Home » PEMBELAJARAN » Tips-Trik » Ciri-Ciri Kreativitas Ciri-Ciri Kreativitas Add Comment PEMBELAJARAN, Tips-Trik Wednesday, December 19, 2018 Konsep Kreatifitas Yang Perlu Kita Ketahui. Berikut coba kita menyebarkan artikel perihal ciri-ciri kreatifitas itu sendiri. Ciri-ciri kreativitas sanggup ditinjau dari dua aspek yaitu: a. Aspek Kognitif. Ciri-ciri kreativitas yang bekerjasama dengan kemampuan berpikir kreatif//divergen (ciri-ciri aptitude) yaitu: (1) keterampilan berpikir lancar (fluency); (2) keterampilan berpikir luwes/fleksibel (flexibility); (3) keterampilan berpikir orisinal (originality); (4) keterampilan memperinci (elaboration); dan (5) keterampilan menilai (evaluation). Makin kreatif seseorang, ciri-ciri tersebut makin dimiliki. (Williams dalam Munandar, 1999: 88) b. Aspek Afektif. Ciri-ciri kreativitas yang lebih berkaitan dengan perilaku dan perasaan seseorang (ciri-ciri non-aptitude) yaitu: (a) rasa ingin tahu; (b) bersifat imajinatif/fantasi; (c) merasa tertantang oleh kemajemukan; (d) sifat berani mengambil resiko; (e) sifat menghargai; (f) percaya diri; (g) keterbukaan terhadap pengalaman baru; dan (h) menonjol dalam salah satu bidang seni (Williams & Munandar, 1999). Mengenai kriteria kreativitas Shapiro (dalam Djojonegoro,1994) menyatakan bahwa tanpa ada kejelasan mengenai kriteria kreativitas, suatu kajian perihal kreativitas patut diragukan keabsahan hasilnya. Dalam nada yang sama ,Taylor & Holland (1964) menyatakan, tidak ada yang paling penting dalam kreativitas, kecuali masalah kriteria. Penentuan criteria kreativitas menyangkut tiga dimensi yaitu dimensi proses,person, dan produk kreatif (Amabile,1983) dengan menggunakan proses kreatif sebagai criteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Hal ini dilukiskan oleh Koestler (1964) yang mengartikan kreativitas sebagai suatu proses bisosiatif, yaitu “the deliberate connecting of two previously unrelated ‘matrices of thought’ to produce a new insight or invention”. Dalam pengertian Rothenberg (1976), proses kreatif identik dengan berpikir Janusian (Janusian thinking), yaitu suatu tipe berpikir divergen yang berusaha melihat aneka macam dimensi yang bermacam-macam atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru. Apabila proses bisosiatif ini dihubungkan dengan tahap-tahap berpikir kreatif, maka selama proses tersebut merentang dari pengumpulan informasi (preparasi), inkubasi, iluminasi dan evaluasi/verifikasi, sanggup dikatakan bahwa hasil proses berpikir itu yaitu produk kreatif. Dimensi pertama dari kriteria kreatif ini menyangkut aspek yang invisible atau tidak sanggup dilihat namun tidak sanggup dilepaskan dari segala aspek kreativitas itu sendiri, alasannya yaitu kreativitas yang dihasilkan insan berawal dari proses berpikir. Tentu saja kemampuan berpikir kreatif ini sanggup dibangun melalui rangsangan-rangsangan eksternal menyerupai halnya pengajaran yang kreatif. Keberatan yang diajukan terhadap teori ini ialah, sesuatu yang dihasilkan dari proses berpikir kreatif tidak selalu dengan sendirinya sanggup disebut sebagai produk kreatif. Kriteria ini jarang digunakan dalam penelitian, alasannya yaitu dianggap kurang menyentuh masalah inti, yaitu karya kreatif setrik nyata. Dalam aneka macam studi (misalnya Ghiselin, 1983) proses kreatif lebih ditempatkan sebagai salah satu aspek dari orang kreatif, dan bukan kriteria yang berdiri sendiri. Dimensi person sebagai criteria kreativitas seringkali kurang terang rumusannya. Amabile (1983) menyampaikan bahwa pengertian person sebagai kriteria kreativitas identik dengan apa yang oleh Guilford (1950) disebut kepribadian kreatif (Creative personality), yaitu “those patterns of traits that are characteristics of creative persons”. Kepribadian kreatif berdasarkan Guilford mencakup dimensi kognitif (yaitu bakat) dan dimensi non kognitif (yaitu mind, sikap, dan kualitas temperamental). Menurut teori ini, orang-orang kreatif