Latest News

Mengenal Dasar-Dasar Teori Berguru Gagne

Sekarang marilah kita membahas objek-objek mencar ilmu matematika berdasarkan Gagne. Teori yang dikemukakan oleh Gagne tergolong ke dalam psikologi tingkah laris atau psikologi stimulus respon.

Menurut Gagne (dalam Dahar, 1988), mencar ilmu merupakan proses yang memungkinkan insan mengubah tingkah laris setrik permanen, sedemikian sehingga perubahan yang sama tidak akan terjadi pada keadaan yang baru.

Selain itu, Gagne mengemukakan kematangan tidak diperoleh melalui belajar, alasannya yaitu perubahan tingkah laris yang terjadi merupakan akhir dari pertumbuhan struktur pada diri insan tersebut.

OBJEK BELAJAR MATEMATIKA
Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan dan mengaplikasi teori-teorinya ihwal belajar. Menurut Gagne (dalam Ismail, 1998), objek mencar ilmu matematika terdiri dari objek eksklusif dan objek tak langsung.

Objek eksklusif yaitu transfer belajar, kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin pribadi dan apresiasi pada struktur matematika. Sedangkan objek eksklusif belajar matematika yaitu fakta, keterampilan, konsep dan prinsip.

  • Fakta (fact) yaitu perjanjian-perjanjian dalam matematika mirip simbol-simbol matematika, kaitan simbol “3” dengan kata “tiga” merupakan pola fakta.
    Contoh lainnya fakta : “+” yaitu simbol dari operasi penjumlahan dan sinus yaitu nama suatu fungsi khusus dalam trigonometri.
  • Keterampilan (skills) yaitu kemampuan memperlihatkan tanggapan yang benar dan cepat. Misalnya pembagian trik singkat, penjumlahan pecahan dan perkalian pecahan.
  • Konsep (concept) yaitu wangsit ajaib yang memungkinkan kita mengelompokkan objek ke dalam pola dan bukan contoh. Himpunan, segitiga, kubus, dan jari-jari yaitu merupakan konsep dalam matematika.
  • Prinsip (principle) merupakan objek yang paling kompleks. Prinsip yaitu sederetan konsep beserta dengan hubungan diantara konsep-konsep tersebut.

Contoh prinsip yaitu dua segitiga sama dan sebangun bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen.

Taksonomi Gagne
Selama ini kita merumuskan kompetensi dasar berdasarkan taksonomi Bloom dengan tiga domainnya, yaitu : domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor.

Padahal Gagne membuatkan pula tujuan-tujuan mencar ilmu yang dikenal dengan taksonomi Gagne. Menurut Gagne tingkah laris insan yang sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan dari belajar. Kita sanggup mengklasifikasikan tingkah laris sedemikian rupa sehingga sanggup diambil implikasinya yang bermanfaat dalam proses belajar.

Gagne mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan yang sanggup diamati sebagai hasil-hasil mencar ilmu disebut kemampuan-kemampuan atau disebut juga kapabilitas. Kapabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki insan alasannya yaitu ia belajar.

Kapabilitas sanggup diibaratkan sebagai tingkah laris final dan ditempatkan pada puncak membentuk suatu piramida. Misalnya seseorang tidak akan sanggup menuntaskan tugasnya apabila tidak terlebih dahulu mengerjakan kiprah a dan b.

Piramida tersebut digambarkan sebagai berikut :


Akan tetapi untuk menuntaskan kiprah a seseorang mesti menuntaskan kiprah c dan d terlebih dahulu, sedangkan untuk kiprah b, seseorang itu harus menuntaskan terlebih dahulu kiprah e, f, dan g. Agar lebih jelas, perhatikanlah gambar berikut:

Gagne mengemukakan 5 macam hasil mencar ilmu atau kapabilitas tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu bersifat psikomotor. Gagne membagi hasil mencar ilmu menjadi lima kategori kapabilitas sebagai berikut :
1. Informasi Verbal
Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan setrik ekspresi pengetahuannya ihwal fakta-fakta. Informasi verbal diperoleh setrik lisan, membaca buku dan sebagainya.

Informasi ini sanggup diklasifikasikan sebagai fakta, prinsip, nama generalisasi. Contoh, siswa sanggup menyebutkan dalil Phytagoras yang berbunyi, “pada segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.
2. Keterampilan Intelektual
Kapabilitas keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk sanggup memperbedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh melalui belajar.

Kapabilitas keterampilan intelektual berdasarkan Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe mencar ilmu yaitu, mencar ilmu isyarat, mencar ilmu stimulus respon, mencar ilmu rangkaian gerak, mencar ilmu rangkaian verbal, mencar ilmu memperbedakan, mencar ilmu pembentukan konsep, mencar ilmu pembentukan aturan, dan mencar ilmu pemecahan masalah.

