Latest News

Mengidentifikasi Kalimat Bermajas

PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA NOMOR 17


Kunci Jawaban: C
Pembahasan

Soal di atas menanyakan majas pada karya sastra. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup bahan membaca sastra level kognitif pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu mengidentifikasi kalimat  yang bermajas dalam kutipan cerpen dengan tepat.
Kalimat bermajas pada kutipan tersebut terdapat pada kalimat bernomor (3) Paling tidak saya menampakkan batang hidungku di sana. Jenis majas pada kalimat tersebut yaitu sinekdoke pars pro toto. Majas sinekdoke pars pro toto yaitu majas yang menyebutkan sebagian untuk maksud keseluruhan, 
RINGKASAN MATERI
Majas atau gaya Bahasa yaitu cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya. Menurut Henry Guntur Tarigan, majas sanggup dibagi empat jenis yaitu, majas perbandingan,  majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan
Beberapa pola majas sanggup dilihat pada tabel berikut.

NO
Jenis Majas
Definisi/Ciri
Contoh
1.       
Personifikasi
perbandingan yang melukiskan benda mati seakan-akan hidup

Banjir bandang telah menelan korban manusia.

2.       
Metafora
perbandingan yang implisit tanpa kata pembanding.

Kapan Anda bertemu dengan kembang desa itu?

3.       
Hiperbola
majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan

Suaranya menggelegar membelah angkasa.

4.       
ironi
majas yang menyatakan makna yang bertentangan atau sebaliknya dengan maksud menyindir
Pagi benar engkau datang, gres pukul delapan

5.       
Pleonasme
majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang bersama-sama tidak perlu dikatakan lagi /mubadzir.
Salju putih sudah mulai turun ke bawah.

6.       
Repetisi
majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali yang biasanya dipergunakan dalam pidato.
Kita junjung ia sebagai pemimpin, kita junjung ia sebagai pelindung, kita junjung ia sebagai pembebas kita.
7.       
Antitesis
majas kontradiksi yang melukiskan sesuatu dengan meng- gunakan kepaduan kata yang berlawanan arti.
Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukan-lah suatu ukuran nilai seorang wanita.
8.       
Paradoks
majas kontradiksi yang melukiskan sesuatu seakan-akan ber tentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak lantaran objeknya berlainan.
Hidupnya mewah, tetapi tidak bahagia.

9.       
Perumpamaan
perbandingan dua hal dengan menggunakan kata-kata perbandingan (bagaikan, seperti, dsb.)
Gadis itu sangat bagus bagaikan bidadari

10.   
Litotes
majas yang menyatakan berlawanan, memperkecil, atau memperhalus keadaan.
Terimalah pemberian yang tidak berharga ini.

11.   
Metonimia
majas yang menggunakan nama ciri atau hal yang ditautkan dengan
orang, barang sesuai penggantinya
Dia ke Jakarta naik Garuda

12.   
Sinekdok  Pars pro toto
penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan
Saya tidak melihat batang hidungnya
13.   
Sinekdok Totem Pro parte
penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian.
Indonesia meraih medali emas dalam pertandingan itu.
14.   
Alusio
majas yang menunjuk secara tidak pribadi ke suatu kejadian dengan menggunakan peribahasa
Menggantung asap saja kerjamu semenjak tadi. (membual, omong kosong)
15.   
Eufeumisme
majas yang halus sebagai pengganti ungkapan

Pemerintah mengadakan adaptasi harga BBM, (menaikkan)
Pengklasifikasian Majas
Berdasarkan penggolongannya, macam macam majas atau gaya bahasa kiasan terbagi menjadi empat kategori diantaranya, majas perbandingan; majas pertentangan; majas sindiran; dan majas penegasan. Keempat kategori majas tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa majas turunan yang akan dijelaskan pada ulasan berikut ini.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan yaitu majas (gaya bahasa) yang menyatakan perbandingan. Proses pembanding tersebut diungkapkan dengan cara yang berbeda, bergantung pada pengguna bahasa (penutur).
Macam macam majas perbandingan, diantaranya :
1.1. Majas Asosiasi (perumpamaan)
Majas perumpamaan diungkapkan dengan maksud mengadakan perbandingan terhadap dua hal yang secara mutlak berbeda, namun dianggap sama. Penggunaan majas ini biasa ditandai dengan kata bagai; bak; seperti; seumpama; laksana.
Contoh Majas Asosiasi :

