Latest News

Unsur Intrinsik Drama

PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMK/MAK
MENENTUKAN INTI TEKS DRAMA 
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Kalimat di atas menanyakan inti kutipan naskah drama. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2017/2018, soal tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup bahan membaca sastra level kognitif. Kompetensi yang diuji yaitu menyimpulkan isi tersirat dalam karya sastra.
Inti ialah isi yang paling pokok atau penting; pokok isi; sari; pati; sari pati; (https://kbbi.web.id/inti). Inti teks drama ialah isi yang paling pokok atau penting dari dongeng dalam teks drama. Bagian inti menjiwai seluruh isi cerita. Inti dongeng teks drama sanggup juga merupakan tema teks drama.  Bagian lain teks drama ialah penjelas.
Inti kutipan teks drama tersebut ialah Karman sangat merindukan ayahnya yang berada di seberang (pilihan tanggapan E). Penjelasan kerinduan Karman kepada ayahnya sebab ayahnya sudah sepuluh purnama tidak pulang. Karman rindu canda dan hikmah ayahnya. 
RINGKASAN MATERI

UNSUR INTRINSIK DRAMA
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak’. Kaprikornus drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari drama ialah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat di pentas) yang menjadikan perhatian, kehebatan (acting), dan ketegangan pada para pendengar. 
Menurut  Krauss (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und Gestalten, drama ialah suatu bentuk citra seni yang tiba dari nyanyian dan tarian moral Yunani kuno, yang di dalamnya dengan terang terorganisasi obrolan dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung.
Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama ialah bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkan tentang kehidupan insan melalui gerak percakapan di atas panggung ataupun suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan sanggup yang dipentaskan.

Unsur-unsur intrinsik drama ialah aneka macam unsur yang secara eksklusif terdapat dalam karya sastra yang berwujud teks drama, seperti: plot, tokoh, karakter, latar, tema, dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog.

a)            Tema

Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu dongeng harus mempunyai tema atau dasar, dan dasar inilah yang paling penting dari seluruh cerita. Cerita yang tidak mempunyai dasar tidak ada artinya sama sekali atau tidak berkhasiat (Lubis, 1981: 15). Tema sebagai central idea and sentral purpose merupakan inspirasi dan tujuan sentral (Stanton, 1965: 16). Tema sanggup timbul dari keseluruhan cerita, sehingga pemahaman antara seorang penikmat dengan penikmat lain tidak sama (Jones, 12968: 31). Ada pula yang beropini bahwa tema merupakan arti dan tujuan dongeng (Kenny, 1966: 88).

Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema sanggup dipandang sebagai gagasan dasar umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang dan dipergunakan untuk membuatkan cerita. Dengan kata lain dongeng harus mengikuti gagasan utama dari suatu karya sastra.

Pendapat di atas sanggup menggambarkan simpulan bahwa: (1) tema merupakan dasar suatu dongeng rekaan; (2) tema harus ada sebelum pengarang mulai dengan ceritanya; (3) tema dalam dongeng atau novel tidak ditampilkan secara eksplisit, tetapi tersirat di dalam seluruh cerita; dan (4) dalam satu dongeng atau novel terdapat tema lebih banyak didominasi atau tema sentral dan tema-tema kecil lainnya.

b)            Plot

Plot ialah rangkaian dongeng yang dibuat dalam tahapan-tahapan insiden sehingga menjalin suatu dongeng yang utuh. Plot disusun tidak lepas dari tema. Jalan dongeng yang disusun atau dijalin dilarang meloncat ke lain tema. Tiap-tiap insiden akan bekerjasama sehingga seluruh dongeng merupakan suatu kesatuan yang tidak sanggup dipisahkan.

Lubis (1981: 18) memberikan cara memulai dan menyusun dongeng yang disampaikan oleh Tasrif yang dibagi menjadi lima tahapan, yakni penggambaran situasi awal (exposition), insiden mulai bergerak menuju krisis diwarnai dengan konflik-konflik (complication), keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan mencapai puncak penggawatan (klimaks), kemudian pengarang memperlihatkan pemecahan atau jalan keluar permasalahan sehingga dongeng berakhir (denouement). Cara memulai dan menyusun dongeng ibarat di atas dinamakan plot atau dramatic conflict.

