Satu hal menimbulkan Bruner populer lantaran ia lebih peduli terhadap proses berguru dari pada hasil belajar. Oleh lantaran itu, berdasarkan Bruner metode berguru merupakan faktor yang menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan khusus. Metode yang sangat didukungnya yaitu metode inovasi (disckelewat / overy).
Disckelewat / overy learning dari Bruner, merupakan model pengajaran yang di-kembangkan berdasarkan pada pandangan kognitif wacana pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis.
Di dalam disckelewat / overy learning siswa didorong untuk berguru sendiri setrik mandiri. Siswa berguru melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru mendorong siswa untuk mendapat pengalaman dengan melaksanakan kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, bukan memberi tahu tetapi memberkan kesempatan atau dengan berdialog agar siswa menemukan sendiri.
Pembelajaran ini membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswa untuk bekerja hingga menemukan jawabannya. Siswa berguru memecahkan setrik sanggup berdiri diatas kaki sendiri dengan keterampilan berpikir alasannya ialah mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi.
Penemuan yang dimaksud disini bukan inovasi sungguh-sungguh, alasannya ialah apa yang ditemukan itu sesungguhnya sudah ditemukan orang. Kaprikornus inovasi di sini ialah inovasi pura-pura, atau inovasi bagi siswa yang bersangkutan saja. Pula penemuannya itu mungkin hanya sebagian saja, alasannya ialah sebagian lagi mungkin diberi tahu guru.
Metode inovasi ialah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikan rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan; sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dengan inovasi ini pada hasilnya sanggup meningkatkan budi budi dan kemampuan untuk berpikir setrik bebas dan melatih keterampilan kognitif siswa dengan trik menemukan dan memecahkan masalah yang ditemui dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Pembelajaran berdasarkan Bruner ialah siswa berguru melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan duduk kasus dan guru berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapat pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah.
Nampaklah, bahwa Bruner sangat menyarankan keaktifan anak dalam proses berguru setrik penuh. Lebih disukai lagi bila proses ini berlangsung di daerah yang khusus, yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi anak, contohnya laboratorium. Dengan metode ini anak didorong untuk memahami suatu fakta dan hubungannya yang belum ia paham sebelumnya, dan yang belum diberikan kepadanya setrik pribadi oleh orang lain.
Manfaat berguru inovasi ialah sebagai berikut:
Adapun tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013;
Disckelewat / overy learning dari Bruner, merupakan model pengajaran yang di-kembangkan berdasarkan pada pandangan kognitif wacana pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis.
Di dalam disckelewat / overy learning siswa didorong untuk berguru sendiri setrik mandiri. Siswa berguru melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru mendorong siswa untuk mendapat pengalaman dengan melaksanakan kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, bukan memberi tahu tetapi memberkan kesempatan atau dengan berdialog agar siswa menemukan sendiri.
Pembelajaran ini membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswa untuk bekerja hingga menemukan jawabannya. Siswa berguru memecahkan setrik sanggup berdiri diatas kaki sendiri dengan keterampilan berpikir alasannya ialah mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi.
Penemuan yang dimaksud disini bukan inovasi sungguh-sungguh, alasannya ialah apa yang ditemukan itu sesungguhnya sudah ditemukan orang. Kaprikornus inovasi di sini ialah inovasi pura-pura, atau inovasi bagi siswa yang bersangkutan saja. Pula penemuannya itu mungkin hanya sebagian saja, alasannya ialah sebagian lagi mungkin diberi tahu guru.
Metode inovasi ialah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikan rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan; sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dengan inovasi ini pada hasilnya sanggup meningkatkan budi budi dan kemampuan untuk berpikir setrik bebas dan melatih keterampilan kognitif siswa dengan trik menemukan dan memecahkan masalah yang ditemui dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Pembelajaran berdasarkan Bruner ialah siswa berguru melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan duduk kasus dan guru berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapat pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah.
Nampaklah, bahwa Bruner sangat menyarankan keaktifan anak dalam proses berguru setrik penuh. Lebih disukai lagi bila proses ini berlangsung di daerah yang khusus, yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi anak, contohnya laboratorium. Dengan metode ini anak didorong untuk memahami suatu fakta dan hubungannya yang belum ia paham sebelumnya, dan yang belum diberikan kepadanya setrik pribadi oleh orang lain.
Manfaat berguru inovasi ialah sebagai berikut:
- Belajar inovasi sanggup dipakai untuk menguji apakah berguru sudah bermakna;
- Pengetahuan yang diperoleh siswa akan tertinggal usang dan gampang diingat;
- Belajar inovasi sangat diharapkan dalam pemecahan duduk kasus alasannya ialah yang diinginkan dalam berguru adar siswa sanggup mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima;
- Transfer sanggup ditingkatkan dimana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh siswa dari pada disajikan dalam bentuk jadi;
- Penggunaan berguru inovasi mungkin memiliki efek dalam membuat motivasiswa;
- Meningkatkan budi budi siswa dan kemampuanuntuk berpikir setrik bebas.
Adapun tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan
- Stimulus ( dukungan perangsang/simuli); kegiatan berguru di mulai dengan memperlihatkan pertanyaan yang merangsang berpikir siswa, menganjurkan dan mendorongnya untuk membaca buku dan atrik berguru lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah;
- Problem Statement (mengidentifikasi masalah); memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin duduk kasus yang relevan dengan materi pelajaran kemudian menentukan dan merumuskan dalam bentuk hipotesa (jawaban sementara dari duduk kasus tersebut);
- Data collecton ( pengumpulan data); memperlihatkan kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk mengambarkan benar atau tidaknya hipotesa tersebut;
- Data Prosessing (pengolahan data); yakni mengolah data yang telah diperoleh siswa melalui kegiatan wawantrik, observasi dll. Kemudian data tersebut ditafsirkan;
- Verifikasi, mengadakan pemerksaan setrik cermat untuk mengambarkan benar tidaknya hipotesis yang ditetapkan dan dihubungkan dengan hasil dan processing;
- Generalisasi, mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua bencana atau duduk kasus yang sama dengan memperhatikan hasil verivikasi. (Muhibbin Syah,1995) dalam Paulina Panen (2003; Hal.3.16).
- Yang dimaksud dengan ”penemuan sesuatu”, pada metode penemuan, hanya belaku bagi yang bersangkutan;
- Pikirkan dengan mantap, konsep apa yang akan ditemukan itu;
- Tidak semua materi matematika sanggup disajikan dengan metode inovasi setrik baik;
- Metode inovasi memerlukan waktu relatif lebih banyak;
- Supaya tidak mengambil kesimpulan terlalu pagi, berilah banyak contoh-contohnya sebelum siswa membuat kesimpulan;
- Bila siswa mendapat kesukaran membuat generalisasinya (kesimpulan), bantulah mereka. Ingat pula bahwa bisa merumuskan sesuatu dengan bahasa yang baik dalam matematika memerlukan penguasaan bahasa yang tinggi. Bila siswa tidak sanggup mengerti dengan salah satu penyajian penampilan inovasi gunakan teknik lain;
- Jangan mengharapkan semua siswa bisa menemukan setiap konsep yang kita minta untuk mencarinya;
- Memperoleh generalisasi atau kesimpulan yang benar pada metode inovasi ini ialah hasil yang paling akhir; untuk mengetahui bahwa kesimpulan kita itu benar kita harus melaksanakan pemeriksaan/pengecekan;
- Buatlah kegiatan sebagai aplikasi penemuan.
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013;
0 Response to "Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Guru Matematika Dalam Metode Inovasi (Disckelewat / overy)"