  • Wataknya keras mirip batu
  • Pendiriannya berpengaruh bagaikan kerikil karang
  • Menggapai mimpinya itu, bagai punuk rindukan bulan
  • Wajah si kembar Lina-Lani memang mirip pinang dibelah dua
  • Mukanya putih higienis mirip susu
1.2. Majas Metafora
Majas metafora yaitu gaya bahasa yang menawarkan ungkapan perbandingan analogis. Penggunaan majas metafora ditandai dengan pemakaian kata yang bukan makna bersama-sama mirip kata tangan kanan; kembang desa; bintang kelas.
Contoh Majas Metafora :

  • Beberapa pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik oleh ajudan Pak Bobi.
  • Winda memang kembang desa di kampung ini, masuk akal banyak cowok yang ingin memperistrinya.
  • Prestasi Ardi yang selalu menjadi bintang kelas semakin menciptakan gembira ibunya.
  • Singa memang kuat, sehingga pantas kalau ia dijuluki raja hutan
  • Wajar saja semua warga dijadikan kaki tangan Pak Bowo, mereka gampang sekali meminta pinjaman pada orang terkaya itu
1.3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi yaitu majas yang memunculkan karakteristik insan kepada benda mati, sehingga benda mati tersebut seolah mempunyai nyawa layaknya manusia.
Beberapa kata yang termasuk majas personifikasi diantaranya, angin berbisik; pena menari; langit menangis.

  • Angin yang berbisik seolah memberikan pesanmu untukku Ayah.
  • Dengan lihainya penulis itu berimajinasi dengan pena yang menari-nari diatas kertas.
  • Langit ikut menangis dengan beberapa peristiwa yang melanda Indonesia beberapa waktu ini.
  • Ombak berlarian semakin menambah eksotisnya pantai Lovina
  • Pikirannya niscaya melayang kemana-mana lantaran banyak problem beberapa waktu belakangan
1.4. Majas Alegori
Majas alegori yaitu majas perbandingan yang berkaitan satu dengan yang lain. Majas alegori lebih sering ditemukan pada beberapa paragraf dalam karya sastra mirip dongeng pendek atau novel. Penggunaan majas alegori ditandai dengan pengungkapan dalam dongeng yang penuh simbol bermuatan moral.
Contoh Majas Alegori :

  • Merawat seorang anak itu menyerupai memelihara sebuah pohon. Ketika menyiraminya dengan pupuk yang baik, maka pertumbuhannya juga akan baik, sehingga berbuah manis.
  • Seorang guru yaitu Nahkoda bagi murid-muridnya. Ketika sang nahkoda sempurna jalur, maka kemudi pun akan tenang-tenang saja
  • Menjaga nama baik ibaratnya merawat kertas putih, sedikit saja ada titik disana niscaya kentara
  • Memang bagus rupa si Aisyah, bagaikan mawar pesonanya menyihir kumbang-kumbang lelaki di sekitarnya
  • Ibarat alat dapur, perlakukan otak mirip pisau. semakin sering diasah ia akan semakin tajam
1.5. Majas Simbolik
Majas simbolik yaitu gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda yang lain, perbandingan binatang atau dengan tumbuhan.
Contoh Majas Simbolik :

  • Sebab seringnya Ia berhutang pada lintah darat, karenanya tahun ini dipastikan tokonya bangkrut.
  • Rumah glamor di ujung jalan Surapati semalam ludes dilalap si hebat merah.
  • Sebutan buaya darat yang melekat pada Andi membuatnya susah mendekati hati perempuan idamannya
  • Semakin kaya saja pengusaha bangunan itu, seluruh pegawainya berotot kuda besi
  • tingkah lakunya mirip bunglon saja, tidak pernah punya pendirian
1.6. Majas Metonimia
Majas metonimia yaitu majas yang menggunakan label sebuah brand dagang untuk menggantikan benda tersebut dalam kalimat.
Contoh  Majas Metonimia :

