Rasa Penasaran Aisyah dengan Valentine
Judul buku: Aisyah Putri ( My Pinky Moments)
Tahun terbit: 2006
Jumlah hal: 194 hal
Penerbit: PT. Lingkar Pena Kreativa
Di Roma kuno, 15 Februari ialah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan tuhan kesuburan, yg dilambangkan setengah telanjang dan berpakain kulit kambing. Sebagai pecahan dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada sang tuhan dan lalu Setelah minum anggur, mereka bakal lari-lari di jelajahan Kota Roma sembari membawa potongan –potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yg mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda bakal maju seCaranya sukarela sebab percaya bahwa dengan itu mereka bakal dikaruniai kesuburan dan sanggup melahirkan dengan mudah. SeCaranya harfiah valentine bukanlah budaya Indonesia apalagi Islam, dan perayaan valentine ialah haram hukumnya. Bakal tetapi sangat disayangkan di Indonesia pun masih banyak dewasa yg belum mengetahui hal tersebut, pun itu pemerintah berusaha semoga setiap sekolah memberi pengarahan kepada siswa-siswinya, sebab valentine juga yg mengakibatkan hubungan seks bebas dikalangan remaja.
Penerbit: PT. Lingkar Pena Kreativa
Di Roma kuno, 15 Februari ialah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan tuhan kesuburan, yg dilambangkan setengah telanjang dan berpakain kulit kambing. Sebagai pecahan dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada sang tuhan dan lalu Setelah minum anggur, mereka bakal lari-lari di jelajahan Kota Roma sembari membawa potongan –potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yg mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda bakal maju seCaranya sukarela sebab percaya bahwa dengan itu mereka bakal dikaruniai kesuburan dan sanggup melahirkan dengan mudah. SeCaranya harfiah valentine bukanlah budaya Indonesia apalagi Islam, dan perayaan valentine ialah haram hukumnya. Bakal tetapi sangat disayangkan di Indonesia pun masih banyak dewasa yg belum mengetahui hal tersebut, pun itu pemerintah berusaha semoga setiap sekolah memberi pengarahan kepada siswa-siswinya, sebab valentine juga yg mengakibatkan hubungan seks bebas dikalangan remaja.
Asma Nadia merupakan anak kedua dari pasangan Amin Usman yg berasal dari Aceh dan Maria Eri Susanti yg merupakan mualaf keturunan Tionghoa dari Medan. Ia memiliki seorang kakak berjulukan Helvy Tiana Rosa, dan seorang adik berjulukan Aeron Tomino. Mereka bertiga menekuni minat mereka menulis sebagaimana sang kakek dari pihak ayah yaitu Teuku Muhammad Usman El Muhammady.
Ia menikah dengan Isa Alamsyah yg juga seorang penulis. Dari ijab kabul tersebut, mereka dikaruniai dua anak yg berjulukan Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus. Anak mereka juga menekuni karier sebagai penulis. Asma tetap aktif mengirimkan tulisannya ke majalah Islam. Sebuah cerpennya yg berjudul Imut dan Koran Gondrong pernah meraih juara pertama Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) tingkat nasional yg diadakan majalah Aninda pada tahun 1994 dan 1995.
Selain menulis kisah fiksi, ia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya terdapat di album Bestari I (1996), Bestari II (1997), dan Bestari III (2003), Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Ilahi, dan Kaca Diri. Ia pernah mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darusalam, bengkel kerja kepenulisan novel yg diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera). Dari hasil aktivitas kepenulisan Mastera, ia menghasilkan novel yg berjudul Derai Sunyi.
Karya-karya lainnya yaitu: Salon Kepribadian, Derai Sunyi, novel yg menerima penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera), Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa yg diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta, Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen yg meraih Pena Award, Rembulan di Mata Ibu (2001), novel yg memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku dewasa terbaik nasional,, Dialog Dua Layar, novel yg memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002, 101 Dating: Jo dan Kas, novel yg meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005,Jangan Makara Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller,Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Tanah Suci yg disesuaikan menjadi film Emak Ingin Naik Haji dan sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah, Jilbab Traveler, Aisyah Putri, dan sebainya.
Buku novel My Pinky Moments ini sebuah novel karangan penulis populer Asma Nadia. Beliau telah banyak sekali mengarang buku novel serta cerpen. Semua buku-buku yg dikarangnya sangat anggun dan menarik, serta bercerita islami.
Puput dan keempat sahabat jilbabernya itu binggung, Mengapa orang-orang harus merayakan dan menganggap tanggal 14 february sebagai hari kasih sayang. Padahal hari kasih sayang itu tiba setiap hari. Kebinggungan itu jadi bertambah Saat Mr. Penyair mengirim surat kepada puput untuk tiba ke program valentine di sekolah. Pun begitu Aisyah tahu bahwa valentine tidak ada dalam Islam.
