Latest News

Tugas Administrasi Mutu Analisis Biaya Mutu

ANALISIS BIAYA MUTU

A.      MUTU

1.      Definisi Mutu

Mutu bila diterjemahkan ke dalam bahasa bisnis ialah kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi impian konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30 ) Definisi yg lebih rinci perihal mutu suatu produk dan jasa ialah Keseluruhan campuran karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, produksi, dan pemeliharaan yg membuat produk dan jasa yg digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan (Feigenbaum, 1983, Untuk menentukan dan mengevaluasi hingga tingkat mana produk atau jasa mendekati keseluruhan campuran karakteristik diatas, maka diharapkan adanya pengukuran mutu.
Mutu didefinisikan sebagai (fitness for use) kepuasaan guna yg lebih berorientasi pada konsumen, barang, jasa, keamanan, dan kenyamanan dalam mempergunakan serta sanggup memenuhi selera (Juran dan Gyrna, 1980, hal: 793). Bagi konsumen mutu berMakna kemudahan dalam mendapatkan barang, keamanan, dan kenyamanan dalam mempergunakannya serta sanggup memenuhi selera. Dari beberapa definisi diatas sanggup disimpulkan bahwa mutu ialah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi keperluan dan impian pelanggan. Sehubungan dengan hal ini, ada dua jenis mutu yaitu (Supriyono, 1994: 377):
a.      Mutu rancangan (Quality of Design) Adalah suatu fungsi aneka macam spesifikasi produk. Mutu rancangan yg lebih tinggi biasanya ditunjukkan oleh dua hal yaitu tingginya biaya pemanufakturan dan tingginya harga jual.
b.      Mutu kesesuaian (Quality of Conformance) Adalah suatu ukuran mengenai gimana suatu produk memenuhi semua spesifikasi, jikalau produk memenuhi semua spesifikasi rancanagn produk tersebut cocok digunakan. Dari dua jenis mutu di atas, mutu kesesuaian Musti mendapatkan tekanan yg lebih besar. Ketidaksesuaian untuk memenuhi persyaratan biasanya bakal mengakibatkan masalah yg lebih besar bagi perusahaan. Sehingga produk yg dihasilkan Musti sesuai dengan spesifikasi rancangan dan persyaratan. 



2.      Dimensi Mutu

Dimensi mutu sanggup dideskripsikan dengan impian pelanggan. Makara produk atau jasa ialah sesuatu yg memenuhi atau melebihi impian pelanggan dalam delapan dimensi yaitu (Hansen & Mowen,2000,
a.       Kinerja (Performance) Adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. 
b.      Estetika (Aesthetics) Berhubungan dengan penampilan wujud produk (contohnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, personalia, dan materi komunikasi yg berkaitan dengan jasa.
c.       Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (Serviceability) Berhubungan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
d.      Keunikan (Fatures) Menunjukkan karakteristik produk yg tidak sama setrik fungsional dari produk-produk sejenis.
e.      Reabilitas (Reliability) Berhubungan dengan probabilitas produk dan jasa menjalankan fungsi dimaksud dalam jangka waktu tertentu.
f.         Durabilitas (Durability) Menunjukkan umur manfaat dari fungsi produk.
g.       Tingkat Kesesuaian (Quality of Conformance) Menunjukkan ukuran mengenai apakah produk atau jasa telah memenuhi spesifikasinya.
h.      Pemanfaatan (Fitness For use) Menunjukkan kecocokan dari sebuah produk dalam menjalankan fungsi-fungsi segimana yg diiklankan. Produk yg mengandung cacat desain dan tidak sanggup berfungsi baik meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya cenderung bakal dikembalikan oleh konsumen lantaran bermasalah dalam segi pemanfaatannya 
3.      Unsur-unsur Mutu
Produk yg bermutu sanggup didefinisikan sebagai sifat-sifat yg mencirikan ketetapan produk tersebut yg sanggup digunakan. Konsumen bakal mendapatkan manfaat dari produk yg bermutu, sifat dan fungsi yg digunakan dalam menggunakan mutu produk disebut sifat mutu. Sifat mutu ditentukan oleh produsen dan termasuk standar mutu, tanpa memperhatikan keperluan-keperluan pemakainya maka sifat-sifat mutu ini tidak mencerminkan mutu produk yg sesungguhnya. Makna mutu sendiri sebetulnya mengandung beberapa unsur yg diharapkan oleh konsumen, yaitu (J.M. Juran, 1995, 45):