  • Kakek bau tanah yang berpenyakit asma itu masih saja menghisap Djarum (rokok).
  • Biasanya Ayah membawa Aqua sebagai bekal dikala olahraga pagi.
  • Bibi terbang dengan Garuda ke Surabaya
  • Kapal Api memang nikmat kalau diseduh sore-sore begini
  • Setiap menonton televisi tidak lupa ia siapkan Dua Kelinci favoritnya.
 1.7. Majas Sinekdoke
Majas sinekdok yaitu majas yang menyebut sebagian untuk menggantikan keseluruhan, atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri dari dua kategori yaitu majas pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan dan majas totem pro parte, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh Majas Sinekdoke :

  • Tiket masuk konser grup band luar negeri itu dijual Rp 200.000. per kepala.
  • Batang hidung pengacara gadungan itu belum juga terlihat di ruang sidang.
  • Kabarnya setiap ibu hamil untuk tahun ini menerima pinjaman dana Rp 1.200.000 per orang.
  • Harga ikan tuna dipasaran semakin melonjak saja, kemarin sudah mencapai Rp 100.000 per ekornya.
Contoh penggunaan Totem pro parte dalam kalimat :

  • Para personil POLRI sudah siaga menjaga demonstran yang hendak berunjuk rasa pagi ini.
  • Anggota Darmawanita kota Buleleng sedang menyiapkan lomba memasak untuk memeringati hari Ibu.
  • Skuad Jerman berhasil dikalahkan oleh Portugal pada pertandingan semifinal semalam.
  • Kampung kami menjuarai lomba panjat pinang se kelurahan.
1.8. Majas Simile
Majas simile yaitu majas yang menggunakan kata depan dan penghubung untuk menunjukan perbandingan eksplisit.
Contoh Majas Simile :

  • Mentalnya tangguh mirip baja, membuatnya semakin idealis.
  • Seperti belut saja kelakuannya, gesit kemana-mana.
  • Kedekatan mereka mirip sepasang kekasih yang tengah berbahagia.
  • Kehadiran sosok Ibu dalam sebuah keluarga mirip cahaya bulan yang menerangi gelapnya malam.
  • Dua abang beradik itu mirip air dan minyak, bertengkar saja kerjanya.
2. Majas Pertentangan
Gaya bahasa sindiran yaitu penggunaan majas sebagai ungkapan untuk menyatakan suatu hal yang bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya.
Majas kontradiksi dikategorikan menjadi beberapa jenis, diantaranya majas antithesis; majas paradoks; majas hiperbola; dan majas litotes. Pada ulasan berikut ini akan dijelaskan mengenai keempat kategori majas kontradiksi tersebut.
Majas antitesis yaitu majas yang menggunakan dua kata yang berlawanan untuk mengungkapkan suatu pertentangan.
Contoh Majas Antitesis :

  • Tua atau muda boleh ikut meramaikan gerak jalan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
  • Bagi wakil Indonesia di ajang sea games, menang atau kalah bukan suatu problem lantaran yang utama yaitu pengalaman.
  • Baik buruk seseorang itu tidak bisa kita nilai dari penampilan saja.
  • Cantik atau buruk rupa seorang perempuan bisa terlihat dari cara ia menggunakan hatinya.
  • Lapang atau sempitnya rezeki itu bergantung pada perjuangan kita dalam bekerja.
2.2. Majas Paradoks
Paradoks yaitu jenis majas yang mengungkapkan pernyataan mengenai dua hal yang seolah bertentangan, tetapi kadang juga ada benarnya.
Contoh Majas Paradoks :

