RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA ..
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/Gasal
Materi Pokok : Cerita Rakyat ( Hikayat)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 (Sikap Religius) dan KI-2 (Sikap Sosial) | |
Menghayati dan mengamalkan pedoman agama yang dianutnya Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi permasalahan, sehingga sanggup menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya | |
KI-3 (Pengetahuan) | KI-4 (Keterampilan_ |
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural menurut rasa ingintahunya perihal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah | Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abnormal terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan bisa memakai metoda sesuai kaidah keilmuan |
B. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajara discovery learning siswa sanggup dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan isi nilai hikayat serta sanggup menceritakan kembali, menanggapi isi, secara mandiri.
C. Kompetensi Dasar ( KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar | Indikator |
3.7 Mengidentifikasi nilai- nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik verbal maupun tulis. | 3.7.1 Menentukan ciri-ciri/karakteristik hikayat 3.7.2 Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat 3.7.3 Menentukan nilai-nilai hikayat |
4.7 Menceritakan kembali isi kisah rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca. | 4.7.1 Menceritakan kembali isi hikayat 4.7.2 Menanggapi isi hikayat |
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual : a. Contoh hikayat Indera Bangsawan
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
b. Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
c. Contoh hikayat Si Miskin
Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat-simiskin
2. Konseptual : a. Pemahaman ciri-ciri hikayat
b. Pemahaman unsur-unsur hikayat
c. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat
3. Prosedural : Langkah-langkah menceritakan kembali isi hikayat
a. Membaca hikayat dengan saksama
b. Mencatat pokok-pokok isi hikayat yang dibacanya
c. Menuliskan tokoh-tokoh dalam hikayat
d. Menuliskan hal-hal penting yang terdapat dalam hikayat seperti: kemustahilan, fantastis, dll
4. Metakognitif : Menghubungkan relevansi kisah dalam hikayat dengan kehidupan sehari-hari
E. Pendekatan/ Metode/ Model
1. Pendekatan : Saintific Learning
2. Metode : Diskusi
3. Model : Discovery Learning
F. Media/ Alat dan Bahan
1. Media/ Alat : Laptop, LCD Projektor
2. Bahan : Teks Hikayat
G. Sumber Belajar
1. Buku Teks Kurikulum 2013 (Pusat Perbukuan Nasional)
2. Komposisi, Gorys Keraf
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran | Deskripsi Kegiatan | Alokasi Waktu | |||
Kegiatan Pendahuluan | 1. Peserta didik merespon salam dari guru sebagai tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan. (PPK) 2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran sebelumnya perihal teks anekdot (tanya jawab). 3. Peserta didik mendiskusikan warta dengan proaktif perihal hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya perihal ciri, unsur dan nilai yang terdapat dalam hikayat. 4. Peserta didik memperhatikan klarifikasi guru perihal tujuan pembelajaran dan aktivitas yang harus dilakukan penerima didik | 10 menit | |||
Kegiatan Inti | (1) Stimulation (stimulasi/pemberianrangsangan) a) Peserta didik memperhatikan tayangan video pola hikayat/cerita rakyat (LITERASI) b) Peserta didik membaca teori perihal cirri-ciri/karaktertistik cerita rakyat/hikayat c) Peserta didik membaca teori perihal unsure intrinsic. | 10 menit | |||
(2) Problem statement (pernyataan/ identifikasimasalah) a) Peserta didik mencermati yang cerita/hikayat yang telah dibacanya. b) Peserta didik menentukan ciri/karakteristik kisah rakyat/hikayat c) Peserta didik menentukan unsure intrinsik kisah rakyat/hikayat yang telah dibacanya. (HOTS) | 70 menit | ||||