Tipe mencar ilmu tersebut terurut kesukarannya dari yang paling sederhana (belajar isyarat) hingga kepada yang paling kompleks mencar ilmu pemecahan masalah.

a. Belajar Isyarat
Belajar kode yaitu mencar ilmu yang tidak diniati atau tanpa kesengajaan, timbul sebagai akhir suatu rangsangan (stimulus) sehingga mengakibatkan suatu respon emosional pada individu yang bersangkutan.

Sebagai contoh, perilaku guru yang sangat menyenangkan siswa, dan membuat siswa yang mengikuti pelajaran guru tersebut menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Contoh yang lain, misal pada suatu kelas yang diberikan pelajaran geometri, seorang anak yang tak sanggup mengerjakan soal geometri tersebut dicemoohkan oleh guru. Karena cemoohan guru tersebut anak tidak sanggup menyenangi pelajaran matematika.

b. Belajar Stimulus Respon
Belajar stimulus respon yaitu mencar ilmu untuk merespon suatu isyarat, berbeda dengan pada mencar ilmu kode pada tipe mencar ilmu ini mencar ilmu yang dilakukan diniati atau sengaja dan dilakukan setrik fisik.

Belajar stimulus respon menghendaki suatu stimulus yang datangnya dari luar sehingga mengakibatkan terangsangnya otot-otot kemudian diiringi respon yang dikehendaki sehingga terjadi hubungan eksklusif yang terpadu antara stimulus dan respon. Misalnya siswa menirukan guru menyebutkan persegi sesudah gurunya menyebutkan persegi; siswa mengumpulkan benda persegi sesudah disuruh oleh gurunya.

c. Belajar Rangkaian gerak
Belajar rangkaian gerak merupakan perbuatan jasmaniah terurut dari dua atrik atau lebih stimulus respon. Setiap stimulus respon dalam suatu rangkaian bekerjasama bersahabat dengan stimulus respon yang lainnya yang masih dalam rangkaian yang sama.

Sebagai contoh, contohnya seorang anak akan menggambar sebuah bulat yang sentra dan panjang jari-jarinya diketahui. Untuk melaksanakan atrik tersebut anak tadi melaksanakan beberapa langkah terurut yang saling berkaitan satu sama lain.

Kegiatan tersebut terdiri dari rangkaian stimulus respon, dengan langkah-langkah sebagai berikut : anak memegang sebuah jangka, meletakkan salah satu ujung jangka pada sebuah titik yang telah ditentukan menjadi sentra bulat tersebut, kemudian mengukur jarak dari titik tadi, sesudah itu meletakkan ujung jangka lainnya sesuai dengan panjang jari-jari, kemudian memutar jangka tersebut.

d. Belajar rangkaian verbal
Kalau tadi pada mencar ilmu rangkaian gerak merupakan perbuatan jasmaniah, maka pada mencar ilmu rangkaian verbal merupakan perbuatan lisan. Jadi, mencar ilmu rangkaian verbal yaitu perbuatan ekspresi terurut dari dua atrik atau lebih stimulus respon. Setiap stimulus respon dalam satu rangkaian berkaitan dengan stimulus respon lainnya yang masih dalam rangkaian yang sama.

Contoh, dikala mengamati suatu benda terjadilah hubungan stimulus respon yang kedua, yang memungkinkan anak tersebut menamai benda yang diamati tersebut.

Contoh dalam matematika, seorang anak mengamati sebuah segi empat tegak yang keempat sisi-sisinya sama panjang, maka nama segi tersebut yaitu persegi.

e. Belajar Memperbedakan
Belajar memperbedakan yaitu mencar ilmu membedakan hubungan stimulus respon sehingga bisa memahami majemuk objek fisik dan konsep, dalam merespon lingkungannya, anak membutuhkan keterampilan-keterampilan sederhana sehingga sanggup membedakan suatu objek dengan objek lainnya, dan membedakan satu simbol dengan simbol lainnya.

Terdapat dua macam mencar ilmu memperbedakan yaitu memperbedakan tunggal dan memperbedakan jamak.
Contoh memperbedakan tunggal. “siswa sanggup menyebutkan segitiga sebagai lingkungan tertutup sederhana yang terbentuk dari campuran tiga buah ruas garis”.

Contoh memperbedakan jamak, siswa sanggup menyebutkan perbedaan dari dua jenis segitiga berdasarkan besar sudut dan sisi-sisinya. Berdasarkan besar sudut yang paling besar yaitu sudut siku-siku dan sisi terpanjang yaitu sisi miringnya, sementara pada segitiga sama sisi besar sudut-sudutnya sama begitu pula dengan besar sisi-sisinya.

f. Belajar Pembentukan Konsep
Belajar Pembentukan Konsep yaitu mencar ilmu mengenal sifat bersama dari benda-benda konkret, atau insiden untuk mengelompokkan menjadi satu. Misalnya untuk memahami konsep persegipanjang anak mengamati daun pintu rumah (yang bentuknya persegi panjang), papan tulis, bingkai foto (yang bentuknya persegipanjang) dan sebagainya.