a.       Tahan usang
Pemakai mengharapkan supaya produk tersebut dari materi yg infinit dan tahan terhadap perubahan-perubahan sepanjang waktu
b.      Mudah dibuang
Produk yg sudah tidak sanggup dipergunakan hendaknya sanggup dibuang disembarang tempat, lantaran biaya pembuang merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan dalam membuat produk.
c.       Desain yg anggun
Desain produk Musti supaya dan membuat citarasa konsumen, ibarat halnya desain yg diperluas untuk mendapatkan kesan bermutu.
d.      Keunggulan dalam persaingan
Sebuah produk Musti unggul, baik dalam fungsi maupun desainnya disbanding produk-produk lain yg sejenis.
e.      Bernilai estetika
Produk itu Musti menarik panca indera dan Musti indah.
f.        Mempunyai keistimewaan
Konsumen menginginkan supaya produk yg digunakan tidak sama-beda dengan yg digunakan orang lain.
g.        Mudah dirawat
h.      Konsumen niscaya menginginkan supaya barang yg digunakan Mudah dirawat. Sebuah produk yg kurang Keliru satu dari unsur mutu tersebut tergolong bermutu rendah atau cacat. Ketiadaannya sanggup mengurangi nilai mutu sebuah produk, tapi keberadaannya tidak menjamin bahwa produk bakal memenangkan persaingan. Unsur-unsur tersebut diatas sanggup disebut faktor kualitas negatif. Unsur-unsur mutu yg sanggup dimasukkan sebagai sebuah produk yg unggul yg disebut faktor kualitas positf yaitu (Shigeru Mizuno, 1994: 7-8):
1)      Desain yg anggun
Desain Musti supaya dan Musti memikat cita rasa konsumen, ibarat halnya desain yg diperhalus untuk mendapatkan kesan berkualitas.
2)      Keunggulan dalam persaingan
Sebuah produk Musti unggul baik dalam fungsi maupun desainnya dibanding produk-produk lain yg sejenis.
3)      Daya tarik fisik
Produk tersebut Musti menarik panca indera apabila disentuh dan dirasakan, Musti dicap dengan baik dan Musti indah.
4)      Berbeda dan supaya
Bagi banyak produk, konsumen ingin mengetahui bahwa tidak ada orang lain yg mempunyai produk yg sama persis dengan yg ia miliki dan produk tersebut supaya.
4.      Faktor-faktor fundamental yg mempengaruhi mutu
Mutu produk dan jasa setrik pribadi dipengaruhi dalam sembilan bidang dasar, atau pada bidang yg sanggup dianggap sebagai “9M” yg mencakup (Feigenbaum, 1983, hal: 59-61):
a.      Market (Pasar)
Jumlah produk gres terus ditawarkan di pasar. Sebagian besar dari produk ini ialah hasil dari perkembangan teknologi-teknologi baru. Perusahaan Musti terus mencoba membuatkan produk gres sesuai dengan keinginan konsumen. Pasar menjadi sangat luas ruang lingkupnya setrik fungsional lebih terspesialisasi dalam barang dan jasa yg ditawarkan. Dengan demikian pasar menjadi lebih bersifat internasional. Akibatnya, bisnis Musti lebih fleksibel.
b.      Money (Uang)
Mutu mengakibatkan biaya yg lebih besar, lantaran persyaratan bakal mutu yg tinggi. Biaya yg tinggi menarik perhatian manajer untuk mengendalikan biaya, tetapi juga meningkatkan mutu, sehingga kerugian sanggup diturunkan dan keuntungan sanggup meningkat.
c.       Management (Manajemen)
Tanggung jawab mutu telah didistribusikan antara beberapa kelompok khusus. Tanggung jawab mutu bukan hanya menjadi tanggung jawab mandor dan teknisi produk, tetapi kepingan pemasaran, kepingan rekayasa, kepingan produksi, kepingan kendali mutu. setelah produk hingga kepada konsumen, mutu pelayanan menjadi sangat penting. Hal ini menambah beban manajemen puncak, mengingat dalam mengalokasikan tanggung jawab yg tepat untuk mengkoreksi penyimpangan dari standar mutu bukanlah hal yg mudah.

