CONTOH RPP TEKS DEBAT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah/Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan Ke : 5, 6, 7, dan 8
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (4 X 4 Jam Pelajaran x 45 menit)
Materi Pokok : Teks Debat
Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3) kompetensi pengetahuan pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan anutan agama yang dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Menghayati dan mengamalkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai)santun, responsif dan proaktif dan memperlihatkan sikap sebagai penggalan dari solusi atas banyak sekali permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yakni keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi penerima didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dipakai sebagai dasar bagi guru dalam menumbuhkan dan membuatkan abjad penerima didik lebih lanjut.
KI 1 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 2 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah absurd terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan bisa memakai metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar | Indikator |
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat. 4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, an simpulan dari debat secara ekspresi untuk memperlihatkan esensi dari debat. | · Mengidentifikasi permasalahan, sudut pandang, argumen, pemeran, sikap, pemilihan topik dan simpulan dari simulasi debat yang menimbulkan pro dan kontra yang diperankan oleh penerima didik. · Melaksanakan debat. · Mengevaluasi pelaksanaan debat. |
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan). 4.13 Mengembangkan permasalahan/isu dari berbagai sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat. | · Mengidentifikasi isi debat (permasa-lahan/ isu, sudut pandang dan ar-gumen beberapa pihak, dan sim-pulan). · Memberikan tanggapan (kelebihan dan kekurangan) terhadap pihak- pihak pelaku debat. · Melaksanakan debat. · Mengevaluasi pelaksanaan debat. |
C. Materi Pembelajaran
Debat:
· esensi debat;
· mosi (permasalahan yang didebatkan);
· argumen untuk menguatkan pendapat sesuai dengan sudut pandang yang diambil; dan
· tanggapan (mendukung dan menolak pendapat disertai argumen).
Isi debat:
· mosi/ topik permasalahan yang diperdebatkan;
· pernyataan sikap (mendukung atau menolak);
· argumenasi untuk mendukung sikap.
Pihak-pihak pelaksana debat:
· pihak yang mengajukan mosi/topik permasalahan yang diperdebatkan;
· tim afirmatif (yang sepakat dengan mosi);
· tim oposisi yang tidak sepakat dengan mosi);
· pemimpin/wasit debat (yang menjaga tata tertib)’
· Penonton/juri.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
(Catatan: kolom penggalan kanan bukan penggalan RPP tetapi penjelasan prosedur
model pembelajaran Bahasa Indonesia).
Pendahuluan: 4 x 10 menit 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. 2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya. 3. Peserta didik mendapatkan informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4. Peserta didik mendapatkan informasi wacana hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang pembelajaran teks debat sederhana | Membangun Konteks: Dialog informasi wacana fungsi dan wujud teks debat dalam kehidupan sehari-hari. Dapat pula ditayangkan film dokumenter dunia tanaman dan fauna | ||||
Kegiatan Inti: 4 x 150 menit | |||||
1. Peserta didik membaca 2 atau 3 teks debat yang bertema sama. 2. Peserta didik mencermati struktur teks dari 2 atau teks debat yang telah dibacanya. 3. Peserta didik mencermati ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks debat. 4. Peserta didik mencermati isi pokok dalam 2 atau teks debat. 5. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang variasi struktur teks dari 2 atau 3 teks debat. 6. Peserta didik mengajukan pertanyaan wacana ciri kebahasaan yang dipakai dalam 2 atau 3 teks debat. 7. Peserta didik mengajukan pertanyaan isi pokok dari 2 atau 3 teks debat. 8. Peserta didik mengumpulkan informasi melalui telaah model teks debat. 9. Peserta didik melaksanakan penjabaran dan deskripsi kekerabatan antar komponen yang ditemukan menurut telaah model teks 10. Peserta didik menyimpulkan struktur teks debat. 11. Peserta didik menyimpulkan ciri kebahasaan teks debat. 12. Peserta didik menyimpulkan isi pokok dari 2 atau 3 teks debat. 13. Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatan wacana struktur, ciri bahasa, dan isi pokok dari 2 atau 3 teks debat. | Menelaah Model Kegiatan ini sanggup dilakukan secara individual, berpasangan, atau berkelompok. Panduan lembar kerja menelaah model teks sangat dianjurkan untuk digunakan. Kesimpulan dibahas secara klasikal dengan panduan guru biar kelas aktif menarik namun pengaturan waktu efesien | ||||
14. Peserta didik mengerjakan latihan dan kiprah yang diberikan guru untuk membuatkan kompetensi (seperti latihan kata, kalimat, dan paragraf) yang sesuai dengan jenis teks debat: a. latihan kosa kata teknis, sinonim b. latihan penulisan unsur serapan c. latihan pengembangan teks debat d. latihan pengembangan kekohesian 15. Peserta didik berdiskusi dengan sahabat sebangku atau berpasangan untuk memilih topik dan menyusun kerangka karangan. Latihan pengembangan topik dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web) atau teknik lain yang sanggup digunakan. | Mengonstruksi Terbimbing: kegiatan ini merupakan aplikasi dari pemahaman wacana teks dan latihan kebahasaan yang dipakai dalam menyusun debat. Ini semacam latihan berlari, menendang bola, membawa bola, mengoper bola, dan lain-lain sebelum bermain bola sesungguhnya | ||||
16. Peserta didik memilih topik teks debat dengan peta pikiran (mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web). 17. Peserta didik menyusun kerangka teks debat. 18. Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik yang telah dipilih. 19. Peserta didik menyusun teks debat berdasarkan kerangka yang telah disusun dengan memperhatikan struktur teks, ciri kebahasaan, dan EBI. 20. Peserta didik mempresentasikan teks debat yang telah disusun. 21. Peserta didik menanggapi teks debat. 22. Peserta didik merevisi teks debat berdasarkan masukan dari teman. 23. Peserta didik memasukkan lembar coretan kerja dan semua draf hingga draf final ke bendel portofolio masing-masing. | Mengonstruksi Mandiri: Setelah penerima didik berkegiatan untuk mendapatkan pemahaman dan banyak sekali latihan subkompetensi menulis (atau berbicara) diharapkan penerima didik sudah mempunyai kepercayaan diri untuk menyusun teks secara mandiri. | ||||
Penutup: 4 x 20 menit | |||||
