Latest News

Struktur Sosial Dan Mobilitas Sosial

A. STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial yaitu cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang sanggup diprediksi melalui teladan sikap berulang-ulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut
Struktur sosial mempunyai empat element dasar:
1. Status sosial
2. Peran sosial
3. Kelompok
4. Institusi atau lembaga
Para andal teori interaksionis menekankan bahwa sikap sosial kita dikondisikan oleh peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan institusi mana kita berfungsi

Status Sosial dan Peran
Adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. . Status dilihat dari proses terjadinya dibedakan menjadi:
a. Ascribed Status (Status jawaban kelahiran)
b. Achieved Status (Status yang diperjuangkan)
c. Assigned Status (Status yang dianugerahkan)
Status selalu diikuti oleh peran. Peran yaitu pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan statusnya atau seperangkat cita-cita terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status tertentu

Secara sederhana ketidaksamaan dalam masyarakat terjadi jawaban beberpa faktor antara lain ras, agama, gender, kiprah dan status, kelas sosial, kelompok, pendidikan dan lain-lain. Secara umum, perbedaan sosial sanggup dibedakan menjadi dua
1. Secara horisontal, diferensiasi, yaitu pembedaan yang dikaitkan dengan interaksi tetapi tidak memperlihatkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah
2. Secara vertikal, stratifikasi, yaitu perbedaan sosial yang menunukkan adanya tingkatan yang berbeda dalam masyarakat


B. DIFERENSIASI SOSIAL

Diferensiasi sosial yaitu proses penempatan orang-orang dalam banyak sekali kategori sosial yang berbeda, yang didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diciptakan secara sosial. Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi yaitu variasi pekerjaan prestise, kekuasaan kelompok dalam masyarakat yang dikaitkan dengan interaksi atau jawaban umum dari proses interaksi sosial yang lain
Diferensiasi sosial terjadi sebab perbedaan ciri fisik dan ciri sosial dan ciri budaya
Beberapa wujud diferensiasi sosial adalah:
1. Ras 5. Jenis kelamin
2. Etnik 6. Klan (kelompok kekerabatan berdasarkan garis
3. Agama dan kepercayaan keturunan)
4. Profesi 7. Suku Bangsa
Ada empat hal mendasar yang merupakan persamaan antara suku-suku bangsa di Indonesia, yaitu:
1. kehidupan sosialnya berdasarkan atas kekeluargaan
2. terdapat sistem pemilikan tanah
3. mempunyai aturan adat
4. kekerabatan, adab perkawinan serta komplotan masyarakat



C. STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial yaitu perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memperlihatkan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul sebab adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Menurut Pitirim Sorokin, sistem stratifikasi yaitu pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas – kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah. Sedangkan berdasarkan Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial yaitu pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui serangkain usaha perjuangan.

Stratifikasi sosial yang diperoleh secara alami yaitu:
1. stratifikasi sosial berdasakan usia
2. stratifikasi sosial sebab senioritas
3. stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin
4. stratifikasi sosial berdasarkan sistem kekerabatan 
5. stratifikasi sosial berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu

Stratifikasi sosial berdasarkan status yang diperoleh melalui usaha-usaha tertentu yaitu:
1. stratifikasi dalam bidang pendidikan
2. stratifikasi dalam bidang pekerjaan
3. stratifikasi dalam bidang ekonomi (klas sosial)

Faktor-faktor yang menghipnotis stratifikasi sosial:
1. kekayaan (materi)
2. kekuasaan (power)
3. kehormatan/kebangsawanan
4. tingkat pendidikan (pengetahuan)

Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial di masyarakat ada dua:
1. Stratifikasi terbuka
Yaitu sistem stratifikasi yang memperlihatkan kesempatan kepada seseornag untuk berusaha dengan kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu. Sistem ini terjadi karena:
- perbedaan ras dan sistem nilai
- pembagian kiprah (spesialisasi)
- kelangkaan hak dan kewajiban
2. Stratifikasi tertutup
Yaitu adanya pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain. 
3. Stratifikasi sosial campuran