  • Bisa saja daerah yang berbahaya yaitu daerah yang paling aman.
  • Dia hanya bisa tersenyum, meski hatinya menangis dikala kehilangan sahabatnya.
  • Meski dalam keramaian kota, masih saja dirinya merasa sendiri usai kehilangan anak semata wayangnya.
  • Tanpa kehadiran buah hati terang saja rumah tangga akan terasa sepi meski tengah merayakan kebahagiaan dengan meriah.
2.3. Majas Hiperbola
Majas hiperbola termasuk majas yang sering digunakan oleh beberapa pengguna bahasa untuk mengungkapkan pertentangan. Majas hiperbola ditandai dengan pernyataan berlebihan dan melampaui kenyataan yang ada.
Contoh Majas Hiperbola :

  • Air matanya mengalir deras dikala beradu pandang dengan Ayah kandung yang telah sepuluh tahun meninggalkannya.
  • Hatinya niscaya seprti disayat sembilu dikala mendengar hinaan itu.
  • Suaranya begitu menggelegar dikala menjadi personil upacara ahad lalu.
  • Usianya yang sudah renta menciptakan kesehatan kakek menurun, kini tubuhnya tinggal kulit dan tulang saja.
  • Mendengar kabar penipuan itu, Ayahnya mengamuk dan aben kemarahannya pada seisi rumah.
2.4. Majas Litotes
Majas litotes yaitu majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara merendahkan diri dari kenyataan yang sesungguhnya. Hal tersebut dikarenakan menghormati lawan tutur.
Contoh Majas Litotes :

  • Beruntung sekali Pak Bupati sudi mampir ke gubug saya.
  • Saya hanya orang desa, masuk akal bila merasa gembira bisa bersekolah di kota.
  • Hanya air yang bisa kami suguhkan kepada kalian.
  • Janganlah Anda bertanya pada orang udik mirip kami.
2.5. Majas Anakronisme
Anakronisme yaitu majas kontradiksi yang ditandai dengan munculnya ketidaksesuaian antara kejadian dengan masa kejadian tersebut.
Contoh Majas Anakronisme :

  • Kalau saja prajurit perang kerajaan Majapahit menggunakan pistol dikala berperang, mungkin sejarah akan lain sekarang.
  • Mungkin saja perang Baratayudha tak berakhir demikian kalau saja dikala itu GPS sudah bisa digunakan.
2.6. Majas Oksimoron
Oksimoron yaitu majas yang masing- masing pecahan kalimatnya mengungkapkan hal bertentangan.
Contoh Majas Oksimoron :

  • Harta bisa menciptakan bahagia, tapi harta juga bisa membawa penderitaan.
  • Ilmu akan membuatmu pandai, tapi bisa saja ilmu membodohkanmu kalau salah dalam mengaplikasikannya.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran yaitu adalah gaya bahasa yang digunakan oleh penutur bahasa dengan maksud menyindir lawan tutur atau pihak ketiga.
Beberapa yang termasuk dalam kategori macam macam majas sindiran adalah: majas ironi; majas sinisme; dan sarkasme.
3.1. Majas Ironi
Majas Ironi ditandai dengan munculnya ungkapan sindiran oleh penutur yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya.
Contoh Majas Ironi :

  • Rajin sekali kamu, siang bolong begini gres berdiri tidur.
  • Cantik sekali gaya rambutmu, hingga saya enggan menirunya.
  • Sungguh lezat makanan ini, hingga anakku tidak habis memakannya.
  • Bagusnya kostum yang kau kenakan, niscaya harganya murah.
3.2. Majas Sinisme
Majas sinisme yaitu majas yang digunakan dengan maksud menyindir secara tidak langsung. Sinisme diungkapkan menggunakan kosakata yang kurang santun. (baca : pengertian majas sinisme)
Contoh Majas Sinisme :

  • Perilakumu tidak mencerminkan pendidikanmu yang sudah sarjana.
  • Tidak bisa ya menulis lebih baik lagi, tulisanmu mirip orang yang gres bisa menggunakan pensil.
3.3. Majas Sarkasme
Sarkasme yaitu majas sindiran paling kasar. Penggunaan majas ini seringkali dimaksudkan untuk sengaja menyakiti lawan tutur.
Contoh Majas Sarkasme :

