media pendidikan.
Sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat seharusnya bersatu supaya terwujud media pendidikan yang mendukung terwujudnya insan yang cerdas dan berkarakter. Pada kenyataannya, kesenjangan pendidikan banyak terjadi baik setrik akomodasi maupun ilmu pengetahuan yang diterima. Terkadang ada batas-batas yang menghambat sehingga tidak semua sanggup berjuang mendapat pendidikan yang baik.
Pendidikan juga merupakan salah satu aspek HAM sehingga setiap insan berhak mendapat pendidikan. Bukan orang pandai yang membutuhkan pendidikan, tetapi mereka yang dalam kebodohanlah yang lebih utama. Berprestasi memang baik, tetapi lebih baik apabila tidak ada yang tertinggal dibelakang.
Sebagai seorang guru, ada rasa besar hati juga ketika siswa yang pernah dididik sudah bisa mengerti wacana pendidikan yang baik itu bagaimana, iya benar menyerupai yang diungkapkan diatas, iya menyerupai itulah pendidikan itu sebenarnya.
Tetapi pada kenyataannya di lapangan sangat jauh berbeda dari apa yang diinginkan oleh pendidikan itu. Siapa yang berhasil memenangkan kompetisi justru itulah yang dinyatakan berhasil dalam pendidikan alasannya ialah pendidikan itu bukan semata-mata hanya kemampuan akademik tetapi juga mencakup pendidikan karakter.
Mengikuti kompetisi atau lomba itu sangat baik, menyerupai apa yang disampaikan oleh Bapak Yohannes Surya, lewat kompetisi atau lomba kita bisa;
- Menanamkan jiwa kompetisi yang sehat,
- Membangun rasa percaya diri,
- Menumbuhkan jiwa pantang menyerah,
- Selalu memperlihatkan yang terbaik, dan
- Mengasah kemampuan dalam memecahkan masalah.
Makara kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sebuah kompetisi yang sedang berlangsung pada dunia pendidikan alasannya ialah pada dunia nyatanya kompetisi itu akan dihadapi. Yang lebih penting ialah bagaimana kita memperlihatkan efek positif kepada setiap pribadi yang melaksanakan sebuah kompetisi, dan kompetisi yang paling sulit ialah kompetisi melawan diri sendiri.
Mudah-mudahan ada rekan-rekan guru atau pembaca yang baik kecerdikan mau memperlihatkan pendapat wacana kompetisi pada dunia pendidikan.
Apa yang kita lakukan hari ini ialah Membangun Masa Depan;
0 Response to "Curhat Guru Matematika Perihal Kompetisi Pada Pendidikan"