Bentuk – bentuk stratifikasi yang ada di masyarakat antara lain
1. Sistem Kasta 
Sistem kasta mempunyai ciri-ciri : keanggotaan berdasar keturunan, keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup, perkawinan endogami, korelasi dengan kelompok sosial lain terbatas, pembiasaan diri ketat pada norma-norma kasta, diikat oleh kedudukan yang sudah ditetapkan secara tradisional, prestise kasta dijaga, kasta yang lebih rendah dikendalikan oleh kasta yang lebih tinggi.
2. Sistem Kelas Sosial, yaitu berdasarkan pada status yang diusahakan
3. Sistem Feodal, yaitu berdasarkan kepemilikan tanah, raja, bangsawan, ksatria dan petani. 
Berdasarkan kepemilikan tanah, masyarakat sanggup dikategorikan menjadi empat golongan yaitu:
a. pemilik atau tuan tanah atau bangsawan
b. pemilik dan penggarap
c. penyakap (penggarap tanah bagi hasil datau sewa)
d. buruh tani

4. Sistem Apartheid, yaitu berdasarkan warna kulit

Fungsi stratifikasi sosial yaitu sebagai berikut:
1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, menyerupai memilih penghasilan, tingkat kekayaan, wewenang pada jabatan
2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan, contohnya pada seseorang yang mendapatkan anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan
3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan
4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, menyerupai tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah
5. Tingkat gampang tidaknya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat

Pelapisan sosial dalam masyarakat terjadi pada bidang:
1. ekonomi , yaitu menjadi kelas atas, menengah dan bawah
2. status sosial, yaitu berkaitan dengan kedudukannya di masyarakat
3. politik, yaitu berdasarkan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki seseorang

Menurut Mac Iver tiga teladan umum sistem pelapisan kekuasaan yaitu:
1. Tipe Kasta
Adalah sistem pelapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku dimana hampir tidak terjadi mobilitas vertikal antar lapisan. Pelapisan sosial terdiri dari (dari puncak) penguasa tertinggi yaitu bangsawan, tentara dan pendeta. Lapisan kedua yaitu para tukang, nelayan, petani dan buruh dan lapiran ketiga diisi oleh para budak
2. Tipe Oligarkis
Adalah sistem pelapisan kekuasaan yang masih mempunyai garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama kesempatan untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Lapisan atas terdiri dari raja, pegawai tinggi, pengusaha, pengacara. Lapisan kedua terdiri dari tukang, petani dan pedagang. Lapisan ketiga terdiri dari buruh tani dan budak
3. Tipe Demokratis
Adalah tipe kekuasaan yang memperlihatkan kenyataan akan aanya garis pemisah antara laipsan yang bersifat fleksibel. Kedudukan seseorang ditentukan oleh kemampuan dan kadang faktor keberuntungan. Lapisan atas terdiri dari pemimpin parpol, pimpinan organisasi besar, orang-orang kaya. Lapisan menengah terdiri dari pejabat administrasi, kelas atas dasar keahlian, petani dan pedagang. Lapisan terakhir terdiri dari pekerja-pekerja dan petani rendahan

Pada masyarakat pedesaan (Jawa) maka sistem pelapisan sosialnya adalah:
1. lapisan pertama yaitu golongan priyayi, yaitu pegawai pemerintahan di desa atau pimpinan formal di desa
2. golongan kuli kenceng, yaitu pemilik sawah yang juga sebagai pedagang perantara
3. golongan kuli gundul, yaitu penggarap sawah dengan sistem sewa
4. kuli karang kopek, yaitu buruh tani yang hanya mempunyai rumah dan pekarangan saja tetapi tidak punya tanah pertanian sendir
5. indung tlosor yaitu kelas buruh tani, tidak punya rumah dan tanah pekarangan

Pelapisan sosial pada masa kolonial yaitu sebagai berikut:
1. Golongan Eropa (orang Belanda, Portugis, Perancis)
2. Golongan Timur Asing (orang Cina, Arab, India)
3. Golongan bumiputera 