d.      Men (Manusia)
Spesialisasi membutuhkan tenaga hebat yg mempunyai pengetahuan khusus. Hal ini membuat ajakan bakal hebat teknik sistem yg bakal mengajak semua bidang setrik bahu-membahu untuk merencanakan, membuat, mengoperasikan aneka macam sistem yg bakal menjamin suatu hasil yg diinginkan.
e.      Motivation (Motivasi)
Karyawan memerlukan sesuatu yg memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan ratifikasi yg kreatif bahwa mereka setrik pribadi turut menawarkan sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Untuk itu perusahaan Musti melaksanakan pendidikan mutu dan komunikasi yg lebih baik perihal kesadaran mutu.
f.        Material (Bahan)
Para hebat teknik menentukan materi dengan batasan yg lebih ketat dan banyak menggunakan materi baru. Hal ini dikarenakan oleh biaya produksi persyaratan umum mutu.
g.      Machines and Mechanization (Mesin dan Mekanisasi)
Mutu yg baik menjadi sebuah faktor yg kritis dalam memelihara waktu kerja mesin supaya fasilitasnya sanggup dimanfaatkan sepenuhnya. Semakin besar perjuangan perusahaan untuk melaksanakan pemekanisasian dan otomatisasi untuk mencapai penurunan biaya, mutu yg baik menjadi semakin kritis, baik untuk membuat penurunan-penurunan ini menjadi nyata maupun untuk meningkatkan pekerja dan pemakaian mesin hingga ke nilai yg memuaskan.
h.      Modern Information Methods (Metode Informasi Modern)
Teknologi informasi menyediakan trik untuk mengendalikan mesin dan proses selama waktu pembuatan serta mengendalikan produk dan jasa bahkan setelah mereka hingga pada pelanggan. Dengan metode pemrosesan data yg gres dan yg setrik konstan menjadi lebih baik, menawarkan kemampuan untuk memanajemeni informasi yg lebih bermanfaat, lebih akurat, tepat waktu dan bersifat rWirid atau Bacaan yg mendasari keputusan-keputusan yg membimbing masa depan bisnis.

i.        Mounting Product Requtrement (Persyaratan Proses Produksi)
Kemajuan yg pesat mengakibatkan kerumitan dalam kerekayasaan rancangan dan memerlukan kendali yg jauh lebih ketat pada seluruh proses pembuatan, telah membuat hal-hal kecil yg sebelumnya terabaikan menjadi penting setrik potensial.

B.      BIAYA MUTU

a.      Definisi Kualifikasi Biaya Mutu.
Dalam perjuangan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan mutu dari suatu produk, perusahaan Musti mengeluarkan biaya yg disebut dengan biaya mutu. Biaya mutu ialah biaya yg timbul lantaran mungkin atau telah dihasilkan produk yg jelek mutunya (Hansen Mowen, 2000:7)..Biaya mutu Musti dikendalikan dengan tepat oleh suatu perusahaan, karna:
1)      Dengan meningkatnya biaya mutu maka hasil produksi bakal semakin rumit.
2)      Meningkatnya kesadaran bakal biaya daur hidup produk termasuk di dalamnya biaya pemeliharaan, tenaga kerja dan suku cadang.
3)      Adanya keperluan bakal insinyur dan pengelola mutu yg setrik efektif sanggup membeberkan biaya produksi dalam bahasa manajemen umum yaitu uang. supaya biaya mutu sanggup direncanakan, diukur dan dikendalikan, maka diharapkan sistem akuntansi biaya mutu yg kemudian disajikan dalam laporan biaya mutu. Laporan biaya mutu sanggup digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jangka pendek dan jangka panjang, serta untuk mengevaluasi perjuangan yg telah dilakukan manajemen dalam menjaga mutu produk. Biaya mutu sanggup diklasifikasikan menjadi empat jenis biaya yaitu:
a)      Biaya pencegahan (Prevention Cost) Adalah biaya yg terjadi untuk mencegah kerusakan produk atau jasa yg diproduksi. Jika terjadi kenaikan biaya pencegahan, maka perusahaan mengharapkan terjadi penurunan biaya kegagalan. Jadi biaya pencegahan terjadi dalam rangka untuk menurunkan jumlah unit atau jasa yg mengalami ketidaksesuaian.
b)      Biaya penilaian (Apprasial Cost) Adalah biaya yg terjadi untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan persyaratan mutu. Tujuan utama fungsi penilaian ialah untuk mencegah pengiriman barang-barang yg tidak sesuai persyaratan ke pelanggan.
c)      Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost) Adalah biaya yg terjadi lantaran produk atau jasa yg tidak sesuai persyaratan, terdeteksi sebelum produk atau jasa dikirimkan ke pelanggan.
d)      Biaya kegagalan eksternal (External Failure Cost) Adalah biaya yg terjadi lantaran produk dan jasa gagal menyesuaikan persyaratan-persyaratan yg diketahui setelah produk atau jasa tersebut dikirimkan ke pelanggan. Kegagalan ini ialah kegagalan yg tidak terdeteksi oleh aktivitas-aktivitas penilaian. Pada dasarnya biaya mutu sanggup dibedakan menjadi golongan menurut sifat terjadinya, yaitu biaya pengendalian (Cost of Control) yg mencakup biaya pencegahan serta biaya penilaian dan biaya kegagalan (Cost of Failure Control) yg mencakup biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Berikut ini bakal diuraikan unsur-unsur dari masing-masing kelompok biaya mutu diatas (Feigenbaum, 1983, hal:105-109):
·         Biaya Pencegahan
1)      Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu merupakan biaya yg berkaitan dengan waktu semua karyawan, baik yg ada di dalam fungsi mutu maupun di dalam fungsifungsi lain untuk merencanakan mutu yg diharapkan. Pengendalian mutu merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg dihabiskan untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan mutu lainnya, ibarat analisis mutu pra produksi, pemeriksaan, arahan atau mekanisme operasi untuk pengujian, dan
pengendalian proses.

