Latest News

Soal Uraian Dan Tanggapan Ppg Kompetensi Pedagogik

PENDALAMAN KOMPETENSI PEDAGOGIK


1.    Apakah yang dimaksud dengan kognitif?

Jawab: Kognitif atau pemikiran ialah istilah yang dipakai oleh mahir psikologi untuk menjelaskan semua acara mental yang berafiliasi dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009)

2.      Ada berapa tahapkah perkembangan kognitif berdasarkan Piaget? Jelaskan secara singkat!

Jawab : Ada empat tahap perkembangan kognitif siswa berdasarkan Piaget, yaitu:  

a.      tahap sensori motor (0–2 tahun)

Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan mencar ilmu untuk memakai dan mengatur kegiatan fIsik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) badan dan alat-alat indera mereka.

b.      tahap pra-operasional (2–7 tahun)

Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman memakai indera, sehingga ia belum bisa untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten

c.      tahap operasional konkret (7–11 tahun)

Pada tahap Operasional konkret (7-11 tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak sanggup menciptakan kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan memakai benda konkret, dan bisa mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara bersamasama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).

d.      tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun)

Pada tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti memakai benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam perkembangan kognitif.



3.    Ada berapa tahapkah perkembangan moral berdasarkan Teori Kohlberg? Jelaskan secara singkat!

 Jawab: Ada tiga tahap perkembangan moral berdasarkan Teori Kohlberg, yaitu: Penalaran prakovensional, konvensional, dan pascakonvensional.

a.       Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional

Penalaran prakonvensional ialah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, kecerdikan sehat moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan eksekusi ekternal.

Contoh dalam dunia pendidikan: Peserta didik mau mencar ilmu kalau mendapatkan hadiah uang.

b.    Tingkat Dua: Penalaran Konvensional

Penalaran konvensional ialah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, menyerupai orangtua atau masyarakat.

Contoh: siswa di satu kesempatan mau mencar ilmu dengan tekun alasannya kesadaran sendiri tetapi tidak mau menaati perintah orang renta yang mengharuskan mencar ilmu dari pukul 19.00 hingga dengan pukul 21.00

c.       Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional

Penalaran pascakonvensional ialah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki

pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu instruksi moral pribadi.

Contoh : Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik diawasi atau tidak, ada hukuman atau tidak.

4.      Apakah yang dimaksud dengan bekal didik awal siswa?

Jawab: Bekal didik awal akseptor didik sanggup pula diartikan kemampuan awal (entry behavior)

adalah kemampuan yang yang telah diperoleh akseptor didik sebelum beliau memperoleh kemampuan terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal memperlihatkan status pengetahuan dan keterampilan akseptor didik kini untuk menuju ke status yang akan tiba yang diinginkan guru semoga tercapai oleh akseptor didik. Dengan kemampuan ini sanggup ditentukan darimana pengajaran harus dimulai.

5.      Apakah yang dimaksud dengan kesulitan mencar ilmu siswa?

Jawab: Menurut Hamalik kesulitan mencar ilmu sanggup diartikan sebagai keadaan di mana akseptor didik tidak sanggup mencar ilmu sebagaimana mestinya. Wood (2007:33) menyatakan kesulitan mencar ilmu ialah suatu kondisi dalam proses mencar ilmu yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri akseptor didik maupun luar diri akseptor didik.

6.      Ada berapa jeniskah kesulitan mencar ilmu siswa? Jelaskan secara singkat!

Jawab: ada empat jenis kesulitan/gangguan mencar ilmu dalam perkembangan seorang anak, yaitu:

a.    Kesulitan mencar ilmu akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan kesulitan berhitung.

b.    Gangguan simbolik,  yaitu ketidakmampuan anak untuk sanggup memahami suatu obyek sekalipun ia tidak mempunyai kelainan pada organ tubuhnya.

c.    Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran alasannya ia mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.

d.    Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi dalam diri anak.

7. Apa sajakah faktor penyebab kesulitan mencar ilmu siswa ?

Jawab: Penyebab kesulitan mencar ilmu antara lain sebagai berikut.

a. Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas;

b. Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, menyerupai kurangnya gizi pada ibu hamil, bayi dan anak, kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakit persalinan;

c. Faktor sosial,seperti efek teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar;

d. Faktor keluarga, menyerupai keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya dukungan mencar ilmu dari orang tua.