c)            Penokohan dan perwatakan
Esten (dalam Kelan, 2005: 14) menyatakan bahwa penokohan ialah permasalahan bagaimana cara menampilkan tokoh: bagaimana membangun dan membuatkan tabiat tokoh-tokoh tersebut dalam sebuah karya fiksi? Kaprikornus antara pengertian tokoh dan penokohan mempunyai makna yang berbeda. Tokoh berbentuk suatu individu, sedangkan penokohan ialah proses menampilkan individu tersebut dalam cerita.
Dalam proses penciptaan pemeranan, sang bintang film atau aktris harus memunyai daya cipta yang tinggi untuk mencoba semaksimal mungkin menjadi tokoh yang diperankan. Ia harus sanggup menjiwai tugas yang dipegangnya, sehingga ia (seperti) benar-benar merupakan sang tokoh dengan apa adanya dalam pementasan lakon tersebut. Pada penampilan imajinasinya, tokoh juga dibantu oleh laku, pakaian yang dikenakan, dan rias. Semua unsur tidak bisa dipisah-pisahkan, bahkan harus saling mendukung, sehingga bisa mewujudkan abjad dari tokoh ibarat yang dikehendaki dalam lakon yang bersangkutan.
Untuk menggambarkan abjad seorang tokoh, pengarang sanggup memakai teknik sebagai berikut. (1) Teknik analitik: abjad tokoh diceritakan secara eksklusif oleh pengarang; (2) Teknik dramatik, yaitu teknik abjad tokoh dikemukakan melalui: (a) penggambaran fisik dan sikap tokoh; (b) penggambaran lingkungan kehidupan tokoh; (c) penggambatran ketatabahasaan tokoh; (d) pengungkapan jalan pikiran tokoh; dan (e) penggambaran oleh tokoh lain. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Waluyo (2009: 30) yang menuliskan bahwa penggambaran tabiat tokoh mempertimbangkan tiga dimensi watak, yaitu dimensi psikis (kejiwaan), dimensi fisik (jasmaniah), dimensi sosiologis (latar belakang kekayaan, pangkat, dan jabatan)

d)            Amanat
Amanat merupakan unsur dongeng yang bekerjasama dekat dengan tema. Amanat akan berarti apabila ada dalam tema, sedangkan tema akan tepat apabila di dalamnya ada amanat sebagai pemecah jalan keluar bagi tema tersebut. Sudjiman (dalam Alwi, 1998: 08) manyatakan bahwa amanat ialah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit atau eksplisit. Amanat dinyatakan secara implisit kalau jalan keluar atau anutan moral itu disiratkan dalam tingkah laris menjelang dongeng berakhir. Sementara itu, amanat dilukiskan secara eksplisit apabila pengarang pada tengah atau final dongeng memberikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya.  
Pengertian amanat yang telah dikemukakan di atas sanggup disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang, baik secara implisit atau eksplisit kepada pembaca. Di dalam drama, ada amanat yang eksklusif tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat dalam naskah drama yang bersangkutan. Hanya penonton yang profesional yang bisa menemukan amanat implisit tersebut.

Sumber
Wibowo, Hari. dkk. 2017. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa
BACA RINGKASAN MATERI DAN PEMBAHASAN SOAL UN SMK/MAK 2016/2017:

1.      Menentukan isi teks anekdot


2.      Menentukan makna kata/istilah


3.      Membandingkan isi teks


4.      Menentukan interpretasi teks anekdot


5.      Menentukan urutan teks eksposisi


6.      Melengkapi teks eksplanasi


7.      Menggunakan kata penghubung


8.      Menggunakan pronomina/kata ganti


9.      Menggunakan kata bentukan


10.  Membaca matriks/tabel


11.  Menggunakan tanda baca


12.  Memvariasikan kata


13.  Mengurutkan teks prosedur


14.  Menentukan inti kalimat


15.  Menentukan isi teks negosiasi


16.  Melengkapi teks negosiasi


17.  Menentukan kalimat santun dalam teks negosiasi


18.  Mengurutkan insiden dalam cerpen


19.  Menentukan tabiat tokoh cerita


20.  Menentukan amanat cerita


21.  Menentukan latar cerita


22.  Menentukan majas dalam cerpen


23.  Menentukan makna ungkapan


24.  Menentukan makna peribahasa


25.  Menentukan kalimat sumbang/tidak padu dalam teks


26.  Menentukan tema pantun


27.  Melengkapi pantun


28.  Menentukan isi teks biografi


29.  Mengidentifikasi kata baku dan tidak baku


30.  Menentukan fungsi teks biografi


31.  Menggunakan konjungsi dengan tepat


32.  Memakai tanda baca dengan tepat


33.  Menentukan kata tidak baku dalam teks


34.  Menyunting kalimat


35.  Menentukan struktur teks ulasan film


36.  Menggunakan kata bentukan dengan tepat




0 Response to "Unsur Intrinsik Drama"

Total Pageviews