2)      Kendali Proses
Kendali proses merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan semua karyawan untuk menelaah dan menganalisis proses produksi untuk menetapkan trik pengendalian, meningkatkan kemampuan proses yg ada dan untuk mengimplementasikan setrik efektif planning mutu serta mengawali dan memelihara kendali proses produksi.
3)   Perancangan dan Pengembangan Peralatan Informasi Mutu
Perancangan dan pengembangan peralatan informasi mutu merupakan biaya yg berkaitan dengan waktu yg digunakan untuk merancang dan menngembangkan pengukuran mutu produk dan proses, data, serta kendali.
4)      Pelatihan Mutu dan Pengembangan Tenaga Kerja Pelatihan mutu merupakan biaya pengembangan dan pengoperasian atrik formal training mutu pada seluruh operasi perusahaan, yg dirancang untuk melatih karyawan dalam hal pengertian dan penggunaan program-program dan teknik-teknik untuk pengendalian mutu, keterandalan dan keamanan.
5)      Verifikasi Rancangan Produk
Verifikasi rancangan produk merupakan biaya pengevaluasian produk pra produksi untuk menilik mutu, keterandalan dan keamanan rancangan.
6)      Pengembangan dan Manajemen Sistem
Pengembangan dan manajemen sistem merupakan biaya keseluruhan rekayasa sistem mutu, manajemen, dan sumbangan untuk pengembangan sistem mutu.
7)      Biaya-biaya pencegahan lainnya
Biaya-biaya ini merupakan biaya manajemen termasuk biaya organisasi mutu.




·         Biaya Penilaian
1)      Pengujian dan Pemeriksaan terhadap Bahan-Bahan yg dibeli
Pengujian dan investigasi terhadap bahan-bahan yg dibeli merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan oleh karyawan investigasi dan pengujian untuk mengevaluasi mutu bahan-bahan yg dibeli, termasuk biaya pemeriksa yg berkeliling ke pabrik-pabrik pemasok untuk mengevaluasi bahan-bahan yg bakal dibeli.
2)       Pengujian Laboratorium
Pengujian laboratorium merupakan biaya semua pengujian yg dilakukan oleh laboratorium untuk mengevaluasi mutu materi yg dibeli.

3)      Pemeriksaan
Pemeriksaan merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan karyawan investigasi untuk mengevaluasi mutu produk.
4)      Pengujian
Pengujian merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan oleh karyawan investigasi untuk mengevaluasi mutu produk di dalam pabrik dan biaya yg digunakan oleh karyawan pengawasan dan klerikal. Biaya ini tidak termasuk biaya investigasi materi yg dibeli, peralatan pengujian, utilitas, perkakas.
5)      Tenaga Pemeriksa
Tenaga pemeriksa merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan oleh para operator untuk menilik mutu pekerjaannya sendiri.
6)      Penyiapan Pengujian atau Pemeriksaan
Penyiapan pengujian atau investigasi merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan oleh karyawan untuk menyiapkan produk dan peralatan yg berkaitan dengan pengujian.