8. Bagaimanakah cara mengatasi kesulitan mencar ilmu siswa ?

Jawab: Cara mengatasi mengatasi kesulitan mencar ilmu ialah sebagai berikut.

a. daerah duduk siswa

Anak yang mengalami kesulitan telinga dan penglihatan hendaknya mengambil posisi daerah duduk kepingan depan.

b. Gangguan kesehatan

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya materi pelajaran dan dibimbing oleh orang renta dan keluarga lainnya.

c. Program remedial

Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran jawaban gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan acara remedial.

d. Bantuan media dan alat peraga

Penggunaan alat peraga pelajaran dan media mencar ilmu kiranya cukup membantu siswa yang mengalami kesulitan mendapatkan materi pelajaran. Misalnya,  karena materi pelajaran bersifat abnormal sehingga sulit dipahami siswa.

e. Suasana mencar ilmu menyenangkan

Suasana mencar ilmu yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam mendapatkan materi pelajaran.

9.      Apakah yang dimaksud dengan kurikulum?

Jawab: Kurikulum ialah suatu planning pendidikan, yang memperlihatkan pedoman ihwal jenis, lingkup, urutan isi, serta proses pendidikan. Dengan acara itu para siswa melaksanakan banyak sekali kegiatan mencar ilmu sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laris pada dirinya. Kurikulum sebagai planning pembelajaran juga diartikan sebagai seperangkat planning dan pengaturan mengenai isi dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

10. Apa sajakah fungsi kurikulum? Jelaskan secara singkat!

Jawab : Fungsi kurikulum ialah sebagai berikut.

a.      Fungsi penyesuaian

Kurikulum mengarahkan akseptor didik semoga memilki sifat untuk bisa menyesuaikan dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.

b.      Fungsi pengintegrasian

Kurikulum untuk mendidik akseptor didik semoga memilki pribadi yang integral. Siswa intinya merupakan anggota dan kepingan integral dari masyarakat.

c.      Fungsi perbedaan

Kurikulum untuk memperlihatkan pelayanan terhadap perbedaan individu akseptor didik.

d.      Fungsi persiapan

Kurikulum untuk mempersiapkan akseptor didik semoga bisa melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, baik dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi ataupun dalam memasuki kehidupan dalam masyarakat.

e.      Fungsi pemilihan

Kurikulum memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik dalam menentukan program-program mencar ilmu sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

f.      Fungsi diagnostik

Kurikulum membantu dan mengarahkan akseptor didik untuk sanggup memahami kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya.

11. Apa sajakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum? Jelaskan secara singkat!

Jawab: prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ialah sebagai berikut.

a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan sanggup dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Konsisten

Adanya kekerabatan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian.

c. Relevan

Pengembangan kurikulum harus mempunyai kesesuaian di antara komponen-komponennya, menyerupai tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum juga harus relevan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi akseptor didik, serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

d. Ketercukupan

Cakupan indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

e. Menyeluruh

Komponen silabus meliputi keseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap, maupun praktik (psikomotor).

f. Fleksibel

Pengembangan kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman.

g. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan bencana yang terjadi.

h. Kontinuitas, pengembangan kurikulum harus memerhatikan kesinambungan, antara tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, maupun bantuan dengan jenis pekerjaan.

12. Bagaimanakah pandangan mencar ilmu berdasarkan teori behaviorisme?

Jawab: Teori mencar ilmu tingkah laris (behaviorisme) memandang mencar ilmu sebagai hasil dari pembentukan kekerabatan antara rangsangan dari luar (stimulus) menyerupai ‘2 + 2’ dan jawaban dari siswa (response) menyerupai ‘4’ yang sanggup diamati. Semakin sering kekerabatan (bond) antara rangsangan dan jawaban terjadi, maka akan semakin kuatlah kekerabatan keduanya (law of exercise). Teori mencar ilmu tingkah laris ini menekankan adanya ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement). Semakin banyak ganjaran yang diberikan maka respon yang diharapkan dari siswa akan lebih baik. Selain itu, jikalau respon siswa di luar yang diinginkan maka diharapkan adanya konsekuensi eksekusi (punishment) sebagai stimulus semoga respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada atau, dengan kata lain, semoga sikap siswa sesuai yang diinginkan.