1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2. Peserta didik melaksanakan penilaian pembelajaran yang diberikan pendidik. 3. Peserta didik saling memperlihatkan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah dicapai. 4. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam | Kegiatan epilog merupakan refleksi guru dan peser-ta didik terhadap proses dan hasil pembelajaran sebagai upaya peningkatan mutu berkelanjutan | ||||
E. Penilaian
KD dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)
Kompetensi Dasar | Indikator |
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat. 3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan). | · Mengidentifikasi permasalahan, sudut pandang, argumen, pemeran, sikap, pemilihan topik dan simpulan dari simulasi debat yang menimbulkan pro dan kontra yang diperankan oleh penerima didik. · Mengidentifikasi isi debat (permasa-lahan/ isu, sudut pandang dan ar-gumen beberapa pihak, dan sim-pulan). |
Penilain Proses | Penilaian Hasil |
Penilaian proses aspek pengetahuan sanggup dilakukan semenjak kegiatan menelaah Model dan mengonstruksi terbimbing. Catatan terhadap penerima didik pada kegiatan tersebut sanggup dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran: ketekunan, kerja sama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan, keseriusan. | Jenis : Tulis Bentuk : Uraian Contoh instrumen: a. Jelaskan bagian-bagian struktur teks debat yang Anda baca! b. Tentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks debat dan berikan pola masing-masing! c. Tuliskan isi pokok teks debat yang Anda baca! |
KD dan Indikator (KD-4: Keterampilan)
Kompetensi Dasar | Indikator |
4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara ekspresi untuk memperlihatkan esensi dari debat. 4.13 Mengembangkan permasalahan/isu dari berbagai sudut pandang yang dileng- kapi argumen dalam berdebat. | · Melaksanakan debat. · Mengevaluasi pelaksanaan debat. · Memberikan tanggapan (kelebihan dan kekurangan) terhadap pihak- pihak pelaku debat. · Melaksanakan debat. · Mengevaluasi pelaksanaan debat. |
Penilain Proses | Penilaian Hasil |
Penilaian proses aspek pengetahuan sanggup dilakukan semenjak kegiatan Mengonstruksi Terbimbing dan Mengonstruksi Mandiri. Catatan terhadap penerima didik pada kegiatan tersebut sanggup dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran dan mengerjakan kiprah (bendel portofolio): ketekunan, kerjasama, semangat, ketelitian, kerapihan, kebersihan, keseriusan. | Jenis : Menulis Bentuk: Uraian Contoh Instrumen Laksanakanlah debat tertutup menurut teks debat yang Anda buat dengan memerhatikan hal di bawah ini! 1. Tentukan topik teks debat! 2. Tentukan personil debat wasit, juri, kelompok pro dan kontrak! 3. Berdebatlah sesuai dengan topik debat Anda tentukan dengan me- merhatikan etika debat sikap sopan dan bahasa santun! |
Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian mencakup proses dan produk yang tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:
(a) draf final (produk) berbobot 40%;
(b) bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;
(c) bukti catatan wacana apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
(d) catatan reflektif berbobot 25%.
Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan mengisi jurnal.
Contoh format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran
Nama Satuan pendidikan :
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No. | Waktu | Nama | Kejadian/ Perilaku | Butir sikap | Positif/ Negatif | Tindak Lanjut |
1. | 26 Januari 2018 | Oto | Memainkan HP ketika berdiskusi tentang struktur teks debat | disiplin | - | Dipanggil dan disuruh menganalisis teks debat yang lain |
2. | 25 Januari 2018 | Miftakhul | Mengerjakan kiprah dengan serius, sempurna waktu, dan hasilnya sangat baik | Tanggung jawab | + | Diberi kebanggaan atau apresiasi |
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
Soal | Aspek yang Dinilai | Skor |
1 | a. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan sangat tepat | 4 |
b. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan tepat | 3 | |
c. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan kurang tepat | 2 | |
d. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian struktur teks debat dengan tidak tepat | 1 |
Soal | Aspek yang Dinilai | Skor |
2 | a. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang dipakai dalam teks debat dan memperlihatkan pola masing-masing dengan sangat tepat | 4 |
b. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang dipakai dalam teks debat dan memperlihatkan pola masing-masing dengan tepat | 3 | |
c. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang dipakai dalam teks debat dan memperlihatkan pola masing-masing dengan kurang tepat | 2 | |
d. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang dipakai dalam teks debat dan memperlihatkan pola masing-masing dengan tidak tepat | 1 |
Soal | Aspek yang Dinilai | Skor | |
3 | a. Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan sangat tepat | 4 | |
b. Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan tepat | 3 | ||
c. Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan kurang tepat | 2 | ||
d. Peserta didik munuliskan isi pokok teks debat dengan tidak tepat | 1 | ||
Keterangan
Nilai = Perolehan skor
Jumlah soal
Contoh
Nilai = 10 x 100 = 83,33
Nilai = 10 x 100 = 83,33
12
b. Keterampilan
Bait | Aspek yang Dinilai. | Skor |
1 | b. Peserta didik memilih topik debat sangat sesuai isi pelaksanaan debat. | 4 |
c. Peserta didik memilih topik debat sesuai isi isi pelaksanaan debat. | 3 | |
d. Peserta didik memilih topik debat kurang sesuai isi isi pelaksanaan debat. | 2 | |
e. Peserta didik memilih topik debat tidak sesuai isi isi pelaksanaan debat. | 1 | |
2 | a. Peserta didik membentuk pesonil debat sangat lengkap dan sangat sesuai dengan struktur personil debat. | 4 |
b. Peserta didik membentuk pesonil debat lengkap dan sesuai dengan topik | 3 | |
c. Peserta didik membentuk pesonil debat kurang lengkap dan kurang dengan topik | 2 | |
d. Peserta didik membentuk pesonil debat tidak lengkap dan tidak sesuai isi teks | 1 | |
3 | a. Peserta didik melaksanakan debat bersikap sangat sopan. | 4 |
b. Peserta didik melaksanakan debat bersikap sopan. | 3 | |
c. Peserta didik melaksanakan debat bersikap kurang sopan. | 2 | |
d. Peserta didik melaksanakan debat bersikap tidak sopan. | 1 |
4 | a. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa sangat santun. | 4 |
b. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa santun. | 3 | |
c. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa kurang santun. | 2 | |
d. Peserta didik melaksanakan debat menyampaikan pendapat dengan mengguna-kan bahasa tidak santun. | 1 |
Nilai = Perolehan skor
Jumlah kreteria/soal
Contoh:
Nilai = 11 x 100 = 91,66
12
F. Pendukung Pembelajaran (Alat, Media, Bahan, Sumber)
1. Penyajian komputer (laptop) dengan acara powerpoint.
2. Bahan bimbing otentik teks debat (hasil penelitian atau media massa).
3. Buku teks dan buku ensiklopedia.
4. Internet.
Mengetahui, ……………., …………
Kepala Guru mata pelajaran,
……………… …………………………..
RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X (SMA/SMK)
1. TEKS NEGOSIASI
2. TEKS DEBAT
3. TEKS BIOGRAFI
4. TEKS PUISI
LAMPIRAN MATERI TEKS DEBAT
KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan | Keterampilan |
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat | 4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara ekspresi untuk memperlihatkan esensi dari debat |
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan) | 4.13 Mengembangkan permasalahan/ warta dari banyak sekali sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat |
A. Contoh Teks (Fakta)
TEKS DEBAT
PENGELOLAAN SAMPAH
Pro/Afirmasi:
Jika mendengar wacana sampah, tentunya benda ini sudah tidak absurd lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para jago mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak sanggup dipakai dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan lantaran sanggup merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah lantaran sudah tidak berguna. Sampah sendiri sanggup dapat dikategorikan menurut materi penyusunnya yakni sampah organik dan non organic.
Argumentasi:
Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah sanggup memperlihatkan dampak negatif pada kesehatan insan disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berantakan sanggup mendatangkan hama dan wabah pengganggu menyerupai serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, basil dan sebagainya yang tentunya sanggup menimbulkan penyakit.
Memang sampah sangat berbahaya dan sanggup mengancam kesehatan kalau berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu, diharapkan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melaksanakan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang sanggup kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan materi membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah sanggup dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap selesai yakni pengolahan.
Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih menurut jenisnya yang nantinya sanggup dijadikan materi daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan hemat daripada hanya membuangnya saja di daerah pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa daerah pembuangan sampah selesai yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi kalau sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.
Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih menurut jenisnya yang nantinya sanggup dijadikan materi daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan hemat daripada hanya membuangnya saja di daerah pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa daerah pembuangan sampah selesai yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi kalau sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru.
Kontra/Oposisi
Sampah merupakan hasil selesai dari proses acara insan dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali insan yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi lantaran mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.
Sampah merupakan hasil selesai dari proses acara insan dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali insan yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi lantaran mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya.
Maka dari itu, cara paling sempurna untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari insan itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang sangat diharapkan untuk menuntaskan permasalahan ini. Hal ini sanggup terwujud bila setiap orang mempunyai rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri. (Disadur dari http://materi4belajar.blogspot.co.id/)
B. Pengertian Teks (Konsep)
Debat merupakan pertentangan argumentasi seperti pola teks debat di atas yaitu memperlihatkan argumentasi wacana pengelolaan sampah harus dilakukan dengan baik biar tidak menjadi masalah. Untuk setiap isu, niscaya terdapat banyak sekali sudut pandang terhadap warta tersebut: alasan‐alasan mengapa seseorang sanggup mendukung atau tidak mendukung suatu isu. Tujuan dari debat yakni untuk mengeksplorasi alasan‐alasan di belakang setiap sudut pandang. Alasan tersebut sanggup dimengerti secara persuasif, pembicara dalam suatu debat seharusnya memberikan argumentasinya dengan kemampuan komunikasinya yang baik.
Perlombaan debat kompetitif merupakan debat yang memakai suatu format tertentu. Dengan adanya format khusus, setiap orang sanggup secara tertib berbicara pada gilirannya, dan diberikan waktu dan kesempatan untuk mengambarkan poin yang ingin beliau sampaikan. Hal ini memberikan motivasi untuk orang lain, tidak hanya untuk memberikan pendapatnya, namun juga untuk mendengarkan sisi lain dalam sebuah isu. Menurut pakar G. Sukadi adalah saling sabung argumentasi antar pribadi atau antar kelompok insan dengan tujuan mencapai kemenangan.
Sama halnya dengan G Sukadi, hal serupa disampaikan oleh jago lainnya yaitu Hendri Guntur Tarigan, debat yakni saling sabung argumentasi antar pribadi atau antar kelompok insan dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.
Dengan demikian debat merupakan pertukaran argumen yang logis dan objektif antar lebih dari satu pihak dengan menghormati hak untuk berbicara kedua belah pihak.
Dalam debat mengandung unsur-unsur berikut :
1. Mosi/Topik
Mosi atau topik merupakan pernyataan positif yang akan memilih arah dan isi dari suatu debat. Dalam debat, tim yang ditentukan sebagai sisi Pemerintah/Positif harus berargumentasi dalam rangka mendukung mosi, sementara tim sisi Oposisi/Negatif harus menyampaikan argumen dalam rangka tidak mendukung atau menolak mosi tersebut.
Berikut yakni beberapa pola mosi yang telah dipakai dalam turnamen debat nasional dan internasional:
a. Bahwa Hoaks dalam bentuk apapun seharusnya dinyatakan ilegal.
b. Bahwa politisi seharusnya hanya diperbolehkan untuk menempati posisinya
dalam periode yang dibatasi.
c. Bahwa profesionalisme telah merusak Olimpiade Olahraga Internasional
d. Sidang mendukung diterapkannya eksekusi mati
e. Bahwa pemerintah seharusnya tidak pernah membatasi kebebasan berbicara
f. Sidang ini mendukung intervensi di Suria
Sebagaimana sanggup dilihat di atas, mosi‐mosi dalam suatu perlombaan debat
dapat berasaldari banyak sekali tema menyerupai warta politik, ekonomi, dan sosial.