7)      Audit Mutu
Audit mutu merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan oleh karyawan untuk melaksanakan audit.
8)      Peninjauan Rekayasa dan Penyerahan Produk
Peninjauan rekayasa produk dan penyerahan pengiriman merupakan biaya yg dikaitkan dengan waktu yg digunakan insinyur produk yg meninjau kembali data pengujian dari investigasi sebelum penyerahan produk untuk dikirim.
9)      Pengujian Lapangan
Pengujian lapangan merupakan biaya yg ditanggung oleh departemen pada waktu diadakan pengujian lapangan terhadap produk di lokasi pelanggan sebelum penyerahan akhir.

·         Biaya Kegagalan Internal
1)      Scrap
Dengan maksud untuk mendapatkan biaya mutu yg terlibat, scrap merupakan kerugian yg diderita selama mencapai tingkat mutu yg disyaratkan. Biaya ini tidak menyertakan scrap yg terjadi lantaran alasan keuangan, kelebihan produk, dan perubahan rancangan produk.
2)      Rework
Rework merupakan bayaran suplemen yg diberikan kepada para operator untuk mencapai tingkat mutu yg disyaratkan, lantaran terjadi mutu yg kurang memenuhi syarat.
3)      Biaya Pengadaan Bahan
Biaya pengadaan materi merupakan biaya-biaya suplemen yg muncul pada waktu karyawan pengadaan materi menangani penolakan dan keluhan pada materi yg dibeli.
4)      Rekayasa Pabrik 
Merupakan biaya yg terjadi jikalau suatu komponen produk atau materi tidak sesuai dengan spesifikasi mutu, yg memerlukan peninjauan kembali kelayakan perubahan-perubahan spesifikasi produk.  

·         Biaya Kegagalan Eksternal
1)      Garansi
Merupakan semua biaya yg dikeluarkan untuk mengatasi keluhan lapangan yg spesifik dalam masa jaminan untuk penyelidikan, perbaikan, atau penggantian. 
2)      Keluhan di Luar Jaminan
Keluhan di luar jaminan merupakan semua biaya yg diterima untuk melaksanakan pembiasaan terhadap keluhan di lapangan yg spesifik setelah berakhirnya masa jaminan.
3)      Pelayanan Produk
Pelayanan produk merupakan semua biaya pelayanan produk yg diterima, baik yg setrik pribadi diakibatkan oleh pengoreksian ketidaksempurnaan atau pengujian khusus, maupun pengoreksian terhadap keganjilan yg bukan dikarenakan oleh keluhan di lapangan.
4)      Liabilitas Produk
Liabilitas produk merupakan biaya-biaya yg berkaitan dengan mutu, yg muncul sebagai akhir penilaian laibilitas yg berkaitan dengan kegagalan mutu.
5)      Penarikan Produk
Penarikan produk merupakan biaya-biaya yg berkaitan dengan mutu, yg muncul sebagai akhir dari penarikan produk atau komponen produk.

b.      Pengukuran Biaya Mutu

Biaya mutu diklasifikasikan sebagai biaya yg terlihat dan biaya yg tersembunyi. Biaya mutu yg terlihat (observable quality cost) ialah biaya yg disajikan dalam catatan akuntansi perusahaan. Biaya mutu yg tersembunyi (hidden cost) ialah biaya oportunitas yg terjadi lantaran mutu jelek. Biaya oportunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi lantaran kesulitan dalam pengukurannya. Dengan pengecualian pada biaya kehilangan penjualan, biaya ketidakpuasan pelanggan, dan biaya kehilangan pangsa pasar ialah sanggup terlihat dan dicatat dalam catatan akuntansi. Biaya  tersembunyi (hidden cost) pada umumnya berada dalam kategori produk gagal eksternal. Meskipun untuk mengestimasi biaya mutu tersembunyi (hidden cost) tersebut sulit, namun ada 3 metode yg sanggup disarankan untuk tujuan tersebut yaitu: Metode Pengganda Metode pengganda mengasumsikan bahwa total biaya produk gagal ialah beberapa kali lipat dari biaya produk gagal yg diukur.
1)      Metode Penelitian Pasar
Metode ini digunakan untuk menilai efek mutu yg jelek terhadap penjualan dan pangsa pasar.
2)      Manfaat Rugi Mutu Taguchi
Definisi tanpa cacat tradisional mengasumsikan bahwa biaya mutu yg tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yg menyimpang jauh dari batas spesifikasi atas dan bawah. Manfaat ini mengasumsikan bahwa setiap variasi dan sasaran dari karakteristik mutu bakal mengakibatkan biaya mutu yg tersembunyi. Selanjutnya biaya mutu tersebut meningkat setrik kuadrat pada dikala nilai faktual menyimpang dari nilai target.