  • Gajah nanah tidak seharusnya ada disini !
  • Buang saja foto lamamu itu, muak saya melihatnya!
4. Majas Penegasan
Disebut majas penegasan, maka fungsi utamanya yaitu menegaskan kepada lawan tutur atas sesuatu hal. Majas penegasan bermaksud memunculkan kesan idealis dan terkadang bersifat provokatif kepada pendengarnya.
Beberapa majas yang tergolong dalam macam macam majas penegasan antara lain, pleonasme; repetisi; paralelisme; tautologi; klimaks; antiklimaks; dan retorik.

4.1. Majas Pleonasme
Pleonasme yaitu majas penegasan yang ditandai dengan pengunaan kata denotasi (sudah terang maknanya), namun dipertegas lagi pada kalimat berikutnya.
Contoh Majas Pleonasme :

  • Ayo Ardi, giliranmu maju ke depan untuk baca puisi ini.
  • Andai saja ia berani masuk ke dalam ruangan Kepala Sekolah, pastilah hukumannya bisa jadi ringan.
4.2. Majas Repetisi
Majas repetisi yaitu majas yang menggunakan kata berulang pada satu kalimat. Pengulangan bisa pada kata, frasa, maupun klausa. Hal tersebut disebabkan majas repetisi bermaksud untuk menawarkan penekanan.
Contoh Majas Repetisi :

  • Sekarang, dikala ini, detik ini juga saya harus mulai bermetamorfosis dewasa.
  • Bung Karno yaitu contoh, Bung Karno yaitu panutan, Bung Karno yaitu suri tauladan kita semua.
Paralelisme yaitu majas perulangan dalam satu kalimat dan tersusun dalam baris kata yang berbeda. Majas paralelisme biasa ditemukan dalam karya sastra puisi.
Contoh Majas Paralelisme :

  • Senja ini begitu manis
    Senja ini begitu indah
    Senja ini sangat berkesan
  • Wajahnya tampan
    Wajahnya memang menawan
    Wajahnya begitu rupawan
4.4. Majas Tautologi
Tautologi yaitu majas penegasan yang ditandai dengan adanya pengulangan sinonim.
Contoh Majas tautologi :

  • Harusnya kau bisa berpengaruh dan tegar menghadapi setiap masalah.
  • Ubah pemikiranmu, tidak semestinya hatimu kau biarkan hambar apalagi hingga beku.
4.5. Majas Klimaks
Majas titik puncak yaitu majas yang mengungkapkan hal secara berturut-turut dan semakin usang semakin meningkat.
Contoh Majas Klimaks :

  • Dari kecil hingga dewasa, hobinya memancing masih saja dipertahankan.
  • Dosen, Kajur, bahkan Dekan seharusnya bisa mengatasi problem intern perselisihan antar mahasiswanya.
4.6. Majas Antiklimaks
Antiklimaks yaitu majas yang berkebalikan dari majas klimaks. Antiklimaks ditandai dengan munculnya kata yang berturut- turut semakin menurun.
Contoh Majas antiklimaks :

  • Kalau saja Camat, Lurah, bahkan RT bisa bersosialisasi dengan baik, niscaya program pentas seni di wilayah kita bisa berjalan lancar.
  • Jangan hanya bicara Negara, seharusnya dari propinsi, kota, hingga kampong yaitu tanggung jawab seluruh warga.
4.7. Majas Retorik
Majas retorik yaitu majas yang penggunaannya sanggup dilihat pada kalimat pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh Majas Retorik :

  • Haruskah Ibu mengajarkan bahan SD pada kalian semua yang sudah jadi mahasiswa ?
4.8. Majas Elipsis
Majas ellipsis yaitu majas majas yang menghilangkan unsur dalam kalimat
Contoh Majas Elipsis :

