Sobat,
Senang dong kalo kita punya sahabat yang sanggup jadi daerah curhat. Apalagi, kalo ia sanggup memberi solusi dan bimbingan. Lha bagaimana kalo sobat kau justru jadi biang onar buat kamu. Kamu lagi cekcok sama temen, eh, ia nggak mendamaikan, malah membantu memusuhinya. Bisa berabe kan?
Makanya, Islam, agama tepat yang kita anut ini memberi pengarahan dalam mencari teman. Soalnya, banyak orang terjerumus ke dalam kubangan kemaksiatan -bahkan kekufuran- gara-gara sahabat yang buruk. Baca deh firman Allah ini:
Mau Nggak Dikasih Misik?
Kamu tahu misik kan? Misik itu wewangian yang konon sangat disukai orang Arab. Wanginya sangat harum. Nah, mengenai misik ini, Rasulullah pernah menciptakan ibarat,
“Permisalan sahabat duduk yang shalih dan sahabat duduk yang buruk mirip pembawa (penjual) misik dan peniup tungku (pandai besi). (Duduk dengan) pembawa minyak wangi sanggup jadi ia akan memberimu minyak wangi, sanggup jadi engkau membeli darinya, atau sanggup jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) bakir besi, sanggup jadi ia akan mengkremasi pakaianmu (karena bubuk bara yg beterbangan), dan sanggup jadi engkau dapati darinya bacin yang tak sedap.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Nah, itu tadi permisalan sahabat yang shalih dan sahabat yang buruk. Teman yang baik sanggup menularkan keshalihannya, minimalnya kau sanggup perlakuan yang baik dari dia. Sedangkan, sahabat yang buruk sanggup menularkan keburukannya, minimalnya kau dijahati sama dia. Nah, maka dari itu, cari sahabat yang shalih (apalagi penjual misik yang shalih, sanggup mampu parfum gratis nih).
Kamu, Teman Kamu, dan Agamamu
Sebagai muslim, tentu agama Islam ini sangat berarti banget buat kamu. Tentunya kau tahu jikalau agama ini ialah kunci masuk surga. Makanya, agama kau ini harus didahulukan daripada apapun. Untuk menyempurnakan agama kamu, kau mesti pilih sahabat yang baik. Alasannya, mirip sudah disebutkan, sahabat punya efek gede banget buat diri kamu.
Rasulullah ﷺ pun bersabda,
“Seseorang itu berada di atas agama sahabat karibnya, maka lihatlah oleh kalian siapa temannya.”[H.R. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah]. Kalau sahabat kau jarang shalat, ya biasanya kau nggak begitu jauh dari sahabat kamu. Kalo sahabat kau suka minum khamr (baca: whiskey, sampanye, bir, Mansion, Topi M***ng™, dll), biasanya kau nggak menolak jikalau ditawari. Jadi, cari sahabat yang ngajakin shalat zhuhur, shalat dhuha, ngingetin jikalau pas lupa shalat (shalat kok lupa), dan lainnya.
Makanya, seorang penyair Arab, ‘Adi bin Zaid pernah bilang (bilangnya sih pakai bahasa Arab, ini langsung diterjemahkan):
“Jangan tanya perihal seseorang, tapi tanyalah perihal temannya
Setiap sahabat mengikuti temannya
Jika kau di suatu kaum, carilah sobat yang paling baik
Dan jangan berkawan yang jelek, nanti kau jelek, ikut orang jelek”
Eiitt, ini bukannya ngajakin kau supaya jadi langsung lho (nge-geng sama itu-itu aja, jikalau sama sahabat lainnya nggak mau). Cuma, jikalau sahabat erat ya cari yang shalih. Soalnya, sahabat erat ini yang sangat kuat buat kamu.
Jadikan Ngaji Teman Dekat
Sobat, ada satu cara manjur bin mujarab buat menyelamatkan agama kau dari rongrongan sahabat yang buruk. Coba deh jikalau di sekitar kau ada pengajian yang berlandaskan Al-Quran dan sunnah, kau luangkan waktu untuk ikut program itu. Biasanya gratis kok. Nah, di situ kau sanggup bergaul dengan teman-teman yang gaul abis. Maksudnya, gaul perihal ilmu agama yang sanggup diajak konsultasi atau membuatkan ilmu agama. Plus, mengingatkan jikalau kau melampaui batas. Allahu a’lam bish shawab.
Senang dong kalo kita punya sahabat yang sanggup jadi daerah curhat. Apalagi, kalo ia sanggup memberi solusi dan bimbingan. Lha bagaimana kalo sobat kau justru jadi biang onar buat kamu. Kamu lagi cekcok sama temen, eh, ia nggak mendamaikan, malah membantu memusuhinya. Bisa berabe kan?
