Latest News

Alasan Ketidaktepatan Penggunaan Tanda Baca


PEMBAHASAN  SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMP/MTs. 
MENENTUKAN ALASAN KETIDAKTEPATAN PENGGUNAAN TANDA BACA
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Soal tersebut menanyakan alasan penggunaan ketidaktepatan tanda baca (koma) pada kalimat. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018, soal tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup materi menyunting ejaan dan tanda baca level kognitif penalaran. Kompetensi yang diuji yaitu memilih alasan kesalahan pemakaian tanda baca (koma). 
Kaidah Pemakaian tanda koma (,) menurut anutan umum ejaan bahasa Indonesia antara lain sebagai berikut.

ü  Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai kalau induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan tiba kalau diundang.

Berdasarkan kaidah tersebut, balasan yang benar ialah opsi C

RINGKASAN MATERI
PEMAKAIAN TANDA KOMA (,)
1. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang absurd lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, ibarat tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat beragam (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca kisah pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, ia mempunyai banyak teman.
Agar mempunyai wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai kalau induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan tiba kalau diundang.
Dia mempunyai banyak sobat sebab baik hati.
Kita harus banyak membaca buku biar mempunyai wawasan yang luas.
4. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, ibarat oleh sebab itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh sebab itu, ia memperoleh beasiswa berguru di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca semenjak kecil. Jadi, masuk akal kalau ia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
5. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sehabis kata seru, ibarat o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang digunakan sebagai sapaan, ibarat Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.
6. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan pribadi dari pecahan lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus menyebarkan dalam hidup ini.”
“Kita harus menyebarkan dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena insan ialah makhluk sosial.”
Catatan:
Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan pribadi yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari pecahan lain yang mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
7. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan pecahan nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.
9. Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan kependekan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari kependekan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
11. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00
12. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan suplemen atau keterangan aposisi.
Misalnya:
Di kawasan kami, Misalnya, masih banyak materi tambang yang belum diolah.
Semua siswa, baik pria maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling usang tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
13. Tanda koma sanggup digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita sanggup memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita sanggup memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
 

0 Response to "Alasan Ketidaktepatan Penggunaan Tanda Baca"

Total Pageviews