(3) Data collection (pengumpulan data) a) Peserta didik mendiskusikan cirri-ciri/karakteristik kisah rakyat yang telah ditentukan masing-masing kelompok. (4C =COLLABORATIVE) b) Peserta didik mendiskusikan unsure intrinsik yang telah ditentukan oleh kelompoknya masing-masing c) Peserta didik mendiskusikan nilai-nilai cerita rakyat/hikayat dengan kelompoknya. | |||||
(4) Data processing /pengolahan data a) Peserta didik menyimpulkan cirri-ciri/karaktertistik kisah rakayat/hikayat yang dibaca bersama kelompoknya b) Peserta didik menyimpulkan unsure intrinsik bersama kelompoknya c) Peserta didik mendiskusikan nilai-nilai kisah rakyat/hikayat bersama kelompoknya | |||||
(5) Verification (pembuktian), Generalization a) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun narasi dengan mengaitkan nilai-nilai dengan kehidupan sehari-hari b) Peserta didik menceritakan kembali kisah rakyat/hikayat dengan mengaitkan nilai-nilai dengan kehidupan sehari-hari c) Peserta didik menanggapi hasil kisah rakyat dari kelompok lain d) Peserta didik melaksanakan konfirmasi dengan guru perihal cirri/karakter kisah rakyat/hiayat dan unsur intrinsik, serta nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari | |||||
Kegiatan Penutup | Ø Guru bersama murid menyimpulkan hasil diskusi tentang ciri, unsur, dan nilai dalam hikayat Ø Peserta didik menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran dalam mengidentifikasi nilai-nilai hikayat. Ø Peserta didik bersama guru melaksanakan refleksi tentamg proses pembelajaran yang sudah dilakukan Ø Peserta didik menyimak klarifikasi guru atas rencana pembelajaran yang pertemuan berikut. Ø Peserta didik menjawab salam epilog pelajaran dari guru | 10 menit | |||
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen evaluasi : jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
Jenis/Teknik tes : tertulis
Bentuk tes : uraian
Keterampilan
a. Teknik/Bentuk Penilaian: Lisan
b. Bentuk : praktik
c. Instrumen Penilaian : (terlampir)
Mengetahui ………………………..
Kepala Sekolah, Guru Mapel Bahasa Indonesia,
……………….. ………………………………
A.
|
MATERI PEMBELAJARAN
Materi Faktual
a. Contoh hikayat Indera Bangsawan
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
b. Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
c. Contoh hikayat Si Miskin
Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat- simiskin
Materi Konseptual
· Ciri-ciri atau karakteristik hikayat
Ø Istanasentris = mencerikan perihal kerajaan, raja dan keluarganya, serta hulubalang, perdana menteri
Ø Kesaktian tokoh/kemustahilan = tokoh dengan tiba-tiba bisa melaksanakan sesuatu yang mungkin sangat mustahil
Ø Anonim = tidak diketahui nama pengarang sehingga kisah itu milik bersama ( komunal)
Ø Disebarluaskan secara verbal = berkembang di masyarakat disampaikan secara verbal lantaran pada waktu itu belum banyak yang mengenal bahasa tulis
Ø Fantastis dan statis = ceritanya berlebih-lebihan dan tidak mengalami perubahan
Ø Menggunakan bahasa klise dan melayu klasik (sulit dipahami)
· unsur-unsur intrinsik (alur, penokohan, latar, dan amanat)
1. Tokoh, perwatakan, penggambaran watak
tokoh → nama tokoh/pelaku dalam hikayat (ada tokoh antagonis, protagonis, tritagonis)
perwatakan → watak/sifat/karakteristik para tokoh (secara fisik maupun kejiwaan)
penggambaran tabiat → cara pengarang menggambarkan tabiat tokoh, ini dibedakan menjadi lima cara:
a. pribadi
b. obrolan tokoh
c. tanggapan tokoh lain
d. jalan pikiran tokoh
e. tingkah laris dan lingkungan tokoh
2. SETING/LATAR
a. tempat → dimana insiden itu terjadi
b. waktu →kapan insiden itu terjadi
c. suasana→bagaimana keadaan waktu insiden itu terjadi
a. tempat → dimana insiden itu terjadi
b. waktu →kapan insiden itu terjadi
c. suasana→bagaimana keadaan waktu insiden itu terjadi
3. ALUR
a. alur maju/lurus/progresif → peristiwa
diceritakan secara urut dari awal hingga akhir.
b. alur mundur/flashback/regresif→ cerita
dimulai dari selesai atau tengah (konflik) kemudian
dicari sebab-sebabnya.