2. Definisi
Debat sanggup berlangsung dengan teratur apabila setiap tim mempunyai pemahaman yang sama mengenai arti dari mosi. Oleh lantaran itu, dibutuhkan definisi yang terang biar setiap orang sanggup memahami ruang lingkup perdebatan. Akan terjadi duduk kasus apabila dua tim yang sedang berdebat mengajukan definisi yang berbeda, sehingga fokus dari debat teralihmenjadi wacana definisi yang benar, dan bukan mengenai argumentasi‐argumentasi tentang warta sebagaimana semestinya diperdebatkan. Kedua tim harus menghindari debat tentang definisi mana yang benar.
Definisi merupakan pembatasan terhadap suatu mosi biar warta yang diperdebatkan dapat lebih terfokus. Definisi sanggup mengklarifikasi mosi. Definisi mencegah ketidakteraturan dalam debat yang sanggup menjadikan pertukaran wangsit dan argumentasi menjadi suatu hal yang membingungkan, lantaran ada ketidakjelasan terhadap warta yang didebatkan. Suatu definisi seharusnya mempunyai kekerabatan yang logis dengan mosi/topik, dan bukan suatu hal yang dibuat‐buat untuk keuntungan salah satu pihak.
Hak untuk memilih definisi diberikan kepada tim sisi
Pemerintah/Positif. Tim sisi pemerintah harus memperlihatkan definisi yang
beralasan mengenai mosi. Hal ini berarti:
a. Pada ketika mendapatkan mosi, kedua tim harus memikirkan isu apa yang akan
diperdebatkan oleh kedua tim?
b. Apabila mosinya sudah menyuratkan warta yang terang untuk didebatkan, tim
sisi Pemerintah/Positif harus mendefinisikan debat sesuai dengan kata‐kata
yang tertulis di mosi. Pada ketika demikian, definisi lain tidak akan diterima
secara logis.
c. Apabila mosinya tidak menyuratkan warta yang jelas, jangkauan definisi
dibatasi pada definisi yang memungkinkan terlaksananya debat yang cukup
adil bagi kedua sisi. Sebaliknya, mendefinisikan mosi yang membuat sisi
oposisi tidak dapat berargumentasi apapun bukan merupakan suatu debat
yang adil.
d. Pada ketika mendefinisikan, arti kata‐kata yang dipakai harus tersurat dan
dapat diperdebatkan. Dengan kata lain, kata‐kata dalam definisi
mempunyai arti yang logis dan memperlihatkan ruang debat yang adil. Pembicara pertama sisi pemerintah sebaiknya memastikan bahwa definisi yang diajukan sanggup diterima secara rasional.
e. Saat membuat definisi yang adil, terkadang dibutuhkan suatu batasan, model ataupun persyaratan. Tim sisi Pemerintah harus memastikan bahwa batasan, model dan persyaratan tersebut merupakan suatu hal yang logis dan sanggup teraplikasi.
Berikut yakni pola definisi:
Mosi: Bahwa kuota bukan merupakan tanggapan untuk kaum perempuan.
Definisi:
‐ kuota: memperlihatkan jumlah kursi minimum sebanyak 30% untuk perempuan dalam DPR
‐ bukan merupakan jawaban: bukan merupakan solusi yang sempurna untuk mencapai kesetaraan jender di masyarakat
Dengan demikian, keseluruhan definisi adalah: “Memberikan kuota jumlah kursi
minimum sebanyak 30% untuk wanita dalam DPR bukan merupakan solusi
yang sempurna untuk pencapaian kesetaraan jender di masyarakat”.
D. ARGUMENTASI
Setelah definisi disetujui, baik tim sisi Pemerintah/Afirmatif maupun tim sisi poisisi/Negatif harus memberikan argumentasi‐argumentasi masing‐masing mengenai alasan mereka mendukung atau tidak mendukung topik tersebut.
Argumentasi yang disampaikan akan menjelaskan mengapa suatu sudut pandang tertentu seharusnya diterima. Argumen yang baik bersifat logis dan relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan.
Argumen yang baik terdiri atas:
1. Pernyataan: pernyataan yang ingin dibuktikan
2. Alasan: alasan dan daypikir yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut
adalah suatu hal yang logis
3. Bukti: contoh‐contoh atau data yang mendukung pernyataan dan alasan di atas
4. Kesimpulan: penjelasan mengenai relevansi antara argumen dan mosi yang
tengah diperdebatkan
Sebaiknya setiap tim mempunyai dua hingga empat argumen untuk mendukung posisi mereka. Argumen‐argumen tersebut sebaiknya dibagi antara pembicara pertama dan kedua. Dengan demikian, beberapa argumen dijelaskan oleh pembicara pertama, dan sisanya dijelaskan oleh pembicara kedua. Sedangkan, pembicara ketiga memperkuat penjelasan dari pembicara pertama dan kedua dengan menyampaikan kesimpulan argumen tim serta menambahkan alasan dan data yang relevan.
Berikut yakni beberapa pola argumen:
Mosi : Bahwa kuota bukan merupakan tanggapan untuk kaum perempuan.
Definisi: “Memberikan kuota jumlah kursi minimum sebanyak 30% untuk perempuan dalam DPR bukan merupakan solusi yang sempurna untuk pencapaian kesetaraan jender di masyarakat”.
Argumen:
Pernyataan: lantaran memperlihatkan dukungan menyerupai ini hanya akan memperkuat persepsi dalam masyarakat bahwa wanita tidak bisa berjuang sendiri.
