ilustrasi (Pinterest) |
Niat ialah hal fundamental dalam setiap ibadah. Ia menjadi syarat diterimanya ibadah tersebut. Tanpa niat yang ikhlas, puasa Ramadhan sanggup menjadi sia-sia.
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapat sesuai yang ia niatkan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Apakah niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap hari? Bagaimana kalau terlambat gres niat pagi hari?
Pengertian Niat
Imam An Nawawi menjelaskan, secara bahasa, niat (النية) berarti mengingini sesuatu atau bertekad untuk mendapatkannya.
Imam Al Baidhawi menjelaskan, niat ialah dorongan hati untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan.
Prof Dr Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan bahwa berdasarkan istilah syara’, niat ialah tekad hati untuk melaksanakan amalan fardhu atau yang lain. Semua ulama setuju bahwa daerah niat ialah hati. Niat dengan hanya mengucapkan di mulut belum dianggap cukup. Melafadzkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafadzkan niat. Namun berdasarkan jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan berdasarkan madzhab Maliki, yang terbaik ialah tidak melafadzkan niat alasannya ialah tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kapan Niat Puasa Ramadhan
Niat puasa, berdasarkan Prof Dr Wahbah Az Zuhaili, maknanya ialah impian secara umum (al iradah al kulliyah). Sehingga niat dari malam hari tetap dianggap sah dan niat tidak disyaratkan harus berbarengan dengan terbitnya fajar.
Bahkan berdasarkan madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan berbarengan dengan terbitnya fajar tidak sah.
Ini bedanya niat puasa Ramadhan dengan ibadah lain yang niatnya persis ketika akan memulai ibadah itu. Sholat, misalnya. Niatnya ketika takbiratul ihram. Namun sulit bagi insan niat sempurna ketika menjelang fajar. Sehingga boleh niat puasa Ramadhan dilakukan mulai matahari terbenam sampai sebelum fajar.
Jika niat pusa tidak dilakukan pada malam hari sebelum fajar, maka puasanya tidak sah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak membulatkan niatnya untuk berpuasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya” (HR. Abu Daud, An Nasa’i, Tidrmidzi dan Ahmad)
Ini berbeda dengan puasa sunnah. Puasa sunnah, niatnya boleh di pagi hari alasannya ialah Rasulullah pernah melakukannya.
Niat Puasa Ramadhan Harus Setiap Hari?
Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab menjelaskan, berdasarkan madzhab Syafi’i, Hanbali dan Hanafi, niat puasa Ramadhan harus diperbarui setiap hari puasa, pada malam hari sebelum datang waktu fajar. Sedangkan berdasarkan madzhab Maliki, niat puasa Ramadhan cukup dilakukan sekali di awal asalkan tidak terpotong sakit atau safar yang menimbulkan tidak puasa.
Menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan tidak sanggup diwakili dengan makan sesuatu pada ketika sahur. Kecuali kalau ketika makan sahur terbetik dalam pikirannya bahwa besok akan berpuasa. Sedangkan berdasarkan madzhab Hanafi, niat puasa Ramadhan sanggup diwakili dengan makan sahur. Kecuali kalau ketika makan itu berniat bukan untuk berpuasa.
Pembahasan lebih lengkap termasuk lafadz niat puasa Ramadhan, doa sahur dan doa buka puasa sanggup dibaca di artikel Niat Puasa Ramadhan
Demikian pembahasan singkat perihal waktu niat puasa Ramadhan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]
0 Response to "Niat Puasa Ramadhan Harus Tiap Hari? Bagaimana Jikalau Terlambat Gres Niat Pagi?"