c.       Pelaporan Biaya Mutu

Biaya mutu perlu dilaporkan supaya sanggup membantu manajemen dalam meningkatkan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sebagai contoh, jikalau perusahaan ingin melaksanakan perbaikan dalam hal mutu  produk, maka melalui laporan biaya mutu sanggup dianalisis apakah atrik tersebut perlu dilanjutkan atau tidak. Untuk itulah bentuk laporan biaya mutu disusun dengan trik yg memudahkan manajemen guna memanfaatkan informasi tersebut. Untuk sanggup menyajikan laporan biaya mutu Musti dimulai dengan membentuk suatu sistem yg memungkinkan, guna mengetahui informasi biaya mutu yg sesungguhnya terjadi diperusahaan. Ada dua trik pelaporan biaya mutu, yaitu:
1)      Laporan Biaya Mutu
Laporan biaya mutu (quality cost report) menyajikan informasi biaya mutu dengan trik menentukan setiap elemen biaya mutu dalam persentase penjualan. Manfaat pelaporan biaya mutu dalam persentase penjualan ialah supaya diketahui jumlah biaya mutu jikalau dibandingkan dengan penjualan, guna menentukan efek biaya mutu terhadap keuangan perusahaan, dan pelaporan tersebut sanggup digunakan untuk menilai apakah perusahaan masih mempunyai peluang untuk meningkatkan keuntungan dengan mengurangi biaya mutu. Dengan trik pelaporan ini, manajemen sanggup memantau proporsi masing-masing elemen biaya mutu yg terjadi, sehingga sanggup ditentukan komposisi optimalnya.
2)      Analisis Tren
Analisis tren membantu manajemen dalam memantau upaya perbaikan mutu dengan melihat perkembangan biaya mutu dari tahun ke tahun, sehingga memperlihatkan perbaikan yg telah dilakukan. Pelaporan ini menggunakan grafik yg memperlihatkan perkembangan persentase biaya mutu terhadap penjualan. Biaya mutu sanggup digambarkan setrik total maupun setrik per jenis biaya. Informasi perkembangan biaya mutu ini sangat penting untuk menentukan atrik perbaikan mutu yg telah dilakukan perusahaan terhadap biaya.  

d.      Konsep Biaya Mutu Efektif

Pengendalian biaya mutu efektif sanggup tercapai jikalau kenaikan biaya pengendalian diikuti dengan penurunan biaya kegagalan. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, maka perusahaan Musti setrik kontinyu meningkatkan usaha-usaha untuk mencegah dan mendeteksi ketidaksesuaian unit-unit produk yg tidak sesuai dengan persyaratannya. Pada kesannya suatu titik bakal dicapai yg memperlihatkan keseimbangan antara peningkatan biaya pengendalian dengan biaya kegagalan. setelah titik tersebut, peningkatan perjuangan pencegahan dan penilaian mengakibatkan biaya pengendalian lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Tanpa adanya perubahan teknologi, titik tersebut mencerminkan tingkat minimum biaya mutu total. Sebagai contoh, adanya peningkatan pengeluaran biaya pengendalian mengakibatkan biaya kegagalan lebih rendah. Hal ini dipandang logis, lantaran adanya peningkatan program-program untuk menjaga mutu produk ibarat perencanaan mutu, training mutu, dan inspeksi produk sanggup mengakibatkan penurunan produk yg tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan.   