Alasan: Kini terdapat persepsi yang besar lengan berkuasa dalam masyarakat bahwa perempuan merupakan pihak yang lebih lemah dibandingkan laki‐laki. Banyak yang menyatakan bahwa wanita mempunyai kemampuan yang lebih rendah dibandingkan laki‐laki. Pemberian kuota khusus untuk wanita di parlemen hanya akan memperkuat persepsi bahwa wanita hanya sanggup sampai di parlemen apabila mereka diberikan dukungan terlebih dahulu, bukan karena
mereka mempunyai kemampuan yang sama dengan laki‐laki dan sanggup memenangkan persaingan untuk menjadi wakil rakyat. Dengan demikian, mosi ini menguatkan persepsi yang salah, yaitu bahwa wanita tidak bisa hingga pada tingkat yang setara dengan laki‐laki kecuali diberikan dukungan khusus.
Bukti: Di Uganda, opini publik yang tidak mendukung pemberdayaan perempuan meningkat pesat sehabis diimplementasikannya kuota DPR menyerupai dalam mosi ini.
Kesimpulan: Kuota untuk wanita dalam DPR hanya akan memperkuat persepsi negatif yang mendegradasi perempuan, menjauhkan kita dari kemajuan sosialisasi wacana kesetaraan jender.
Apabila tim mempunyai lebih dari satu argumen, harus dipastikan bahwa setiap argumen yang
disampaikan bersifat konsisten dan tidak saling kontradiksi.
E. SANGGAHAN
Sanggahan merupakan respon terhadap argumen tim lawan yang terelaborasi secara jelas. Sanggahan disampaikan dalam debat guna mengambarkan bahwa argumen tim lawan tidak sepenting yang mereka kemukakan.
Sama halnya dengan argumen, sanggahan yang baik harus memuat alasan, bukti, dan kesimpulan.Dalam merespon argumen tim lawan, sanggahan sanggup menunjukkan bahwa argumen tersebut:
1. Tidak relevan terhadap poin yang ingin dibuktikan
Contohnya:
Argumen: “Prostitusi seharusnya dihentikan lantaran prostitusi membuat lebih
banyak situs porno di internet”.
Sanggahan: “Jumlah situs porno di internet tidak mempunyai kekerabatan sama sekali dengan dilegalkannya prostitusi. Kenyataannya yakni situs porno sanggup diakses di banyak negara, terlepas dari negara tersebut melegalisasikan prostitusi atau tidak.
2. Tidak logis
Contohnya:
Argumen: “Siswa seharusnya diperbolehkan untuk merokok di sekolah lantaran hal tersebut akan membuat perlawanan yang lebih besar lengan berkuasa dari perokok pasif sehingga akhirnya akan terdapat penurunan jumlah perokok di sekolah.
Sanggahan: “Argumen ini tidak logis, lantaran memperbolehkan siswa untuk merokok hanya akan membuat kondisi permisif yang akan mendorong lebih banyak siswa untuk merokok. Kenyataannya yakni sebagian besar siswa merokok justru karena tekanan dari sahabat sebaya. Apabila sekolah juga mendukung tekanan lingkungan pertemanan ini, maka fakta bahwa merokok yakni hal yang jelek akan bersifat kabur dan semakin banyak siswa akan berpikiran bahwa merokok itu baik, dan mereka juga ikut merokok.”
3. Salah secara moral
Contohnya:
Argumen: “Pemerintah seharusnya mendukung eksekusi mati lantaran hal tersebut akan
menurunkan jumlah populasi di negara kita”.
Sanggahan: “Membunuh orang hanya demi menurunkan angka populasi merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral. Individu mempunyai hak untuk hidup dan pemerintah seharusnya tidak mengambil hak itu hanya lantaran mereka sedang kesusahan dalam mengatur jumlah populasi dalam negeri.”
4. Benar, namun tidak penting atau mempunyai dampak yang tidak sanggup diterima
Contohnya:
Argumen: “Pemerintah seharusnya melarang MTV lantaran terdapat beberapa program yang tidak berafiliasi dengan musik.:
Sanggahan: “Memang benar bahwa beberapa acara MTV tidak berhubungan dengan musik, namun pemerintah seharusnya tidak melarang MTV hanya karena mempunyai acara di luar musik. Pemerintah akan mengalami kerugian jika mengharuskan stasiun TV menyiarkan acara yang sama dengan nama stasiunnya.
5. Didasarkan pada fakta yang salah, ataupun interpretasi yang salah terhadap
fakta.
Contohnya:
Argumen: “Tingkat pembunuhan semakin meningkat di AS. Hal ini dikarenakan beberapa negara telah menghapuskan eksekusi mati.”
Sanggahan yang mungkin disampaikan:
a. “Tingkat pembunuhan tidak meningkat di AS. Bukti memperlihatkan bahwa….....”.
b. “Apabila angka pembunuhan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya
pembunuhan yang dilaporkan dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, secara
kenyataan angka pembunuhan sesungguhnya tidak meningkat”
c. Bukti memperlihatkan bahwa eksekusi mati (pembunuhan yang dilakukan oleh Negara) dapat mengindikasikan dukungan terhadap kejahatan yang berat dan justru mengakibatkan peningkatan kejahatan yang berat dibandingkan menurunkannya. Mengingat bahwa waktu dalam debat terbatas, pembicara tidak diharuskan menyanggah setiap poin yang diajukan oleh tim lawan. Sebaiknya pembicara dapat melakukan prioritasi sanggahan yang paling penting.
C. Ciri-ciri Teks Debat
Fungsi teks debat yakni mempertahankan pendapat atau argument dan meyakinkan orang lain. Di dalam teks debat di atas terlihat kalimat-kalimat yang mengandung argumentasi untuk meyakinkan yaitu kalimat “ Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah sanggup memperlihatkan dampak negatif pada kesehatan insan disekelilingnya”.
Berbagai alasan yang mendorong orang untuk berdebat, antara lain meyakinkan orang lain bahwa opini beliau lebih baik, mendengarkan opini orang lain terhadap suatu isu, menemukan solusi yang terbaik untuk suatu masalah, dan lain‐lain. Tujuan dari perlombaan debat kompetitif adalah meyakinkan juri bahwa argumentasi‐argumentasi yang dibangun oleh suatu tim lebih kuat dibandingkan argumentasi lawannya. Oleh lantaran itu,individu yang terlibat dalam debat mendapatkan kesempatan berpikir kritis dan analitis dan bisa berbicara di depan umum.
