39. Cermatilah teks perundingan berikut!
Guru : “Kenapa kau sering kesiangan?”
Tono : “Maaf, Bu! Rumah saya jauh dan di jalan selalu terjebak kemacetan kemudian lintas.”
Guru : “Ya baik, Nak! Hari ini ibu maafkan, tetapi bantu-membantu sanggup kau siasati bagaimana caranya semoga kau tidak kesiangan. Pukul berapa kau berangkat dari rumah?”
Tono : “Pukul 06:00 pagi, Bu!”
Guru : “Nah, mulai besok dan seterusnya kau berangkat lebih pagi dari rumah, mungkin pukul 05.30 atau pukul 05.45 supaya kau di perjalanan tidak terjebak macet dan hingga ke sekolah lebih pagi.”
Tono : “ Baik Bu, akan saya usahakan, mulai besok saya akan berangkat dari rumah lebih pagi dari biasanya.”
Guru : “Bagus, Nak! Semoga kau berhasil.”
Hal yang disepakati sesuai dengan isi teks tersebut adalah . . .
A. Bentuk eksekusi untuk Tono jikalau beliau kesiangan lagi tiba di sekolah.
B. Bu Guru kesepakatan akan memberi pesan yang tersirat kepada Tono.
C. Jam masuk sekolah Tono ditambah dari biasanya.
D.Tono sepakat berangkat lebih pagi dari rumah.
E. Tono berusaha tiba lebih awal di sekolah.
Kunci jawaban: D
Teks tersebut di atas berisi negosiasi. Negosiasi yaitu bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda. Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menuntaskan perbedaan itu dengan berdialog. Isi teks di atas berisi langgar tawar (tawar-menawar) yang kemudian berujung pada kesepakatan.
Kesepakatan yang dicapai dalam teks tersebut ialah Tono sepakat berangkat lebih pagi dari rumah (opsi D). Kesepakatan tersebut terungkap pada dua kalimat obrolan yang terakhir pada teks.
Guru : “Nah, mulai besok dan seterusnya kau berangkat lebih pagi dari rumah, mungkin pukul 05.30 atau pukul 05.45 supaya kau di perjalanan tidak terjebak macet dan hingga ke sekolah lebih pagi.”
Tono : “ Baik Bu, akan saya usahakan, mulai besok saya akan berangkat dari rumah lebih pagi dari biasanya.”
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian Teks Negosiasi
Teks negosiasi ialah teks yang berisi tawar-menawar atau proses penetapan keputusan secara bersama antara beberapa pihak yang mempunyai kepentingan berbeda.
B. Fungsi Teks Negosiasi
Teks perundingan tergolong ke dalam bentuk teks diskusi (discussion). Di dalamnya membahas suatu gosip tertentu dengan disertai sejumlah argumen dari dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk mengompromikan atau menyepakati kepentingan-kepentingan yang berbeda. Kegiatan itu berisi langgar tawar yang kemudian berujung pada kesepakatan atau ketidaksepakatan.
Berikut contoh-contoh acara lainnya yang perlu diselesaikan melalui negosiasi:
a. jual beli barang, jasa;
b. penggajian karyawan;
c. penempatan tenaga kerja;
d. penyusunan program-program organisasi;
e. pembagian warisan;
f. sengketa rumah atau tanah;
g. pembangunan fasilitas-fasilitas umum;
h. penentuan calon wakil rakyat dalam suatu partai politik.
C. Struktur Teks Negosiasi
Secara umum teks perundingan dibuat oleh tiga bagian, yakni pembukaan, isi, dan penutup.
a. Pembukaan berisi pengenalan gosip atau sesuatu yang dianggap problem oleh salah satu pihak, contohnya undangan pulang lebih awal dari diklat sebab alasan lebaran.
b. Isi, berisi penganjuan, penawaran dan persetujuan berupa langgar tawar dari kedua belah pihak untuk mencari penyelesaian yang saling menguntungkan, hingga diperolehnya kesepakatan atau ketidaksepakatan. Di dalamnya mungkin terdapat argumen-argumen, termasuk penentangan dan sanggahan-sanggahan.
c. Penutup berisi persetujuan dan kesepakatan kedua belah pihak. Mungkin pula di dalamnya ada ucapan terima kasih, harapan, ataupun ungkapan lainnya sebagai penanda kepuasan ataupun ketidakpuasan.
Contoh teks negosiasi
Sansan : “Maaf, Bu. Bisa meminta waktu sebentar?”
Bu Lita : “Ada apa, ya, San?”
Sansan : “Saya ingin mengajukan cuti kerja.”
Bu Lita : “O, ya. Pasti sebab kehamilanmu itu, kan?”
Sansan : “Betul, Bu.”
Bu Lita : “Sudah berapa bulan kandungannya?”
Sansan : “Sudah delapan bulan, Bu.”
Bu Lita : “Kan, masih sebulan lagi. Nanti saja kalau sudah bersahabat waktunya lahir.”
Sansan : “Sudah terasa berat, Bu. Lagi pula untuk jaga-jaga, khawatir waktunya di luar dugaan.”
Bu Lita : “Begini saja, bagaimana kalau menunggu dua ahad lagi supaya nanti cutinya lebih panjang sesudah melahirkan? Sekarang bekerja dulu.Ya, bekerjanya jangan yang berat-berat. Pilih-pilih.”
Sansan : “Maaf, ya, Bu. Memang Ibu memberi waktu cutinya berapa lama?”
Bu Lita : “Tiga bulan. Cukup, kan?”
Sansan : “Iya, saya kira cukup. Mudah-mudahan selama itu, saya dan si bayi nanti sudah sehat dan berpengaruh lagi.”
Bu Lita : “Ya, tapi kini kau jangan dulu cuti. Nunggu dua ahad lagilah sebab memang Ibu sangat membutuhkan tenaga kamu. Jangan khawatir kecepetan lahir. Ibu juga sudah pengalaman dalam problem itu mah. Ibu, kan, sudah dua kali melahirkan.”
Sansan : “Mudah-mudahan, ya, Bu. Terima kasih atas kebaikan Ibu.”
Teks di atas merupakan suatu bentuk percakapan antara dua tokoh, yakni Sansan dan Bu Lita. Jika Anda perhatikan, di dalamnya terdapat tawar-menawar. Tokoh Sansan mengajukan penawaran, yakni meminta cuti kerja kepada majikannya, Bu Lita. Namun, Bu Lita tidak langsung menyetujui undangan karyawannya itu.Ia pun mengajukan penawaran, yakni meminta Sansan tidak pribadi cuti. Ia berharap dua ahad lagi, karyawannya itu tetap bekerja. Kemudian, ia akan memperlihatkan kesempatan cuti selama tiga bulan.
Dalam percakapan di atas, kesepakatan itu tercapai. Sansan, sebagai negosiator 1, memperoleh persetujuan untuk cuti selama tiga bulan walaupun berlaku dua ahad kemudian. Bu Lita pun,sebagai negosiator 2, terpenuhi kepentingannya sebab Sansan mau untuk bekerja selama dua ahad ke depan (Kosasih, 2014: 86)
0 Response to "Pembahasan Soal Un 2017/2018 Bahasa Indonesia Sma/Ma Nomor 39: Janji Dalam Teks Negosiasi"