c. alur campuran/maju mundur →menggunakan
dua alur (novel/roman)
4. SUDUT PANDANG PENGARANG
a. orang pertama tokoh utama
b. orang pertama tokoh sampingan
c. orang ketiga serba tahu
d. orang ketiga tokoh utama
e. orang ketiga dalam cerita/sebagai pengamat
a. orang pertama tokoh utama
b. orang pertama tokoh sampingan
c. orang ketiga serba tahu
d. orang ketiga tokoh utama
e. orang ketiga dalam cerita/sebagai pengamat
5. MAJAS/GAYA BAHASA
Suatu kisah tidak terlepas dengan bahasa kias dan konotasi
misalnya : metafora, personifikasi, hiperbola, paradoks, sinestesia, sinekdok
6. AMANAT→ Pesan yang akan disampaikan oleh pengarang. Bisa melalui perilaku tokoh-tokohnya, ceritanya, atau lainnya.
7. TEMA → Ide yang menjadi dasar kisah
a. tema mayor → tema secara umum atau luas
b. tema minor → tema secara sempit atau khusus
• Nilai-nilai hikayat.
a. Nilai moral→ berkait dengan etika, tanggung
jawab, kewajiban, dll
b. Nilai sosial → berkait dengan kemanusian,
yaitu menolong/membantu baik dengan
manusia lain atau makhluk lain.
c. Nilai adat budaya → berkait dengan tradisi/
kebiasaan di suatu tempat atau kelompok.
d. Nilai agama → berkait dengan Allah,
kewajiban makhluk kepada Sang Pencipta
· Isi hikayat:
Memahami isi hikayat yaitu dengan cara menentukan siapa tokohnya, apa yang dilakukan, bagaimana ia melakukan, dengan siapa ia melakukan, di mana ia melakukan, apa hasil dari yang dilakukan, dsb. (5 W + 1 H)
|
Tabel 2. Kisi-kisi Soal
IPK | Materi Pembelajaran | Indikator Soal | Teknik Penilaian | Bentuk Instrumen | Nomor Soal |
3.7.1.Menentukan ciri- ciri/karakteristik hikayat | · ciri-ciri/karakteristik hikayat (istana sentries, kemustahilan, bahasa melayu, anonim) | · Siswa sanggup menentukan cirri-ciri/karakteristik kisah rakyat/hikayat. | Tes tertulis | Uraian | 1 |
3.7.2.Menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat | · unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (tema, perwatakan, alur, konflik, amanat, gaya bahasa) | · Siswa sanggup menentukan tema hikayat/cerita rakyat · Siswa sanggup menentukan tabiat hikayat/cerita rakyat · Siswa sanggup menentukan alur hikayat/cerita rakyat · Siswa sanggup menentukan amanat hikayat/cerita rakyat · Siswa sanggup menentukan gaya bahasa hikayat/cerita rakyat | Tes tertulis | Uraian | 6 2 3 4 5 |
3.7.3.Menentukan nilai-nilai hikayat | · nilai-nilai budaya, moral) | · Siswa sanggup menentukan nilai budaya · Siswa sanggup menentukan nilai moral | Tes tertulis | Uraian | 7 |
4.7.1 Menceritakan kembali isi hikayat | · Menceritakan kembali isi hikayat | · Siswa sanggup menceritakan kembali isi hikayat denga kalimat sendiri | Tes tertulis | uraian | 8 |
4.7.2. Menanggapi isi hikayat | · Menanggapi isi hikayat | · Siswa sanggup menanggapi isi hikayat/cerita rakyat yang | Tes tertulis | uraian | 9 |
Instrumen Soal:
Bacalah kisah rakyat berikut!
Hikayat Indera Bangsawan.
Hikayat Indera Bangsawan
Tersebutlah perkataan seorang raja yang berjulukan Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa usang di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang bau tanah keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang bau tanah Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka berguru pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan aba-aba tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri lantaran anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang cowok yang berkata kepadanya: barang siapa yang sanggup mencari buluh perindu yang dipegangnya, yaitu yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.
Maka tiba pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada AllahSubhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.
Beberapa usang di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menandakan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain yaitu perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia hingga di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang sanggup menangkap Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para hebat nujum menyampaikan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang sanggup menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang sanggup susu harimau beranak muda, yaitu yang akan menjadi suami tuan puteri.”
Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu.Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali ibarat dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteri pun sembuhlah. Adapun sehabis Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa pria apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya upaya.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginnda berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indrra Bangsawan. Indra Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa. Saat Buraksa tiba hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang yummy itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya kemudian meneguk habis air minum dalam gentong.
Tak usang kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh jawaban ramuan daun-daunan dalam air minumnya.
Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa.
Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari ijab kabul Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu kesudahannya mereka menentukan untuk pergi. Mereka aib kalau hingga niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik
Berdasarkan teks di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Tentukan 4 cirri-ciri kisah rakyat tersebut!
2. Tentukan tabiat tokoh Indera Bangsawanyang terdapat pada kisah rakyat tersebut!
3. Tentukan alur yang terdapat pada kisah rakyat tersebut!
4. Tentukan amanat yang terdapat pada kisah rakyat tersebut!
5. Tentukan gaya bahasa yang terdapat pada kisah rakyat tersebut.!
6. Tentukan tema yang terdapat pada kisah rakyat tersebut!
7. Tentukan nilai budaya dan nilai moral yang terdapat pada kisah rakyat yang telah dibaca!
8. Tulislah kembali kisah rakyat yang telah dibaca dengan memakai kalimat sendiri!
9. Tulislah tanggapan menurut isi kisah rakyat yang telah dibaca!
Kunci Jawaban:
1. Kemustahilan, anonim, kesaktian, istanasentris
2. Pemberani
3. Maju
4. Kita harus membantu orang yang membutuhkan pertolongan
5. Menggunakan antitesis, contohnya naik gunung turun gunung, keluar masuk hutan
6. Kehebatan saudara kembar dalam menghadapui musuh sebelum mencapai kebahagiaan
7. Nilai budaya: raja ditunjuk menurut keturunan dan raja yang mempunyai putra lebih dari satu selalu mencari tahu siapa yang paling gagah dan pantas menjadi penggantinya
Nilai moral: Membantu orang lain yang sedang mengalami musibah
Tidak mau bekerja keras untuk mendapat sesuatu
8. Kebijaksaan guru
9. Kebijaksanaan guru
Pedoman penskoran
1. Skor maksimal 100
2. Skor maksimal 100
3. Skor maksimal 100
4. Skor maksimal 100
5. Skor maksimal 100
6. Skor maksimal 100
7. Skor maksimal 100
8. Skor maksimal 100
9. Skor maksimal 100
Penugasan
Bacalah teks hikayat berikut ini!
Hikayat Raja Donan
Tersebutlah kisah seorang raja yang terlalu besar kerajaannya. Negeri itu berjulukan Mandi Angin. Baginda berjulukan Raja Besar. Istri baginda berjulukan Tuan Puteri Lindungan Bulan. Sayang baginda tidak berputera. Maka milailah baginda berkaul, berniat serta memberi sedekah kepada fakir miskin. Selang berapa lama, Puteri Lindungan Bulan pun hamillah. Maka baginda minta pada hebat nujum yang tujuh beradik itu meramal putera baginda yang masih dalam kandungan itu. Malang tidak berbau. Ketujuh hebat nujum itu menaruh khianat kepada raja dan menyampaikan bahwa jikalau putra baginda ditaruh di dalam negeri, negeri niscaya akan binasa. Itulah sebabnya, apalbila Raja Donan dil;ahirkan, ia kemudian dihanyutkan ke dalam laut. Kelahirannya yang luar biasa, bantu-membantu dengan sebilah pedang dan sebilah keris, tidak sanggup menghilangkan rasa bimbang baginda.
Tersebut pula perkataan Bendahara Tua, kakak baginda yang tinggal di muara sungai. Bendahara seperti mengetahui nasib yang menimpa anak saudaranya dan memohon kepada Tuhan semoga anak saudaranya itu terdampar ke tempatnya. Hal itu benar-benar terjadi. Tetapi apabila anak itu sudah naik ke perahu, bahtera itu terhanyut ke maritim pula. Setahun lamanya, hingga Raja Donan sudah arif berkata, ai masih belum sanggup kembali ke tempat tinggalnya. Pada suatu hari, bahtera mereka berjumpa dengan angkatan maritim Raja Camar Laut yang meminta cukai kerajat dari mereka. Raja Donan enggan membayar cukai. Maka terjadi peperangan. Raja Camar Laut tewas, adik perempuannya, Cik Ambong, menjadi sobat Raja Donan dan dibawa sama dalam perjalanan. Selang berapa usang antaranya, tiba pula kapal Raja Pertukal meminta cukai kepada mereka. Raja Donan menolak membayar cukai yang pula diminta. Maka terjadi pula peperangan. Dalam peperangan ini, Raja Pertukal juga tewas. Adik perempuannya sanggup pula dibujuk semoga mengikuti pengembaraan bersama-sama.
