Home » Kompetensi Guru » Penelitian Tindakan Kelas » Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Kajian Teori Dan Metodologi Ptk Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Kajian Teori Dan Metodologi Ptk Add Comment Kompetensi Guru, Penelitian Tindakan Kelas Friday, December 14, 2018 Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi dan Rumusan Masalah PTK, Karakteristik PTK, Hakikat PTK, Pengertian dan Kegunaan. Langsung saja kita coba pelajari wacana kajian teori, hipotesis tindakan serta Metodologi. KAJIAN TEORI dan HIPOTESIS TINDAKAN1. Kajian Teori Dalam membuat rumusan duduk kasus di atas bahwasanya Anda telah melaksanakan “analisis penyebab masalah” sekaligus membuat “hipotesis tindakan” yang akan diberikan untuk memecahkan duduk kasus tersebut. Untuk melaksanakan analisis setrik tajam dan menjustifikasi perlakuan yang akan diberikan, Anda perlu merujuk pada teori-teori yang sudah ada. Tujuannya sekedar meyakinkan bahwa apa yang Anda lakukan sanggup dipertanggungjawabkan setrik profesional. Dalam hal ini proses kerja sama memegang peranan yang sangat penting. Anda juga perlu membaca hasil penelitian terakhir, termasuk CAR, siapa tahu apa yang akan Anda lakukan sudah pernah dilakukan oleh orang lain; Anda sanggup mengambil manfaat dari pengalaman orang itu. Manfaat lain yang lebih penting, Anda akan mengetahui trend-trend gres yang sedang diperhatikan atau diteliti oleh para guru di seluruh dunia. Sekarang ini sedang nge-trend pembelajaran yang bernuansa quantum teaching, quantum learning, contextual learning, integrated curriculum, dan competency based curriculum yang semua berorientasi pada kepentingan siswa. Jika penelitian Anda masih berkutat pada pemberian drill dan PR supaya nilai UAN mereka meningkat, tanpa memperdulikan rasa ketersiksaan siswa, profesionalisme Anda akan dipertanyakan. 2. Hipotesis Tindakan Lakukanlah analisis penyebab duduk kasus setrik seksama supaya tindakan yang Anda rencanakan berjalan dengan efektif. Hipotesis tindakan sanggup Anda tuliskan setrik eksplisit, tetapi sanggup juga tidak sebab intinya Anda belum tahu tindakan mana yang akan berdampak paling efektif. METODOLOGI1. Setting Penelitian Setting penelitian perlu Anda uraikan setrik rinci sebab penting artinya bagi guru lain yang ingin menggandakan keberhasilan Anda. Mereka tentu akan mempertimbangkan masak-masak apakah ada kemiripan antara setting sekolahnya dengan setting penelitian Anda. 2. Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR Dalam melaksanakan CAR atrik mengajar standar (biasa) berlangsung setrik alami; tetapi ada bagian-bagian tertentu yang diberi perlakuan setrik khusus dan diamati dampaknya setrik seksama. Langkah-langkah menyerupai pembuatan satuan pelajaran, planning pelajaran, lembaran kerja, dan alat bantu pembelajaran lainnya yakni langkah pembelajaran standar, bukan CAR. Asumsinya CAR dilaksanakan oleh guru yang sudah melaksanakan pembelajaran standar setrik lengkap tetapi belum berhasil. Ia akan memodifikasi bagian-bagian tertentu dari pembelajaran standar itu. Bagian yang dimodifikasi itulah fokus dari CAR Anda. 3. Tahap PerencanaanTahap perencanaan CAR sebaiknya hanya menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan CAR. Jika ada perubahan pada satuan pelajaran misalnya, hanya kepingan yang diubah saja yang perlu diuraikan setrik rinci. Akan lebih baik bila perubahan itu diletakkan dalam konteks satuan pelajaran aslinya sehingga terlihat terang besar perubahan yang dilakukan. Perangkat-perangkat pembelajaran juga hanya tambahannya yang diuraikan setrik rinci. Jika pembelajaran standar telah dilaksanakan dengan baik perangkat pembelajaran yang diharapkan untuk CAR dengan sendirinya sebagian besar sudah tersedia. Yang sering terjadi dalam CAR selama ini pembelajaran standar belum dilaksanakan sehingga CAR menjadi wahana untuk mewujudkan pembelajaran standar. Hal itu terlihat dari latar belakang yang diuraikan setrik emosional oleh peneliti, umumnya menggambarkan pembelajaran yang sangat tradisional, buruk, dan di bawah standar. Setelah sekolah menerima dukungan dana peningkatan kualitas pembelajaran pun uraian latar belakang itu tidak mengatakan adanya perubahan yang berarti. Setrik tidak eksklusif ditunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh pemberi dana selama ini berlalu tanpa bekas. Tahap perencanaan sanggup memerlukan waktu setengah bulan sebab harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, termasuk di dalamnya yakni penyusunan jadwal, pembuatan instrumen, dan pemilihan kolaborator. 