C.      PENGENDALIAN BIAYA MUTU

1.      Pemilihan Standard Mutu
Dalam pemilihan standard mutu sanggup digunakan dua pendekatan, yaitu: pendekatan tradisional dan pendekatan kerusakan nol (Supriyono, 1994: 395-397)
a.      Pendekatan tradisional
Dalam pendekatan tradisional, standar mutu yg dianggap tepat ialah tingkat mutu yg sanggup diterima atau Acceptable Quality Level (AQL). AQL merupakan standar mutu yg sederhana yg mengijinkan kemungkinan terjadinya sejumlah tertentu produk rusak yg bakal diproduksi dan dijual.Biasanya AQL memperlihatkan status pengoperasian dikala ini, bukan apa yg mungkin dicapai jikalau perusahaan mempunyai atrik mutu yg unggul.
b.      Pendekatan Kerusakan Nol
Para pakar mutu menyarankan supaya ditentukan standar yg lebih masuk nalar untuk menghasilkan produk sesuai dengan yg diinginkan. Standar tersebut seringkali dinamakan dengan konsep kerusakan nol. Kerusakan nol ialah standar kinerja yg mengharuskan produk dan jasa yg diproduksi dan dijual sesuai dengan persyaratan-persyaratan. Kerusakan nol mencerminkan filosofi total quality control. Standar kerusakan nol merupakan standar yg mungkin saja tidak tercapai sepenuhnya, namun banyak bukti yg memperlihatkan bahwa standar tersebut sanggup dicapai dengan hasil yg mendekati ke standar yg ditentukan tersebut. Kerusakan sanggup dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan atau kurangnya perhatian. Kurangnya pengetahuan sanggup diatasi dengan training yg baik, sedangkan kurangnya perhatian diatasi dengan kepemimpinan yg lebih efektif. Perlu diperhatikan juga bahwa penerapan konsep kerusakan nol ini berMakna manajemen Musti berusaha mengeliminasi biaya-biaya kegagalan dan terus menerus mencari trik-trik gres supaya sanggup meningkatkan mutu

2.      Macam-Macam Laporan Kinerja Mutu

Pelaporan biaya mutu masih kurang cukup untuk menjamin bahwa biaya-biaya mutu tersebut sudah terkendali. Pengendalian yg baik mensyaratkan standar dan ukuran atas biaya sesungguhnya, sehingga kinerja perusahaan sanggup diukur dan tindakan perbaikan sanggup dilakukan jikalau diperlukan. Laporan kinerja mutu mempunyai dua kepingan penting, yaitu biaya sesungguhnya dan biaya standar (biaya yg diharapkan). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar perlu dievaluasi untuk menentukan kinerja yg telah dilakukan perusahaan. Laporan tersebut menawarkan umpan balik dan membantu tindakan koreksi jikalau diperlukan.  Ada 4 jenis laporan kinerja mutu yg mengukur kemajuan penyempurnaan mutu, yaitu:

a)      Laporan Kinerja Mutu Interim

Laporan ini memperlihatkan kemajuan yg bekerjasama dengan standar atau sasaran periode sekarang. Laporan tersebut mengukur kemajuan relatif yg dicapai dengan tingkat kemajuan yg dicapai dalam periode tersebut. 

b)      Laporan Kinerja Mutu Satu Periode

Laporan ini memperlihatkan kemajuan yg bekerjasama dengan kinerja mutu terakhir. Laporan kinerja mutu satu periode membandingkan kinerja tahun ini dengan biaya mutu sesungguhnya terjadi periode tahun sebelumnya.

c)      Laporan Tren Periode Ganda

Laporan ini memperlihatkan kemajuan semenjak awal mulai atrik penyempurnaan mutu. Laporan tren periode ganda menggambarkan perubahan mutu dari semenjak awal pertama kali atrik tersebut dilaksanakan hingga periode terakhir. Laporan ini biasanya disajikan dalam sebuah grafik. Sumbu vertikal menggambarkan biaya mutu dalam persentase penjualan, sumbu horizontal memperlihatkan tahun-tahun penerapan atrik mutu. 

d)      Laporan Kinerja Mutu Jangka Panjang

Laporan ini memperlihatkan kemajuan yg bekerjasama dengan standar atau sasaran jangka panjang. Laporan kinerja mutu jangka panjang membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yg diharapkan, jikalau standar kerusakan nol tercapai dengan anggapan penjualan sama dengan penjualan periode sekarang. Biaya mutu yg ditargetkan pada laporan ini ialah sebesar 2,5% dari penjualan.