D. KONSEKUENSI BENTUK STRUKTUR TERHADAP KONFLIK DAN INTEGRASI

1. Konsekuensi Diferensiasi 
Interseksi 
Sifat korelasi antara ras, suku bangsa dan agama disebut proses interseksi atau persilangan, artinya anggota kelompok sosial tertentu termasuk jug anggota kelompok sosial yang memungkinkan anggota masyarakat mempunyai keberagaman sifat yang berdasarkan ras, suku bangsa dan agama. Interseksi mempunyai jawaban terhadap kemajemukan masyarakat yaitu:
- meningkatkan solidaritas antar anggota suatu kelompok sosial
- mengakibatkan konflik kalau perbedaan-perbedaan semakin tajam
Saluran-saluran interseksi di Indonesia adalah
- korelasi ekonomi, contohnya perdagangan, perindustrian
- korelasi sosial, contohnya perkawinan, pendidikan
- korelasi politik, contohnya partai

Konsolidasi
Adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yangberbeda dalam satu kelompok melalui tumpang tindih keanggotaan.Misalnya Suku Melayu identik dengan agama Islam, orang Bali identik dengan agama Hindu. Adanya konsolidasi berdampak:
- memperkuat rasa persatuan antara komponen
- penguatan kelompok lain akan mengakibatkan kecurigaan yang memicu terjadinya konflik

Mutual akulturasi
Adalah suatu proses interseksi yang berjalan terus menerus sehingga mengakibatkan rasa saling menyukai budaya kelompok lain sehingga sadar atau tidak, individu-individu di dalam masayrakat tersebut akan mengikuti dan memakai kebudayaan lain tersebut. Arah dari mutual akulturasi ini yaitu terjadinya integrasi

Premordialisme
Diartikan sebagai ikatan-ikatan dalam masyarakat yang bersifat keaslian. Sifat keaslian ini contohnya berdasarkan kesukuan, kekerabatan dan kelompok-kelompok tertentu yang bersifat tradisional. Premordialisme sanggup diartikan pula keterikatan terhadap kawasan asal. Seseorang yang menjadi anggota kelompok menyebut dirinya sebagai ”in group’ dan orang lain di luar kelompoknya sebagai ”out group”. Dan keterikatan terhadap kelompoknya atau ingroup feeling ditunjukkan dengan adanya saling membantu dan saling menghormati. Hal tersebut mengakibatkan solidaritas dan kesetiaan terhadap kelompok.

Politik Aliran
Sifat etnosentrisme, berdasarkan Sumner yaitu anggota in-group menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk kelompoknya yaitu yang terbaik, paling istimewa dan paling hebat. Sifat etnosentrisme bermula dari perasaan premodial yang kemudian meluas dan berkembang termasuk diantaranya politik aliran. Politik pedoman yaitu politik yang mementingkan pandangan atau cara berfikir kelompok tertentu yang sangat bertentangan dengan politik demokrasi 

2 .Konsekuensi Stratifikasi Sosial

Akibat dari sistem stratifikasi sosial yaitu adanya perbedaan-perbedaan sikap individu atau kelompok yang berada di dalamnya, antara lain sebagai berikut:
a. cara berbusana
b. berbahasa dan gaya bahasa
c. teladan komunikasi nonverbal
d. penyebutan gelar, pangkat, atau jabatan
e. seragam yang dipakai
f. tipe atau bentuk dan letak pemukiman
g. kegiatan rekreasi, olah raga, kegemaran dan penggunaan waktu luang
f. selera makan
Perbedaan sikap individu pada kelas-kelas sosial tertentu, selain mempunyai tujuan yang aktual juga mempunyai tujuan yang lain yaitu memperlihatkan kedudukan seeorang di dalam masyarakat. Jika pembedaan ini terlalu tajam maka akan mengakibatkan kesenjangan sosial sehingga melahirkan kecemburuan sosial dan pada akibatnya konflik atau disintegrasi.