13. Bagaimanakah teori mencar ilmu kognitif berdasarkan Piaget?

Jawab: Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) ialah suatu organisasi mental tingkat tinggi yang terbentuk pada ketika orang itu berinterkasi dengan lingkungannya. Dua proses yang sangat penting ialah asimilasi dan akomodasi. Asimilasi ialah suatu proses di mana suatu informasi atau pengalaman gres sanggup diubahsuaikan dengan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa; sedangkan fasilitas ialah suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa semoga sesuai dengan pengalaman yang gres dialami.

14. Bagaimanakah teori mencar ilmu bermakna berdasarkan David P. Ausubel ?

Jawab: Teori mencar ilmu Ausubel menitikberatkan pada bagaimana seseorang memperoleh pengetahuannya. Menurut Ausubel terdapat 2 jenis mencar ilmu yaitu mencar ilmu hafalan (rote-learning) dan mencar ilmu bermakna (meaningfullearning). Jika seorang siswa berkeinginan untuk mengingat sesuatu tanpa mengaitkan hal yang satu dengan hal yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya sanggup dinyatakan sebagai hafalan (rote) dan tidak akan bermakna (meaningless) sama sekali baginya. Pembelajaran yang mengacu pada ‘belajar bermakna’ atau ‘meaningful-learning’ ialah pembelajaran di mana pengetahuan atau pengalaman gres yang akan dipelajari siswa sanggup terkait dengan pengetahuan usang yang sudah dimiliki siswa.

15. Bagaimanakah teori mencar ilmu presentasi berdasarkan Bruner?

Jawab: Bruner memunculkan teori presentasi. Bruner membagi penyajian proses pembelajaran dalam tiga tahap, yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Pada tahap enaktif, para siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan memakai sesuatu yang “konkret” atau “nyata” yang berarti sanggup diamati dengan memakai panca indera. Tahap berikutnya ialah tahap ikonik, dimana para siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram sebagai perwujudan dari kegiatan yang memakai benda konkret atau nyata tadi. Tahap ketiga ialah tahap simbolik. Pada tahap simbolik para siswa harus melewati suatu tahap dimana pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol abstrak. Dengan kata lain, siswa harus mengalami proses berabstraksi. Berabstraksi terjadi pada ketika seseorang menyadari adanya kesamaan di atara perbedaan-perbedaan yang ada.

16. Bagaimanakah pandangan teori mencar ilmu konstruktivisme?

Jawab: Bruner beropini bahwa mencar ilmu dengan inovasi ialah mencar ilmu untuk menemukan (learning by discovery is learning to discover). Para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, menciptakan dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, pertanda benar tidaknya dugaannya itu.

17. Apakah perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran?

Jawab: Dalam Lampiran 3 Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 (233) pendekatan dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing); strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the game atau a way of achieving of objectif); metode dimaknai sebagai cara menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik dimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating something); dan model dimaknai sebagai kerangka yang berisikan langkah-langkah/uruturutan kegiatan/sintakmatik yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa pendekatan ialah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran; metode ialah cara yang dipakai untuk  mengimplementasikan planning yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan simpel untuk mencapai tujuan pembelajaran; teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifk; dan model adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga simpulan yang disajikan secara khas oleh guru (bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran). Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches) yang dipakai dalam perancangan kurikulum dan pembelajaran ketika ini. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan banyak sekali sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan planning yang sudah disusun dalam kegiatan nyata semoga tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode dipakai sebagai cara untuk melaksanakan dan merealisasikan taktik yang telah ditetapkan. Dalam mengimplementasikan metode pembelajaran, seorang pendidik perlu memutuskan teknik atau cara tertentu semoga proses pembelajaran berjaan efektif dan efsien, serta taktik atau gaya individu dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu contohnya dalam memakai ilustrasi atau memakai gaya bahasa atau idialek semoga materi pembelajaran gampang dipahami.

18. Apa sajakah kriteria penyeleksian dan pemilihan materi pembelajaran? Jelaskan secara singkat!

Jawab: kriteria penyeleksian dan pemilihan materi pembelajaran ialah sebagai berikut.

a. Sahih (Valid)

Materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.

b. Tingkat Kepentingan (Significance)

Dalam menentukan materi perlu mempertimbangkan pertanyaan berikut:

1). Bagaimana intensitas tingkat kepentingan materi tersebut sehingga harus dipelajari?

2). Apakah penting materi tersebut diajarkan pada siswa?

3). Dimana letak kepentingan materi tersebut dan mengapa penting?

Dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar diharapkan oleh siswa.

c. Kebermanfaatan (utility)

Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun nonakademis. Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan sanggup memperlihatkan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara nonakademis maksudnya bahwa materi yang diajarkan sanggup membuatkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

d. Layak dipelajari (learnability)

Materinya memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi didik dan kondisi setempat.

e.  Menarik minat (interest)

Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan sanggup memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus bisa menumbuhkembangkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk membuatkan sendiri kemampuan mereka.

19.  Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik? Berikan contoh!

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilaksanakan dengan lima langkah yang disingkat dengan 5M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

a. Mengamati

Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).

b.      Menanya

Kegiatan Belajarnya: Mengajukan pertanyaan ihwal informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi perhiasan ihwal apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual hingga ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

c.      Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen

Kegiatan Belajarnya: Melakukan eksperimen, Membaca sumber lain selain buku teks, Mengamati objek/kejadian, Aktivitas Wawancara dengan narasumber

d.      Mengasosiasikan/ Mengolah

Kegiatan Belajarnya

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi

e.      Mengkomunikasikan         

Kegiatan Belajarnya : Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan  hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnnya.

20.              Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran discovery learning? Jelaskan langkah-langkah discovery learning dan buatlah referensi dalam perencanaan pembelajaran



Model Discovery Learning ialah teori mencar ilmu yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning meliputi 6 tahap, yaitu

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)   

b.  Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)     

c.  Data collection (Pengumpulan Data).     

d.  Data Processing (Pengolahan Data)     

e.  Verification (Pembuktian)

f.  Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

21. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis duduk kasus ) ? Jelaskan langkah-langkah Problem Based Learning dan buatlah referensi dalam perencanaan pembelajaran

Pembelajaran berbasis duduk kasus merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan duduk kasus kontekstual sehingga merangsang akseptor didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, akseptor didik bekerja dalam tim untuk memecahkan duduk kasus dunia nyata (real world)

Tahapan-Tahapan Model PBL

Fase 1: Orientasi akseptor didik kepada masalah.

Fase 2: Mengorganisasikan akseptor didik

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

22. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran Project Based Learning (Pembelajaran berbasis proyek ) ? Jelaskan langkah-langkah Project Based Learning dan buatlah referensi dalam perencanaan pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) ialah metode pembelajaran yang memakai proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melaksanakan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan banyak sekali bentuk hasil belajar.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode mencar ilmu yang memakai duduk kasus sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan gres berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

4. Memonitor akseptor didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome).

6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

23.  Apakah perbedaan evaluasi, pengukuran, tes, dan penilaian?

Evaluasi (evaluation) ialah penilaian yang sistematik ihwal manfaat atau kegunaan suatu objek (Stufflebeam dan Shinkfield, 1985 dalam Depdiknas, 2004:11).

Pengukuran (measurement) ialah proses penetapan angka terhadap suatu tanda-tanda berdasarkan hukum tertentu (Guilford, 1982 dalam Depdiknas, 2004:9). Safari (1997:3) mengartikan pengukuran sebagai suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi/data secara kuantitatif.

Tes ialah seperangkat pertanyaan yang mempunyai jawaban benar atau salah.

Penilaian (assessment) merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin dan Nix, 1991 dalam Depdiknas, 2004:10).

24.  Apa sajakah prinsip-prinsip penilaian? Jelaskan secara singkat!

Jawab: Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagai berikut.

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada mekanisme dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan akseptor didik alasannya berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, tabiat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, berarti mekanisme penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan sanggup diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik meliputi semua aspek kompetensi dan dengan banyak sekali teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai akseptor didik.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan sedikit demi sedikit dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Akuntabel, berarti penilaian sanggup dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan akseptor didik dalam belajar.

25.              Apa sajakah teknik dan instrumen penilaian sikap?

Jawab: Teknik dan instrumen penilaian sikap ialah sebagai berikut.

Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Keterangan
Observasi
Daftar cek
Skala penilaian sikap
Dilakukan selama proses pembelajaran.
Penilaian diri
Daftar cek
Skala penilaian sikap
Dilakukan pada simpulan semester.
Penilaian antar akseptor didik
Daftar cek
Skala penilaian sikap
Dilakukan pada simpulan semester, setiap pesesrta didik dinalai oleh 3 siswa.
Jurnal
Catatan pendidik berisi informasi ihwal kekuatan dan kelemahan akseptor didik
Berupa catatan guru ihwal kelemahan dan kekuatan akseptor didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran.