Tidak hanya itu, Elisa Keliru satu dari keempat jilbaber –seorang mantan model- diberi surat bahaya dari seseorang yg pernah menyakiti hatinya, mengancam bakal bunuh diri bersamanya. Tetapi sebab kesetiaan dari ke-3 jilbaber lainnya, dan derma dari keempat kakak Puput tersebut, Elisa hasilnya sanggup diselamatkan. Di dalamnya juga disuguhkan wacana kasih sayang antar anggota keluarga.Dia merasa perhatian kakak-kakaknya pudar Saat menyambut hari Valentine.
Aisyah Putri ialah anak bungsu dan memiliki empat orang kakak pria semua. yg pertama berjulukan Vincent,anak kedokteran yg keras banget belajar, beliau bertubuh tinggi kurus. Kedua berjulukan Harap, ia berkepala gundul dan suka Memakai aksesoris. Ketiga Hamka, andal banget dalam hal membongkar-bongkar barang elektronik rusak. yg keempat berjulukan Idwar atau Iid,suka memasak, beres-beres, serta hobi beladiri. Aisyah sangat mengasihi mamanya. Ia juga memiliki empat orang sahabat yaitu geng jilbaber yg terdiri dari Elisa, Linda, Retno,dan Icha.
Tema dalam novel ini disuguhkan dengan menarik, dimana penulis mengajarkan valentine bukanlah budaya Islam dan Indonesia, kalimatnya pun dibentuk kekinian tanpa ada rasa menggurui. Jika temanya menarik, maka sama halnya dengan alur yg dibentuk maju sehingga tidak membingungkan pembaca dan menciptakan penasaran. Latar berada di Ini dikisahkan di sekolah (hal 31, 35: “Aisyah dan Linda duduk di kantin. Menghadap ke lapangan basket sekolah.”), dirumah Aisyah (hal 1), di rumah Elisa,rumah Linda, rumah Icha, di mal. Suasana dan waktu dibentuk banyak sekali macam menyerupai kehidupan normal sehari-har, walaupun suasana diawal kisah duka tetapi kisah ini berakhir dengan kebahagiaan.
Karakter dalam novel ini dibentuk dengan terang dan menari sepert Aisyah Putri disini dibentuk dengan tabiat sangat ingin tau (hal 10, 11: Mengapa harus pink sih?), disini juga dijelaskan karakter-karakter lainnya menyerupai keempat kakak Aisyah, lewat penggambaran penceritaan eksklusif dibagian prolog (hal 2,3,4) menyerupai Keliru satunya mengutip “…. Hamka sering bikin Mama megap-megap . Soalnya doi sering eksperimen dengan banyak sekali peralatan elektronik.” Teman aisyah juga digambarkan terang karakternya (hal 38: “…. Icha memang sensi.” Dan masih banyak lainnya.
Sudut pandangnya Memakai sudut pandang orang ketiga pelaku utama (hal 35: “Aisyah dan Linda duduk di kantin. Menghadap ke lapangan basket sekolah.” Gaya bahasa dalam novel ini Memakai bahasa yg kekinian dewasa pada zamannya, bakal tetapi mungkin bagi beberapa orang kurang mengerti dengan bahasa abnormal yg terkandung dalam novel tersebut (hal 8: “Nggak mungkin ada pemuda yg mau ngasih cokelat ke kamu, Lin! Trully Impossible!” Banyak sekali pesan dan amanat yg terkandung dalam novel ini, terutama novel ini mengajarkan kita khususnya kaum dewasa semoga tidak mengikuti budaya barat yaitu merayakn hari valentine, yg jelas-jelas bukan dari budaya ketimuran kita di Indonesia ini. Novel ini juga memaparkan mengenai apa itu hari valentine, mengapa tidak boleh dalam agama yg dijelaskan dengan sejarah-sejarah dari banyak sekali macam sumber menyerupai pada halaman 177-180.
Banyak nilai-nilai yg terkandung dalam novel sebagai peljaran hidup yg baik yg digambarkan dengan terang menyerupai nilai moral yg terkandung sangatlah banyak menyerupai pada halaman 61, dimana abjad elisa mantan model yg tidak pernah sombong, bahkan Elisa alergi shopping. Nilai agama pun dalam novel ini sungguh kental menyerupai pada halaman 94 “tapi valentine kan gak Islami!”, nilai budaya pun tak luput dari perhatian menyerupai pada halaman 35 “Ini memang budaya luar, bukan budaya Islam, juga tradisi negeri sendiri”. Nilai sosial pun ada terkutip pada halaman 99 “PInoy berusaha sopan, meski hatinya deg-degan”.
Begitulah banyaknya pesan yg terkandung dalam Novel Aisyah Putri (My Pinky Moments) wacana bagaimana valentine yg masih membudaya di Indonesia padahal itu ialah budaya barat yg tak beradab. Bakal tetapi, novel ini juga menjelaskan sejarah-sejarah valentine yg suram semoga kita paham. Buku ini layak untuk dibaca, khususnya kalian kaum dewasa yg sedang pubertas, yg sedang mencari jati dirinya semoga tidak tersesat dijalan yg Keliru, dan terus mengikuti fatwa yg Haq dan budaya ketimuran yg kita miliki di tanah air ini.
biography source
0 Response to "Resensi Novel Aisyah Putri ( My Pinky Moments)"