Debat bukanlah suatu diskusi lantaran debat tidak menghasilkan kompromi sebagaimana ditemukan dalam sebuah diskusi. Ketiadaan kompromi tersebut mendorong pembicara untuk benar‐benar mencari argumentasi yang besar lengan berkuasa atas pendiriannya. Tujuan dari pelaksanaan debat adalah untuk berbicara secara meyakinkan dan juga mendengarkan pendapat- pendapat yang berbeda, dan di selesai debat sanggup menghargai perbedaan tersebut.
D. Struktur Teks debat yakni
Berikut yakni struktur debat yang baik:
- Pengenalan( Orientasi)
Pada struktur ini setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral) memperkenalkan diri.
Contoh orientasi dalam teks debat :
“Jika mendengar wacana sampah, tentunya benda ini sudah tidak absurd lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para jago mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak sanggup dipakai dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan lantaran sanggup merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah lantaran sudah tidak berguna. Sampah sendiri sanggup dapat dikategorikan menurut materi penyusunnya yakni sampah organik dan non organik.” |
Kutipan di atas termasuk orientasi lantaran merupakan perkenalan diri dari apa yang akan diperdebatkan oleh kedua tim yaitu kelompok pemerintah, kelompok oposisi dan kelompok netral. “ Jika mendengar kata sampah…” memperkenalkan kata sampah sehingga semua kelompok mengenal dan memahami materi dengan baik.
- Penyampaian Argumentasi
Pada penyampaian argumen ini, setiap tim memberikan argumentasi terhadap topik yang dimulai dari tim afirmasi, kemudian tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.
Dalam teks debat di atas kalimat yang mengundang argumentasi adalah
“Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah sanggup memperlihatkan dampak negatif pada kesehatan insan disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berantakan sanggup mendatangkan hama dan wabah pengganggu menyerupai serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, basil dan sebagainya yang tentunya sanggup menimbulkan penyakit. Memang sampah sangat berbahaya dan sanggup mengancam kesehatan kalau berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu, diharapkan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melaksanakan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang sanggup kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan materi membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah sanggup dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap selesai yakni pengolahan. |
· Debat
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
Contoh debat dari teks di atas :
Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih menurut jenisnya yang nantinya sanggup dijadikan materi daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan hemat daripada hanya membuangnya saja di daerah pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa daerah pembuangan sampah selesai yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi kalau sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru. |
- Simpulan
Pada kesimpulan, setiap tim memperlihatkan ungkapan epilog terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.
Contoh simpulan dari teks debat di atas :
Sampah merupakan hasil selesai dari proses acara insan dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali insan yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi lantaran mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya. Maka dari itu, cara paling sempurna untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari insan itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang sangat diharapkan untuk menuntaskan permasalahan ini. Hal ini sanggup terwujud bila setiap orang mempunyai rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri. |
E. Kebahasaan
a. Kalimat kompleks: kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan satu kata kerja. Kedua struktur tersebut biasanya sanggup dipisahkan dengan tanda koma, konjungsi.
Dalam konteks debat di atas kalimat kompleksnya yakni :
Sampah merupakan hasil akhir dari proses acara manusia dan merupakan sebuah S P K Konj S konsekuensi yang harus ditanggung. P |
b. Kata hubung: berfungsi untuk menghubungkan kata.
Para jago mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak sanggup dipakai dan dimanfaatkan lagi. |
Kata atau, maupun, dan merupakan kata penghubung yang terdapat dalam teks debat di atas.
c. Kata rujukan: kata yang memperlihatkan referensi sebagai pemberi informasi.
Hal ini tentunya lebih baik dan hemat daripada hanya membuangnya saja di daerah pembuangan akhir |
Hal ini merupakan kata referensi yang mengacu pada kata sebelumnya .
d. Pilihan kata: supaya gagasan teks bisa disampaikan dengan baik.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa daerah pembuangan sampah selesai yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya |
Kata estetika dalam kalimat di atas merupakan pilihan kata yang baik sebagai pengganti keindahan.
C. Prosedur Pembelajaran (sesuai KD)
Kompetensi Dasar
Pengetahuan | Keterampilan |
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat | 4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara ekspresi untuk memperlihatkan esensi dari debat |
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan) | 4.13 Mengembangkan permasalahan/ warta dari banyak sekali sudut pandang yang dilengkapi argumen dalam berdebat |
1. Hubungan permasalahan isu, sudut pandang dan argument