Aspek-aspek kehidupan sosial masyarakat yang dipengaruhi oleh diferensiasi, stratifikasi dan kesempatan hidup yaitu sebagai berikut:
a. kesehatan
b. pendidikan
c. cita-cita hidup
d. keadilan sosial


3. Konflik
Suatu proses antara dua pihak yang saling berusaha menyingkirkan dengan cara menghancurkan atau membuat pihak lain tidak berdaya. Menurut Soerjono Soekanto, menyebutkan konflik sebagai kontradiksi atau pertikaian, yaitu suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai dengan bahaya dan atau kekerasan. Konflik sanggup berdampak:
- meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain
- keretakan korelasi antara anggota kelompok
- perubahan kepribadian pada individu
- kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
- akomodasi, dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
Bentuk-bentuk konflik sanggup berupa: 
a. kontradiksi pribadi
b. kontradiksi rasial
c. kontradiksi antar kelas sosial
d. kontradiksi politik
e. kontradiksi internasional

Faktor-faktor Penyebab Suatu Konflik
a. perbedaan individu
b. perbedaan latar belakang budaya
c. perbedaan kepentingan
d. perubahan-perubahan nilai yang cepat

Menurut De Moor, dalam suatu sistem sosial konflik terjadi kalau para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan (nilai-nilai) yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran. Menurut Dharendorf pembagian konflik di masyarakat ada lima:
a. konflik antara atau dalam kiprah sosial, contohnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi
b. konflik antara kelompok-kelompok sosial
c. konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir
d. konflik antara satuan nasional, contohnya partai politik, antara negara-negara atau organisasi –organisasi internasional

Segi positif konflik adalah:
a. memperjelas aspek-aspek kehidupan
b. menungkinkan adanya pembiasaan kembali norma-norma dan nilai-nilai
c. jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
d. membantu menghidupkan kembali norma-norma usang dan membuat norma- norma-norma baru

4. Kekerasan
Konflik yang tidak terkendali akan mengarah pada kekerasan (violent). Namun dipahami bahwa konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan merupakan konflik-konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai sosial yang ada sehingga berwujud pada tindakan merusak (destruktif). Kekerasan tidak akan muncul apabila kelompok yang saling bertentangan bisa memenuhi 3 macam prasyarat:
1. Masing-masing kelompok yang terlibat konflik menyadari akan situasi konflik antara mereka
2. Pengendalian konflik tersebut hanya mungkin dilakukan apabila banyak sekali kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisasi dengan terang sehingga gampang untuk dikendalikan
3. Setiap kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu, suatu hal yang akan memungkinkan hubungan-hubungan sosial diantara mereka menemukan suatu teladan tertentu. Aturan main ini pada saatnya akan menjamin keberlangsungan hidup kelompok-kelompok itu sendiri.

Apabila syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi kelompok-kelompok yang berkonflik maka tanpa diduga sebelumnya akan meledak dalam bentuk kekerasan. Konflik sosial tidak akan bermetamorfosis kekerasan apabila terjadi pengendalian kelompok yang berkonflik dengan cara yang baik. Ada tiga bentuk pengendalian konflik sosial:
a. konsiliasi
b. mediasi 
c. arbitrasi

Teori-Teori Kekerasan
a. Teori Faktor Individual
Menurut beberapa andal , setiap sikap kelompok , termasuk kekerasan, huru hara dan tetorisme selalu berawal dari individu
b. Teori Faktor Kelompok
Teori ini berawal dari individu membentuk kelompok dan tiap kelompok mempunyai identitas kelompok. Identitas kelompok yang sering dijadikan alasan pemicu kerusuhan yaitu identitas rasial atau etnik. Konflik rasial diatas bermuara pada problem lainnya yaitu ketidakadilan, minoritas-mayoritas dan sebagainya
c. Teori Dinamika Kelompok
Teori Deprivasi Relatif, yaitu membandingkan antara cita-cita dan kenyataan. Misalnya perkara Freeport. Adanya PT Freeport di Papua mengakibatkan kedatangan orang luar Papua termasuk orang abnormal dengan kehidupan yang lebih canggih.Melihat kecanggihan para pendatang para penduduk lokal merasa sangat tertinggal sehingga sering melaksanakan perlawanan terhadap pendatang dan pegawapemerintah keamanan.
Teori Kerusuhan Massa. Munculnya teori ini sebab teori Deprivasi Relatif tidak menjelaskan tahapan-tahapan yang terjadi sehingga pecahnya kekerasan. N.J. Smelser menjelaskan tahapan-tahapan terjadinya kekerasan sebagai berikut
1) situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kerusuhan jawaban struktur sosial tertentu
2) kejengkelan atau tekanan sosial
3) berkembangnya prasangka kebencian yang meluas terhadap suatu target tertentu
4) mobilisasi massa untuk beraksi
5) kontrol sosial
d. Teori Alternatif
Teori Lingkungan Sosial menyatakan bahwa kerusuhan berawal dari lingkungan fisik yang tidak kondusif
Teori Individu berdasarkan MacPail, kerusuhan massal atau kekerasan hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja yaitu orang-orang yang memperoleh anonimitas, rasa aman, kekuasaan dan laba dari kerusuhan itu serta tidak merasa bertanggung jawab atas perilakunya dalam kerusuhan itu
Teori Ideologi menyatakan kekerasan dilakukan oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai ideologi yang berbeda. Jika kelompok kecil merasa tidak ada wadah untuk menyalurkan kiprah sertanya dalam kelompok yang lebih luas, maka akan berpotensi menjadi tindak kekerasan atau kekacauan


