Latest News

Sruktur Teks Eksplanasi



STRUKTUR TEKS EKPLANASI

Teks eksplanasi mempunyai struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibuat oleh bagian-bagian berikut.
A. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu sanggup terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya. Bagian ini disebut juga dengan pernyataan umum.
B. Penggambaran rangkaian insiden (explanation sequence), memerinci proses insiden yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
1. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun menurut urutan waktu.
2. Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun menurut hubungan alasannya akibat. 
Bagian ini disebut juga dengan gugusan penjelas.
C. Ulasan (review), berupa komentar atau evaluasi ihwal konsekuensi atas insiden yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini disebut juga dengan interpretasi. 





Contoh teks eksplanasi dan analisis strukturnya

Kebakaran Hutan



       Kebakaran hutan yaitu insiden di mana wilayah yang mempunyai banyak tumbuhan lebat (pohon), semak belukar, paku-pakuan, rumput, dan lain-lain atau yang dikenal hutan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktifitas pembakaran secara besar-besaran. Kebakaran hutan merupakan suatu keadaan dimana hutan di landa api sehingga memberi efek negatif maupun positif. Berdasarkan fakta yang ada efek negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi dari pada efek positifnya.

        Faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua macam yaitu faktor alam dan faktor manusia. Kebakaran hutan yang terjadi lantaran faktor alam sering disebabkan oleh trend kemarau berkepanjangan, sambaran petir dan acara vulkanik yang biasanya mengeluarkan lahar dan awan panas yang sanggup menjadikan terjadinya kebakaran. Kebakaran di bawah tanah (Ground Fire) juga termasuk faktor alam lantaran pada kawasan tanah gambut yang sanggup menyulut kebakaran diatas tanah pada dikala trend kemarau ketika cuaca sedang panas-panasnya.

       Kebakaran hutan di Indonesia, hampir 95 persen kebakaran hutan di sebabkan oleh ulah manusia. Faktor insan  sering kali dilakukan dengan unsur kesengajaan oleh insan menyerupai kelalaian membuang putung rokok, mengkremasi hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan atau tidak benar-benar mati dikala ditinggalkan, pembakaran sampah, dan banyak sekali kelalaian lainnya. Kebakaran jenis ini sering terjadi di hutan-hutan di gunung-gunung yang sering dikunjungi pecinta alam (pendaki gunung) di pulau Jawa menyerupai kebakaran hutan digunung sindoro pada september 2015.

       Kebakaran hutan berdamapak kegundulan hutan yang sanggup menjadikan tanah longsor dan banjir menerjang yang di karenakan kegundulan hutan.

       Kebakaran hutan selalu membawa kerusakan besar bagi lingkungan, ekosistem alam, dan korban manusia. Kerusakan lingkungan, contohnya kekeringan lantaran berkurangnya sumber daya air, pencemaran udara, dan emisi gas CO2 ke atnosfer yang menjadikan hujan asam. Kerusakan ekosistem alam, contohnya musnahnya satwa dan tumbuhan yang hidup didalam hutan. Kadangkala terjadi korban jiwa lantaran terinfeksi di susukan pernapasan dan biasanya terkena kanker paru-paru terutama untuk yang berusia  lanjut dan belum dewasa yang menghirup udara yang sudah terkontamisai oleh asap kebakaran hutan.
       Dengan kesadaran pribadi, kita harus menjaga hutan semoga tidak terjadi kebakaran. Kita sanggup mencegah kebakaran hutan dengan cara tidak membuang barang yang gampang terbakar di hutan (putung rokok), tidak mengkremasi hutan untuk pembukaan lahan dan segera mematikan api yang sudah tidak digunakan lagi. Dengan begitu kita telah ikut berpartisipsi melestarikan hutan.



Penjelasan

Paragraf pertama tersebut merupakan belahan identifikasi fenomena atau pernyataan umum.

Paragraf kedua hingga dengan kelima merupakan belahan penggambaran rangkaian insiden atau gugusan penjelas. Paragraf keenam merupakan belahan ulasan atau iterpretasi.


Rujukan

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Baca juga
1. Menelaah kebahasaan teks eksplanasi klik  /search?q=menelaah-ciri-kebahasaan-teks-eksplanasi
2. Menulis Teks Eksplanasi Klik  /search?q=menelaah-ciri-kebahasaan-teks-eksplanasi

0 Response to "Sruktur Teks Eksplanasi"

Total Pageviews