Untuk hal-hal tertentu mencar ilmu pembentukan konsep merupakan lawan dari mencar ilmu memperbedakan. Belajar memperbedakan menginginkan anak sanggup membedakan objek-objek berdasarkan karakteristiknya yang berlainan, sedangkan mencar ilmu pembentukan konsep menginginkan semoga anak sanggup mengklasifikasikan objek-objek ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik sama.

g. Belajar Pembentukan Aturan
Aturan terbentuk berdasarkan konsep-konsep yang sudah dipelajari. Aturan merupakan pernyataan verbal, dalam matematika contohnya adalah: teorema, dalil, atau sifat-sifat.

Contoh hukum dalam segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya. Dalam mencar ilmu pembentukan hukum memungkinkan anak untuk sanggup menghubungkan dua konsep atau lebih. Sebagai contoh, terdapat sebuah segitiga dengan sisi siku-sikunya berturut-turut mempunyai panjang 3 cm dan 4 cm.

Guru meminta anak untuk menentukan panjang sisi miringnya. Untuk menghitung panjang sisi miringnya, anak memerlukan suatu hukum Pythagoras yang berbunyi “pada suatu segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya”. Dengan menggunakan hukum di atas diperoleh $ 3^{2}+4^{2}=25=5^{2} $, jadi panjang sisi miring yang ditanyakan yaitu 5 cm.

h. Belajar Memecahkan Masalah (problem solving)
Belajar memecahkan problem yaitu tipe mencar ilmu yang lebih tinggi derajatnya dan lebih kompleks daripada tipe mencar ilmu hukum (rule learning). Pada tiap tipe belajar memecahkan masalah, hukum yang telah dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi penyelesaian masalah.

Contoh mencar ilmu memecahkan masalah, mencari selisih kuadrat dua bilangan yang sudah diketahui jumlah dan selisihnya, yaitu: $ a+b=10,\ a-b=4,\ a^{2}-b^{2}=...$
Siswa dibutuhkan menggunakan hukum bahwa $ a^{2}-b^{2}=\left ( a-b \right )\left ( a+b \right ) $, sehingga tanpa mencari a dan b, siswa sanggup menemukan $ a^{2}-b^{2}=\left ( a-b \right )\left ( a+b \right )=\left ( 4 \right )\left ( 10 \right )=40$

3. Strategi Kognitif
Kapalilitas taktik kognitif yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan serta membuatkan proses berpikir dengan trik merekam, membuat analisis dan sintesis. Kapabilitas ini terorganisasikan setrik internal sehingga memungkinkan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir anak terarah. Contoh tingkah laris akhir kapabilitas taktik kognitif, yaitu menyusun langkah-langkah penyelesaian problem matematika.

4. Sikap
Kapabilitas perilaku yaitu kecenderungan untuk merespon setrik sempurna terhadap stimulus atas dasar evaluasi terhadap stimulus tersebut. Respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu objek mungkin positif mungkin pula negatif, hal ini tergantung kepada evaluasi terhadap objek yang dimaksud, apakah sebagai objek yang penting atau tidak.

Contoh, seseorang memasuki toko buku yang didalamnya tersedia aneka macam macam jenis buku, bila orang tersebut mempunyai perilaku positif terhadap matematika, tentunya perilaku terhadap matematika yang dimiliki mensugesti orang tersebut dalam menentukan buku matematika atau buku yang lain selain buku matematika.

5. Keterampilan Motorik
Untuk mengetahui seseorang mempunyai kapabilitas keterampilan motorik, kita sanggup melihatnya dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelantrikn gerakan otot-otot, serta anggota tubuh yang diperlihatkan orang tersebut.

Kemampuan dalam mendemonstrasikan alat-alat peraga matematika merupakan salah satu pola tingkah laris kapabilitas ini. Contoh lain yang lebih sederhana contohnya kemampuan menggunakan penggaris, jangka, hingga kemampuan menggunakan alat-alat tadi untuk membagi sama panjang suatu garis lurus.

Kembali kita tekankan, semoga pemahaman ihwal teori mencar ilmu Gagne ini lebih kita pahami coba untuk kita praktekkan maka kelebihan dan kekurangan dari teori mencar ilmu akan lebih banyak kita peroleh.

Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013;

0 Response to "Mengenal Dasar-Dasar Teori Berguru Gagne"

Total Pageviews