Tabel 1.1  Elemen Biaya Mutu

PT .
Kinerja Standar Interim:
Biaya Mutu Tahun 1993
Kelompok
Biaya Mutu Sesungguhnya
Biaya Mutu Dianggarkan
Selisih
Biaya Pencegahan:      Biaya tetap      Pelatihan mutu      Perekayasaan mutu      Jumlah

Biaya Penilaian:
 Biaya Tetap:
Inspeksi materi Penerimaan produk Penerimaan proses Jumlah

Kegagalan Internal: Biaya Variabel:
Sisa
Pengerjaan kembali
Jumlah

Kegagalan Eksternal:
 Biaya Tetap:
Keluhan pelanggan Biaya Variabel:
Garansi (jaminan) Reparasi
Jumlah
Jumlah biaya mutu Persentase dari penjualan ##

Keterangan:
#  Anggaran fleksibel berdasar penjualan sesungguhnya
##  Penjualan sesungguhnya Rp  5.000.000,00

Rp 90.000,00             120.000,00
Rp    210.000,00



Rp 40.000,00            20.000,00            60.000,00
Rp    120.000,00



Rp  90.000,00            60.000,00
Rp    150.000,00



Rp      50.000,00

40.000,00            30.000,00
Rp    120.000,00
Rp    600.000,00
0,12%

Rp      80.000,00           120.000,00
 Rp    200.000,00



Rp      56.000,00            30.000,00            54.000,00
Rp    140.000,00



Rp      78.000,00            63.000,00 
Rp    141.000,00



Rp      50.000,00

30.000,00             35.000,00
Rp    115.000,00
Rp    596.000,00
11,92%

Rp     10.000,00  R
0         
Rp     10.000,00  L



Rp     16.000,00  L  
Rp     10.000,00  L  
Rp       6.000,00  R  
Rp     20.000,00  L



Rp 12.000,00  R               3.000,00  L  
Rp  9.000,00  R



  Rp       0

10.000,00  R               5.000,00  L
Rp 5.000,00  R
Rp 4.000,00  R
0,08% R
Sumber: R.A. Supriyono, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, Yogyakarta : BPPE, 1994, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, hal 404

PT .a Laporan Kinerja:
Biaya Mutu, Trend satu Tahun
Tahun 1993
Kelompok
Biaya Mutu Sesungguhnya 1993
Biaya Mutu # Dianggarkan  1992
Selisih
Biaya Pencegahan:      Biaya tetap     
Pelatihan mutu      Perekayasaan mutu      Jumlah

Biaya Penilaian:      Biaya Tetap:     
Inspeksi bahan      Penerimaan produk      Penerimaan proses      Jumlah



Kegagalan Internal:      Biaya Variabel:     
 Sisa     
Pengerjaan kembali      Jumlah

Kegagalan Eksternal:      Biaya Tetap:    
 Keluhan pelanggan      Biaya Variabel:      Garansi (jaminan)      Reparasi     
Jumlah     
Jumlah biaya mutu Persentase dari penjualan 

Keterangan: #  Penjualan sesungguhnya untuk tahun1992 dan tahun 1993 besarnya sama yaitu Rp 5.000.000,00




Rp      90.000,00          120.000,00 
Rp    210.000,00



Rp      40.000,00            20.000,00            60.000,00 Rp    120.000,00





Rp      90.000,00            60.000,00 
Rp    150.000,00    



Rp      50.000,00

40.000,00            30.000,00
Rp    120.000,00
Rp    600.000,00
12%


Rp      92.000,00           200.000,00
 Rp    292.000,00



Rp      62.500,00            38.300,00            62.400,00
Rp    163.200,00





Rp      86.000,00
 Rp      70.000,00 Rp    156.000,00



Rp      66.000,00

36.000,00             32.800,00
Rp    134.800,00
Rp    746.000,00
14.92%


Rp       2.000,00         80.000,00 
Rp     82.000,00  



Rp     22.500,00    
Rp     18.300,00    
Rp       2.400,00    
Rp     43.200,00  





Rp       4.000,00               10.000,00    
Rp       6.000,00  



  Rp      16.000,00

4.000,00                  2.800,00
Rp      14.800,00
Rp    146.000,00
2,92%

 #pengendalianmutu



Sumber: R.A. Supriyono, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, Yogyakarta : BPPE, 1994, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, hal 406.
Tahun
Biaya pencegahan
Biaya penilaian
Biaya kegagalan internal
Biaya kegagalan eksternal
1989
6.00%
4,50%
4,50%
6.00%
1990
6,00%
4.00%
3,50%
4,50%
1991
5,80%
3,60%
3,20%
3,40%
1992
5,60%
3,42%
3,30%
2.60%
1993
4,20%
2,50%
3,00%
2,30%

0 Response to "Tugas Administrasi Mutu Analisis Biaya Mutu"

Total Pageviews