Makanya, Islam, agama tepat yang kita anut ini memberi pengarahan dalam mencari teman. Soalnya, banyak orang terjerumus ke dalam kubangan kemaksiatan -bahkan kekufuran- gara-gara sahabat yang buruk. Baca deh firman Allah ini:
*وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا*يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan pada hari itu orang zhalim menggigit jari mereka dan mengatakan, ‘Wahai, seandainya saya berjalan bersama Rasul.*. Celakalah aku, andai saya tidak menyebabkan Fulan sebagai sahabat karib.*. Dia telah menyesatkanku dari peringatan (yakni agama Islam) sehabis tiba kepadaku. Dan bergotong-royong syaithan benar-benar meninggalkan insan (ketika insan sudah terjerumus ke dalam jebakan mereka).” [Q.S. Al-Furqan:27-29].Mau Nggak Dikasih Misik?
Kamu tahu misik kan? Misik itu wewangian yang konon sangat disukai orang Arab. Wanginya sangat harum. Nah, mengenai misik ini, Rasulullah pernah menciptakan ibarat,
“Permisalan sahabat duduk yang shalih dan sahabat duduk yang buruk mirip pembawa (penjual) misik dan peniup tungku (pandai besi). (Duduk dengan) pembawa minyak wangi sanggup jadi ia akan memberimu minyak wangi, sanggup jadi engkau membeli darinya, atau sanggup jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) bakir besi, sanggup jadi ia akan mengkremasi pakaianmu (karena bubuk bara yg beterbangan), dan sanggup jadi engkau dapati darinya bacin yang tak sedap.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Nah, itu tadi permisalan sahabat yang shalih dan sahabat yang buruk. Teman yang baik sanggup menularkan keshalihannya, minimalnya kau sanggup perlakuan yang baik dari dia. Sedangkan, sahabat yang buruk sanggup menularkan keburukannya, minimalnya kau dijahati sama dia. Nah, maka dari itu, cari sahabat yang shalih (apalagi penjual misik yang shalih, sanggup mampu parfum gratis nih).
Kamu, Teman Kamu, dan Agamamu
Sebagai muslim, tentu agama Islam ini sangat berarti banget buat kamu. Tentunya kau tahu jikalau agama ini ialah kunci masuk surga. Makanya, agama kau ini harus didahulukan daripada apapun. Untuk menyempurnakan agama kamu, kau mesti pilih sahabat yang baik. Alasannya, mirip sudah disebutkan, sahabat punya efek gede banget buat diri kamu.
Rasulullah ﷺ pun bersabda,
“Seseorang itu berada di atas agama sahabat karibnya, maka lihatlah oleh kalian siapa temannya.”[H.R. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah]. Kalau sahabat kau jarang shalat, ya biasanya kau nggak begitu jauh dari sahabat kamu. Kalo sahabat kau suka minum khamr (baca: whiskey, sampanye, bir, Mansion, Topi M***ng™, dll), biasanya kau nggak menolak jikalau ditawari. Jadi, cari sahabat yang ngajakin shalat zhuhur, shalat dhuha, ngingetin jikalau pas lupa shalat (shalat kok lupa), dan lainnya.
Makanya, seorang penyair Arab, ‘Adi bin Zaid pernah bilang (bilangnya sih pakai bahasa Arab, ini langsung diterjemahkan):
“Jangan tanya perihal seseorang, tapi tanyalah perihal temannya
Setiap sahabat mengikuti temannya
Jika kau di suatu kaum, carilah sobat yang paling baik
Dan jangan berkawan yang jelek, nanti kau jelek, ikut orang jelek”
Eiitt, ini bukannya ngajakin kau supaya jadi langsung lho (nge-geng sama itu-itu aja, jikalau sama sahabat lainnya nggak mau). Cuma, jikalau sahabat erat ya cari yang shalih. Soalnya, sahabat erat ini yang sangat kuat buat kamu.
Jadikan Ngaji Teman Dekat
Sobat, ada satu cara manjur bin mujarab buat menyelamatkan agama kau dari rongrongan sahabat yang buruk. Coba deh jikalau di sekitar kau ada pengajian yang berlandaskan Al-Quran dan sunnah, kau luangkan waktu untuk ikut program itu. Biasanya gratis kok. Nah, di situ kau sanggup bergaul dengan teman-teman yang gaul abis. Maksudnya, gaul perihal ilmu agama yang sanggup diajak konsultasi atau membuatkan ilmu agama. Plus, mengingatkan jikalau kau melampaui batas. Allahu a’lam bish shawab.
Oleh : Ustadz Abdurrahman
Sumber : Majalah Tashfiyah
0 Response to "Teman Tapi Shalih"