Pro/Afirmasi: Jika mendengar wacana sampah, tentunya benda ini sudah tidak absurd lagi untuk kita. Jika mendengar kata ini sekilas akan terlintas setumpukan limbah yang berbau busuk melintas di benak kita. Para jago mengartikan sampah sebagai benda atau meterial sisa hasil produksi maupun konsumsi yang sudah tidak sanggup dipakai dan dimanfaatkan lagi. Terkadang sampah juga sering diartikan sebagai barang yang merugikan lantaran sanggup merusak keindahan dan aroma pada lingkungan sekitar. Maka dari itu kebanyakan orang akan membuang sampah lantaran sudah tidak berguna. Sampah sendiri sanggup dapat dikategorikan menurut materi penyusunnya yakni sampah organik dan non organik. Argumentasi: Jika sampah tidak dibuang pada tempatnya maupun ditumpuk tanpa sistem pengelolaan yan baik maka sampah sanggup memperlihatkan dampak negatif pada kesehatan insan disekelilingnya. Tumpukan sampah maupun sampah yang berantakan sanggup mendatangkan hama dan wabah pengganggu menyerupai serangga lalat, kutu, kecoa, tikus, basil dan sebagainya yang tentunya sanggup menimbulkan penyakit. Memang sampah sangat berbahaya dan sanggup mengancam kesehatan kalau berada di lingkungan terlebih lagi pada pemukiman padat penduduk. Maka dari itu, diharapkan adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dengan melaksanakan daur ulang sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, segala jenis sampah yang kita buang sanggup kita olah kembali untuk dimanfaatkan. Seperti dijadikan materi membuat kerajinan yang bersifat benefit dari segi ekonomi. Sistem pengelolaan sampah sanggup dikategorikan menjadi 3 tahapan utama yakni tahap pengumpulan, tahap pemisahan/pengangkutan, dan tahap selesai yakni pengolahan. Sampah tidak harus selalu dibuang begitu saja, melainkan harus dipilih menurut jenisnya yang nantinya sanggup dijadikan materi daur ulang. Hal ini tentunya lebih baik dan hemat daripada hanya membuangnya saja di daerah pembuangan akhir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa daerah pembuangan sampah selesai yang bercampur menjadi satu akan mengurangi dan bahkan merusak estetika lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi kalau sampah tersebut hanya dibakar. Tentunya penyelesaian semacam ini malah akan menimbulkan perasalahan baru. Kontra/Oposisi Sampah merupakan hasil selesai dari proses acara insan dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus ditanggung. Namun banyak sekali insan yang mengabaikannya dan tidak mau andil dalam mengolah sampah yang notabennya mereka hasilkan sendiri. Hal ini terjadi lantaran mereka selalu beranggapan sampah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sah sah saja meskipun tidak ikut dalam proses penanggulanannya. Maka dari itu, cara paling sempurna untuk mengatasi permasalahan sampah yang pertama dan utama berasal dari insan itu sendiri. Peran serta dan kesadaran yang dimiliki semua orang sangat diharapkan untuk menuntaskan permasalahan ini. Hal ini sanggup terwujud bila setiap orang mempunyai rasa kepedulian dan tanggung jawab untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan sendiri. |
Dalam teks debat di atas, kita sanggup menemukan permasalahan yaitu mengenai sampah yang sering menganggu kehidupan. Isu permasalahan adalah pengolahan sampah yang baik sulit ditemukan caranya. Sudut pandang mengenai sampah ini menjadi debat karena pemerintah sering tidak peduli akan pengelolaannya. Argument yang disampaikan dalam teks di atas telah terang yaitu sampah menjadi tanggung jawab bersama dan dikelola oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya. Dari pedebatan ini maka kita akan dapat menangkap esensi dari debat yakni kita harus menemukan solusi pengelolaan sampah.
2. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu mengontruksi :
1. melengkapi gagasan pokok dan gagasan penjelas;
2. menyusun teks laporan hasil observasi dengan memperhatikan isi dan
Kebahasaan
Setiap paragraf terdapat gagasan pokok. Jadi, membuatkan teks dimulai
dengan menuliskan gagasan-gagasan pokok terlebih dahulu. Setiap gagasan pokok dikembangkan menjadi satu paragraf.
Perhatikanlah pola rangkaian gagasan pokok berikut.
1. Masyarakat pengguna internet mempunyai kebebasan
2. Para pengguna internet sudah menjadi kebiasaan
3. Indikasi hoax terbentuk dari media gambar yang belum niscaya kebenarannya.
4. Hoax sanggup menimbulkan banyak kerugian.
Gagasan pertama sanggup dikembangkan, dengan menambah gagasan-gagasan penjelas. Pengembangan gagasan sanggup dibantu dengan format yang
dapat dituliskan dalam buku kerja.
1. Masyarakat pengguna internet mempunyai kebebasan terhadap penggunaan dan
kebebasan mengemukakan pendapat.
2. Kebebasan beropini bagi para pengguna internet sudah menjadi kebiasaan
yang biasa terlihat, namun kebiasaan memakai kebebasan beropini sanggup
menimbulkan adanya hoax
3. Indikasi hoax terbentuk dari bebasnya pengguna internet memberikan pendapat
dan perkiraan dengan memakai media massa dan gambar yang belum niscaya
kebenarannya.
4. Hoax sanggup menimbulkan banyak kerugian baik secra material maupun inmaterial.
Menyusun Teks Debat
Dari gagasan di atas sanggup dikembangkan menjadi teks debat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Hal pertama yang dilakukan yaitu memilih tema dan judul teks.
- Mencari sumber informasi yang akan dijadikan materi pembicaraan.
- Menganalisis materi dengan mengolah data atau informasi sehingga menjadi pernyataan berupa:
- penyusunan kalimat berupa kalimat topik pada setiap struktur teks.
- pengembangan kalimat topik dengan kalimat pengembang.
- menyusun paragraf sesuai dengan struktur.
- menyunting kalimat sesuai dengan unsur kebahasaan.
- menggabungkan paragraf menjadi teks yang padu.
- Hasil analisis kemudian menyusun teks dengan urutan struktur sehingga menjadi teks debat yang utuh.
Contoh Teks debat dan Strukturnya
Berikut ini pola teks tantangan dengan struktur yang telah dibagi wacana narkoba singkat.
Pro/Afirmatif
Narkoba merupakan suatu materi aktif yang tersusun dari beberapa rangkaian dan adonan bahan. Campuran materi yang ada dalam narkoba masuk dalam golongan materi narkotika, psikotropika, dan materi adiktif.
Argumen
Banyak yang berkata bahwa narkoba yakni obat yang terlarang dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Tapi sesungguhnya tak selamanya menyerupai itu.Narkoba merupakan suatu obat yang tak jarang dipakai dalam ilmu medis Kebutuhan narkoba juga sangat banyak bagi para penderita penyakit.
Namun, narkoba yang diberikan dokter kepada pasien nya tentulah sesuai dengan ilmu medis yang berbasis kesehatan. Kaprikornus tidak terlalu mempunyai imbas samping.
Apabila Anda menemui banyak sekali pengguna narkoba di jalanan kemudian Anda melihat pengguna itu gila, berarti itu lantaran penyalahgunaan obat nya.
Simpulan
Narkoba yang seharusnya dipakai sebagai penyembuh penyakit yang harus dipakai dengan hati-hati, malahan disalahgunakan. Itulah yang mendapatkan gambaran jelek pada masyarakat.