mempunyai ciri-ciri kepribadian yang setrik signifikan berbeda dengan orang-orang yang kurang kreatif. Pembelajaran kreatif sanggup membangun kreativitas anak didik. Karakteristik-karateristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif. Orang-orang yang mempunyai ciri-ciri menyerupai yang dimiliki oleh orang-orang kreatif dengan sendirinya yaitu orang kreatif. Kriteria ini banyak digunakan penelitian kreatifitas. Prosedur identifikasi orang-orang kreatif berdasarkan ciri-ciri kepribadian yang dimilikinya, biasanya dilakukan melalui teknik self-repor, nominasi dan penilaian oleh sobat sebaya, rekan sejawat atau atasan dengan menggunakan petimbangan subyektif. Keberatan terhadap kriteria ini, bila digunakan sebagai satu-satunya kriteria untuk memilih kreativitas seseorang, ialah alasannya yaitu ia belum menyentuh esensi dari kreativitas, yakni kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru, yang nyata dalam hasil karyanya. Karena itu, dimensi kepribadian dari kreativitas biasanya diteliti dalam kaitan dengan kriteria lain yang lebih eksplisit, yaitu produk kreatif. Person sebagai dimensi kedua dari kriteria kreativitas tentu tidak sanggup dilepaskan begitu saja, orang kreatif tentu mempunyai karakteristik personal yang berbeda dengan orang yang kurang kreatif. Keuletan, keteguhan, tidak takut gagal, antusiasme dalam mengeksplorasi gagasan untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif yaitu sebagian dari kualitas karakteristik personal orang yang kreatif Kriteria ketiga ialah produk kreatif, yang menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan, kriteria ini dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk memilih kreativitas seseorang, sehingga disebut “kriteria puncak” (the ultimate criteria) bagi kreatifitas (Amabile, 1983; Shapiro, 1973) dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti atau panel ahli, dan melalui tes. Misalnya, mengenai kriteria produk kreatif dibidang penelitian keilmuan (murni dan terapan), McPherson (1963; 24) menyebutkan sebelas indicator, yaitu: patents, patent disclosures, publication, unpublished research roports, unprinted oral presentations, improved processes, new instruments, new analytical methods, adeas, new progucts, new compounds. Indikator-indikator ini lebih mencerminkan produk kreatif dibidang sains dan teknologi, dan tidak semuanya berlaku pada produk kreatifitas dibidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Pada semua indikator diatas tampak bahwa kualitas produk kreatif ditentukan oleh sejauh manakah produk tersebut mempunyai kebaruan (newness, novelty) atau orisinal, bermanfaat, dan sanggup memecahkan masalah. Proses penelitian terhadap produk kreatif sanggup dilakukan melalui dua trik, yaitu analisis obyektif dan pertimbangan subyektif. Produk kreatif yang ditampilkan oleh individu yang dibuktikan dalam karya-karya kreatifnya menjadi ukuran; apakah ia/mereka layak disebut sebagai orang kreatif istimewa ataukah tidak. Kriteria yang didasarkan pada produk kretif cukup sanggup mendapatkan amanah daripada kriteria yang didasarkan atas skor tes kreativitas semata-mata (Brandit, 1986), alasannya yaitu produk kreatif setrik eksklusif menggambarkan penampilan nyata seseorang dalam atrik kreatif. Produk kreatif sanggup dikatakan sebagai wujud dari proses berpikir kreatif dan kepribadian kreatif dari seseorang. Lebih lanjut Supriadi (1994) mengemukakan setrik lebih rinci mengenai dimensi proses, person sebagai hal penting dan tidak sanggup dilepaskan dari produk kreativitas. [Ciri-ciri kreativitas | Buku Permainan Kreatif untuk Guru - PT Globalindo Universal Multikreatif] Masih menganggap matematika hanya hitung-hitungan semata, mari kita lihat kreativitas siswa ini, membuat lagu dengan matematika; Tweet 0 Response to "Ciri-Ciri Kreativitas" ← Newer Post Older Post → Home Subscribe to: Post Comments (Atom) Total Pageviews
0 Response to "Ciri-Ciri Kreativitas"