  • Ibu ke pasar (predikat “belanja” dihilangkan)
  • Ayah ke kantor (predikat “pergi” dihilangkan )
4.9. Majas Koreksio
Majas koreksio yaitu majas yang diungkapkan penutur untuk menarik perhatian dengan menyanggah kalimat sebelumnya dan memunculkan kalimat gres sebagai pembenaran.
Contoh Majas Koreksio :

  • Sebenarnya sudah hampir enam tahun, maaf, tampaknya lebih dari enam tahun keluarga kami menumpang di tanah milik negara ini.
4.10. Majas Inversi
Majas Inversi yaitu majas yang didalamnya terdapat pergantian susunan kata pada kalimat.
Contoh Majas Inversi :

  • Ayah saya pengacara, pengacara Ayah saya.
  • Ibu saya guru matematika, guru matematika Ibu saya.
  • Dia seorang Dokter, seorang dokter dia.
  • Hidupnya kini menderita, menderita kini hidupnya.
4.11. Majas Interupsi
Majas Interupsi yaitu majas yang ditandai dengan munculnya keterangan suplemen pada masing-masing unsur kalimat.
Contoh Majas Interupsi :

  • Wanita yang tadi kemari, menggunakan jaket merah serta tas punggung berisi banyak peralatan rias itu ternyata yaitu seorang dokter. Tidak disangka memang, penampilannya mirip remaja masa kini.(Sumber https://dosenbahasa.com/macam-macam-majas)
PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA NOMOR 1-50
1.       Menentukan kalimat utama
2.      Menentukan makna istilah
3.      Menentukan kalimat tidak padu dalam paragraf
4.      Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan
5.      Menentukan kalimat fakta dalam paragraf
6.      Menentukan ilham pokok paragraf
7.      Menentukan tujuan penulis sesuai isi teks
8.      Menentukan kalimat yang menggunakan kata tidak baku
9.      Menentukan keteladanan tokoh dalam biografi
10.  Menjawab pertanyaan sesuai isi biografi
11.  Menentukan opini redaksi pada tajuk rencana
12.  Menentukan pihak yang dituju pada redaksi
13.  Menentukan kata rujukan
14.  Menentukan perbedaan isi dua teks (laporan hasil observasi)
15.  Menentukan inti kalimat
16.  Menentukan makna lambang
17.  Menentukan kalimat bermajas
18.  Menentukan cara pendeskripsian tabiat tokoh
19.  Menentukan kalimat yang menyatakan latar tempat
20.  Menentukan konflik cerita
21.  Menentukan kalimat yang memperlihatkan tabiat tokoh
22.  Menentukan nilai budaya dalam cerpen
23.  Menentukan amanat cerpen
24.  Menentukan kesamaan unsur intrinsik dua kutipan cerpen
25.  Menentukan kaitan isi cerpen dengan kehidupan dikala ini

26.  Menentukan maksud isi gurindam
27.  Menilai keunggulan dan kelemahan buku
28.  Menyusun ringkasan teks
29.  Mengurutkan kalimat acak
30.  Menentukan kalimat argumen
31.  Menyusun kalimat simpulan paragraf
32.  Menentukan peribahasa yang sempurna sesuai ilustrasi
33.  Menentukan ungkapan yang sempurna sesuai ilustrasi
34.  Melengkapi teks deskripsi
35.  Melengkapi teks argumentasi
36.  Melengkapi larik pantun
37.  Melengkapi teks prosedur
38.  Menyusun teks esai
39.  Menggunakan konjungsi temporal
40.  Menggunakan kata berimbuhan
41.  Menggunakan kata ulang
42.  Melengkapi paragraf dengan kalimat simpulan
43.  Menggunakan frasa adjektiva
44.  Memperbaiki kalimat tidak efektif
45.  Menentukan alasan penyebab ketidakbakuan kata
46.  Memperbaiki kata tidak baku menjadi kata baku
47.  Memperbaiki penulisan kata serapan yang tidak tepat
48.  Mengidentifikasi penulisan judul yang benar
49.  Menggunakan tanda baca dengan tepat
50.  Menentukan alasan kesalahan pemakaian tanda baca


0 Response to "Mengidentifikasi Kalimat Bermajas"

Total Pageviews