4. Siklus-siklusDalam CAR siklus merupakan ciri khas yang membedakannya dari penelitian jenis lain; oleh sebab itu siklus harus dilaksanakan setrik benar. Siklus pada hakikatnya yakni rangkaian “riset-aksi-riset-aksi- …” yang tidak ada dalam penelitian biasa. Dalam penelitian biasa hanya terdapat satu riset dan satu agresi kemudian disimpulkan. Dalam CAR hasil yang belum baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi hingga berhasil. Siklus terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi; dan (5) perencanaan kembali. Yang diuraikan dalam siklus hanya kepingan yang dimodifikasi melalui action reseach, bukan seluruh proses pembelajaran. Modifikasi atau perubahan setrik total jarang dilakukan dalam action research yang berskala kelas sebab bagaimanapun sistem pendidikan setrik umum masih belum berubah. Misalnya Anda akan memodifikasi pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan carta. Dalam “perencanaan” yang Anda uraikan yakni wacana carta itu saja, contohnya “Tiap pertemuan diusahakan akan ada carta yang dipakai dalam kelas.” Dalam “pelaksanaan” Anda uraikan kenyataan yang terjadi, apakah benar tiap pertemuan sanggup dipakai carta, contohnya “Penggunaan carta tiap pertemuan hanya sanggup dilakukan selama dua ahad pertama; ahad berikutnya rata-rata hanya satu carta tiap empat pertemuan.” Anda tentu saja sanggup mengelaborasi “pelaksanaan” itu dengan menyebutkan carta-carta apa saja yang digunakan, saat-saat mana yang paling sempurna untuk penggunaan, siapa yang menggunakan, berapa usang digunakan, berapa ukurannya, di mana disimpan, dsb., dsb. “Pengamatan” didominasi oleh data-data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan aneka macam instrumen yang telah disiapkan. “Refleksi” berisi klarifikasi Anda wacana mengapa terjadi keberhasilan maupun kegagalan, diakhiri dengan perencanaan kembali untuk perlakuan pada siklus berikutnya. Dalam action reseach selama ini banyak siklus yang bersifat semu, tidak sesuai dengan kaidah yang sudah baku. Inilah kelemahan-kelemahan yang terjadi. Dalam siklus diuraikan semua proses pembelajaran, sehingga tidak sanggup dilihat kepingan yang bahwasanya sedang diteliti. Seolah-olah seluruh proses pembelajaran diubah setrik total melalui CAR, dan sebelumnya pembelajaran berlangsung setrik tradisional, buruk, dan di bawah standar. Tidak terang apakah perlakuan dalam suatu siklus dilakukan setrik terus-menerus selama periode tertentu, hingga data pengamatan bersifat jenuh (menunjukkan teladan yang menetap) dan diperoleh dari aneka macam sumber (triangulasi). Sebagai analogi, bila selama satu ahad suhu tubuh pasien mengatakan suhu 37,50 C; 370 C; 370 C; 37,50 C; 37,50 C; 37,50 C; dapatlah disimpulkan bahwa kondisinya telah kembali normal. Itu digabungkan dengan data pengamatan lain selama seminggu juga menyerupai perilaku, nafsu makan, dan denyut nadi pasien, yang bersifat triangulatif. Siklus dilakukan tidak menurut refleksi dari siklus sebelumnya. Ada siklus yang dilakukan setrik tendensius: siklus pertama dengan metode ceramah, siklus kedua dengan demonstrasi, dan siklus ketiga dengan eksperimen, hanya ingin mengatakan bahwa metode eksperimen yakni yang terbaik. Peneliti ini lupa bahwa metode harus diadaptasi dengan karakteristik materi pelajaran. Untuk materi pertama boleh jadi justru metode ceramah yang lebih cocok. 5. InstrumenInstrumen merupakan kepingan yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan CAR. Jenis instrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Triangulasi dan saturasi (kejenuhan informasi) perlu diperhatikan untuk menjamin validitas data. Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013; Tweet 0 Response to "Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Kajian Teori Dan Metodologi Ptk" ← Newer Post Older Post → Home Subscribe to: Post Comments (Atom) Total Pageviews
0 Response to "Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Kajian Teori Dan Metodologi Ptk"