5. Integrasi Sosial
Integrasi mengandung dua pengetian, yaitu pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu sistem sosial dan membuat suatu keseluruhan atau menyatukan unsur-unsur tertentu,khususnya dalam suatu masyarakat yang beranekaragam. Makara integrasi sosial yaitu proses pembiasaan di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut pandangan fungsionalisme struktural, sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut. Pertama, suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus diantara sebagian besar anggota masyarakat perihal nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Kedua, masyarakat terintegrasi sebab banyak sekali anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari banyak sekali kesatuan sosial (cross-cutting affiliations). Setiap konflik akan segera dinetralkan dengan adanya loyalitas ganda dari para anggota masyarakat terhadap banyak sekali kesatuan sosial
Para penganut teori konflik berpandangan bahwa suatu masyarakat terintegrasi atas dasar paksaan (coercion) dari suatu kelompok atau satuan sosial yang secara umum dikuasai terhadap kelompok atau satuan sosial yang lain

Faktor-faktor pendorong integrasi sosial antara lain:
a. homogenitas kelompok
b. besar kecilnya kelompok
c. mobilitas geografi
d. efektivitas dan efesiensi komunikasi

Bentuk-bentuk integrasi sanggup berupa asimilasi atau akulturasi

6. Mobilitas Sosial
Mobilitas Sosial yaitu gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya secara vertikal atau horisontal. 

Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial horisontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kedudukan ke kedudukan lain yang sederajat. 
Mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya daru suatu kedudukan ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat, sanggup mobilitas sosial vertikal naik (social climbing) atau mobilitas sosial turun (social singking).
Mobilitas sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk utama
a. masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
b. membentuk kelompok baru
Mobilitas sosial vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama
a. turunnya kedudukan
b. turunnya derajat kelompok
Mobilitas Antargenerasi yaitu mobilitas yang ditandai dengan perkembangan taraf hidup naik atau turun dalam suatu generasi. Pada mobilitas antargenerasi mustahil terjadi mobilitas horisontal sebab berarti tidak terjadi perubahan pada taraf hidup
Mobilitas Intragenerasi yaitu peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama. Misalnya perjaka angkatan sembilan puluh mempunyai kesempatan untuk menyebarkan iptek sebab hidup di tengah industrialisasi
Gerak Sosial Geografis yaitu perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan yang lain menyerupai transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
a. Perubahan kondisi sosial
b. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
c. Komunikasi yang bebas
d. Pembagian kerja
e. Tingkat vertilitas yang berbeda
f. Situasi politik

Beberapa cara yang digunakan untuk gerak ke atas dalam mobilitas yaitu perubahan standar hidup, perubahan tempat tinggal, perubahan tingkah laku, perubahan nama, perkawinan dan bergabung dengan asosiasi tertentu

Saluran – Saluran Mobilitas Sosial (Social Circulation)
a. Angkatan Bersenjata
b. Lembaga-lembaga keagamaan
c. Lembaga pendidikan (dianggap sebagai social elevator)
d. Organisasi politik
e. Organisasi Ekonomi
f. Organisasi keahlian
g. Saluran Perkawinan

Adanya mobilitas sosialdapat menyebabkan 
a. konflik antarkelas
b. konflik antarkelompok sosial
c. konflik antargenerasi
d. pembiasaan (akomodasi)

0 Response to "Struktur Sosial Dan Mobilitas Sosial"

Total Pageviews