(Kesusastraan Melayu Klasik, Liaw Yock Fang, Erlangga 1991)
Soal:
1. Tentukan karakteristik hikayat tersebut!
2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
3. Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!
4. Tentukan maksud dan isi hikayat tersebut!
|
|
Lembar Kerja Siswa
1. Karakteristik Hikayat Raja Donan:
NO | KARAKTERISTIK | KALIMAT PEMBUKTIAN |
1. | | |
2. | | |
3. | | |
2. Unsur-unsur intrinsik Hikayat Raja Donan:
NO | UNSUR INTRINSIK | KETERANGAN |
1. | Tokoh dan perwatakan | |
2. | Seting | |
3. | Alur ( konflik, penyebab konflik, jawaban konflik | |
4. | Sudut pandang | |
5 | Amanat | |
3. Unsur-unsur Ekstrinsik/ Nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Raja Donan:
NO | NILAI-NILAI HIKAYAT | KETERANGAN |
1. | | |
2. | | |
3. | | |
4. Maksud dan isi Hikayat Raja Donan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kunci Jawaban:
1. Karakteristik hikayat tersebut!
d. Istanasentris : menceritakan raja Raja Besar dan Raja Donan beserta keluarganya.
e. Kesaktian tokoh/kemustahilan : Bayi Raja Donan yang sudah dibuang ke laut, ternyata masih hidup
2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
NO | UNSUR INTRINSIK | KETERANGAN |
1. | Setting | Tempat : Negeri Mandi Angin |
2. | Alur | Maju/progresif: diawali Raja yang ingin mempunyai anak, kemudian istrinya hamil, tetapi dianggap nantinya akan berbahaya, kemudian bayi tsb dibuang ke laut. |
3. | Tokoh | Tokoh : Raja Besar, Raja Donan, Puteri Lindungan Bulan, Raja Camar, Bendahara Tua |
4. | Amanat | Percayalah kepada kebesaran Tuhan jangan percaya kepada hebat nujum |
3. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!
NO | UNSUR INTRINSIK | KETERANGAN |
1. | Nilai moral | Orang bau tanah harus melindungi anaknya, bukan membuang anak. |
2. | Nilai budaya | Percaya kepada hebat nujum |
3. | Nilai sosial | Cik Ambong, menjadi sobat Raja Donan dan dibawa sama dalam perjalanan |
4. Maksud dan isi hikayat tersebut!
Seorang raja yang percaya kepada hebat nujum perihal bayi yang dikandung isterinya, kemudian raja tsb membuang bayinya di laut.
Kreteria skor:
1. Skor maksimal 100
2. Skor maksimal 100
3. Skor maksimal 100
4. Skor maksimal 100
Penilaian psikomotorik
Bacalah kembali hikayat Raja Donan,kemudian ceritakan kembali hikayat tersebut dengan bahasa kalian sendiri!
RUBRIK PENILAIAN
MENCERITAKAN KEMBALI ISI HIKAYAT
Nama Siswa :
Kelas/No. Absen :
Tanggal Penilaian :
KOMPONEN | SKOR | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |
1.Kesesuaian isi cerita | | | | | |
2. Ekspresi wajah | | | | | |
3. Penggunaan bahasa | | | | | |
4. Gerakan | | | | | |
5. Ucapan | | | | | |
6. Intonasi | | | | | |
7. Pengaturan jeda | | | | | |
8. Intensitas dan kelancaran berbicara | | | | | |
9. Diksi yang dipakai | | | | | |
10. Sistematika | | | | | |
| |
Skor maksimal: 50 x 2 = 100
0 Response to "Rpp Teks Dongeng Rakyat / Hikayat Kd 3.7 Dan 4.7 Kelas X/1 Dilengkapi Literasi, 4C, Ppk, Hots"