Narkoba yang seharusnya dipakai sebagai penyembuh penyakit yang harus dipakai dengan hati-hati, malahan disalahgunakan. Itulah yang mendapatkan gambaran jelek pada masyarakat.
Kesimpulan yang bisa kita sanggup dari pembahasan diatas bahwa teks debat adalah teks bantahan terhadap suatu hal yang masih hangat di masyarakat. Kemudian dalam penulisannya harus memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan nya
3. Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa
pihak, dan simpulan)
Masing-masing pihak harus bisa mempertahankan pendapatnya dengan argumen yang kuat. Apabila argumen yang disampaikan satu pihak lebih besar lengan berkuasa dan lebih meyakinkan, bukan mustahil pada selesai debat pihak lain akan mengubah pendapatnya wacana mosi. Menganalisis isi debat diharapkan biar kita sanggup mengetahui kelemahan dan kelebihan pendapat tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral dalam debat.
Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu yakni mengidentifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak. Dalam pembelajaran kali ini kau akan berguru menganalisis pendapat serta argumen yang disampaikan oleh setiap pihak yang terlibat dalam diskusi.
Analisis yang dilakukan dalam penggalan ini ditekankan pada kekuatan dan
kelemahan pendapat serta argumen yang disampaikan. Namun, sebelum itu, kau harus mengidentifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak.
contoh :
Pro/Afirmatif
Narkoba merupakan suatu materi aktif yang tersusun dari beberapa rangkaian dan adonan bahan. Campuran materi yang ada dalam narkoba masuk dalam golongan materi narkotika, psikotropika, dan materi adiktif.
Analisis kekuatan dari teks debat di atas adalah adanya fakta golongan materi narkotika, psikotropika, dan materi adiktif
Analisis kelemahan dari teks debat di atas yakni belum jelasnya materi baku materi baku yang terdiri campuran.
4. Mengembangkan permasalahan/ warta dari banyak sekali sudut pandang yang dilengkapi
argumen dalam berdebat
Mosi dalam debat sama dengan topik dalam sebuah teks. Mosi menjadi dasar bagi pihak-pihak yang terlibat debat untuk memilih sikap apakah mendukung atau menolak mosi. Berdasarkan mosi, semua pihak dapat menyiapkan argumen untuk mendukung pendapatnya wacana mosi. Pada ketika membuka debat, moderator bisa memberikan mosi yang didebatkan. Perhatikan pola kutipan penggalan pembuka debat berikut ini.
...... Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA Pelita Bangsa, Tim Oposisi dari SMKN 6 , serta Tim Netral dari MA Al-Muhajirin. Pagi ini kedua tim akan berdebat wacana “Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional.” Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut. Mosi dalam kutipan debat di atas yakni bahasa Indonesia sanggup dijadikan bahasa internasional. |
Hal di atas sanggup kita kembangkan menjadi teks debat yang disertai argumentasi
Pembicara 1
Tim Afirmasi
Saya percaya bahwa penggunaan bahasa Indonesia layak menjadi bahasa internasional karena kosakata yang ada di dalam bahasa Indonesia gampang dipelajari dan dipahami . Hal ini akan memudahkan pembelajaran dalam berkomunikasi dan akan menjadi penguat yang sangat penting. Kita ketahui bahasa itu bisa saja menghipnotis banyak sekali hal termasuk peningkatan ekonomi dan keamanan. Bila kita memakai bahasa Indonesia maka pasar sanggup dikuasai dengan baik.
Tim Oposisi:
Saya percaya bahwa penggunaan bahasa Indonesia tidak layak menjadi bahasa internasional karena kosakata yang ada di dalam bahasa Indonesia terbatas. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi dan akan menjadi duduk kasus yang sangat penting. Kita ketahui bahasa itu bisa saja menghipnotis banyak sekali hal termasuk peningkatan ekonomi dan keamanan.
Tim Netral
Menurut saya, bahasa Indonesia sangat berkhasiat kalau dipergunakan secara benar. Namun, di sisi lain bahasa Indonesia juga minim kosakata misalnya kalau dipergunakan akan menimbulkan kesulitan komunikasi.
Pembicara 2
Tim Afirmasi
Saya pikir bahasa Indonesia sanggup dipakai tergantung penguasaan kosakata yang ada di dalamnya. Bahasa Indonesia sangat gampang dipelajari lantaran apa yang diucapkan itulah apa yang ditulis. Kita bisa melihat orang absurd dengan cepat menguasai bahasa Indonesia
Tim Oposisi
Ada banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi ketika sebuah bahasa itu dijadikan bahasa Internasional. Persyaratan itu, antara lain, bahasa itu sudah dikenal di dunia internasional, ekonomi negara asal bahasa itu kuat, ipteknya kuat, dan militernya kuat. Di samping Indonesia tidak memenuhi persyaratan itu, bagaimana mungkin bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sedangkan masyarakatnya saja malu berbahasa Indonesia dan sangat besar hati memakai bahasa Inggris/asing? Contoh pemakaian bahasa di sentra kota Jakarta dan kota besar lainnya, menyerupai penamaan gedung-gedung bertingkat, hotel, dan sentra perbelanjaan, hampir semua memakai nama asing. Begitupun kaum intelektual bangsa ini, sering sekali mencampurkan bahasanya dengan bahasa Inggris/asing.
Tim Netral
Bahasa Indonesia punya potensi untuk menjadi bahasa internasional. Alasan yang mendasarinya, antara lain, bahasa Indonesia yakni bahasa yang sederhana, menjadi pemersatu bangsa Indonesia, bersifat dinamis, sedang berkembang, dan gampang dicerna. Alur yang melanggengkannya, antara lain, Indonesia kaya ragam budaya (bahasa dan budaya merupakan dua unsur yang tak terpisahkan) dan hal ini menarik bagi negara lain, adanya kurun globalisasi, adanya internet (yang memungkinkan Indonesia terpublikasi ke dunia internasional), dan adanya kolaborasi pemerintah dengan negara lain dalam perdagangan (saling mengambil manfaat).
(Oleh Rina Sugihartinengsih)
0 Response to "Rpp Teks Debat Kelas X Semester 2 Dan Bahan Pembelajaran"