 26. Apakah yang dimaksud dengan dimensi pengetahuan berupa fakta, konseptual, procedural, dan metakognitif?

Jawab: dimensi pengetahuan sanggup dijelaskan sebagai berikut.

a.  Pengetahuan faktual; pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.

b.  Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi.

c.  Pengetahuan prosedural; pengetahuan ihwal bagaimana melaksanakan sesuatu.

d. Pengetahuan metakognitif; pengetahuan ihwal kognisi, merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman, meliputi kesadaran berpikir dan penetapan keputusan ihwal sesuatu.
27. Apa sajakah teknik dan intrumen penilaian aspek Keterampilan?

Jawab: Teknik dan Bentuk Penilaian Keterampilan ialah sebagai berikut.

Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Unjuk kerja/ kinerja / praktik
·         Daftar cek, dengan memakai daftar cek, akseptor didik menerima nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu sanggup diamati oleh penilai.
·         Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang memakai skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, alasannya pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Projek
·         Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan.
·         Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.
Produk
·         Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
Portofolio
·         Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)

 28. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran remedial dan pengayaan?

Jawab: Remedial merupakan suatu treatmen atau dukungan untuk mengatasi kesulitan belajar. Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris.

Remediasi ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi sanggup diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.

Pengayaan merupakan suatu kegiatan belajar, dikhususkan bagi akseptor didik yang memiliki  kemampuan mencar ilmu lebih, misalkan mencar ilmu lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri, superior, dan berpikir abstrak, serta mempunyai banyak minat.Secara umum pengayaan sanggup diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan akseptor didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua akseptor didik sanggup melakukannya. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran perhiasan dengan tujuan untuk memperlihatkan kesempatan pembelajaran gres bagi akseptor didik yang mempunyai kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka sanggup mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.

29. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas?

Jawab: intinya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan  berkesinambungan: perencanaan (planning),  pelaksanaan (acting),  pengamatan (observing), dan  refleksi (reflecting).

a.      Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini meliputi semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, planning pengajaran yang meliputi metode/ teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala hambatan yang mungkin timbul pada ketika tahap implementasi berlangsung. Dengan melaksanakan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK sanggup berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

2.      Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari semua planning yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas, ialah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan alhasil diharapkan berupa peningkatan efektiftas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk sanggup lebih mempertajam refleksi dan penilaian yang beliau lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.

3.      Pengamatan Tindakan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi ihwal pelaksanaan tindakan dan planning yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.  Terdapat empat metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasi terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya: (a) ada perencanaan antara dosen/guru dengan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat mempunyai keterampilan mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari kecenderungan untuk menciptakan penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktiftas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistemaris.

4.      Refleksi Terhadap Tindakan

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat ketika dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, menyerupai halnya pada ketika observasi.

30. Apakah yang dimaksud dengan refleksi pembelajaran?

Jawab: Refleksi ialah kegiatan penilaian dalam banyak sekali bentuk yang dilakukan oleh akseptor didik terhadap proses mencar ilmu mengajar yang telah dilaksanakan oleh pendidik dengan maksud untuk memperbaiki proses mencar ilmu yang dilaksanakan oleh pendidik pada waktu yang akan datang.

Definisi berdasarkan Reid, 1995 “Reflection is a process of reviewing an experience of practice in order to describe, analyse, evaluate and so inform learning about practice”. Konsep tersebut sanggup diartikan, bahwa refleksi ialah sebuah proses mereviu pengalaman dengan cara mendeskripsikan, menganalisis, mengevaluasi pembembelajaran yang telah dilakukan.

 Sumber Pustaka

Doyin, Mukh dan Supriyono. 2015. Materi UKG Bahasa Indonesia. Semarang: Bandungan Institute.

Kurniawan, Endang, dkk. 2016. Refleksi Pembelajaran Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

____________ 2016.  Pemanfaatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian. Jakarta: Direktorat Jenderal GurudanTenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber Pustaka

Wibowo, Hari dkk. 2016. Karakteristik Peserta Didik. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

___________ 2016. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

__________ 2016. Teori Belajar. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

  


0 Response to "Soal Uraian Dan Tanggapan Ppg Kompetensi Pedagogik"

Total Pageviews