Pekerjaan yang seakan tidak ada habisnya, final pekerjaan yang satu kemudian tiba pekerjaan yang berikutnya lagi, itulah indahnya jadi guru. Yang buat lebih indahnya lagi penghasilan tidak bertambah meskipun pekerjaan bertambah.
Tetapi meskipun pekerjaan terus berdatangan harus tetap semangat dan bersyukur apalagi sesudah ketemu artikel pada forums merdeka berikut. Mari membuatkan kisah apalagi ceritanya mungkin sanggup menyemangati oleh orang-orang di sekitar kita;
Tepat pukul 7 malam, orang bau tanah murid mulai masuk ke dalam ruangan kelas di sekolah. Beberapa orang bau tanah terlihat penuh sopan santun, ada juga orang bau tanah yang kelihatannya sombong, ada juga yang terlihat sangat berhati-hati. Pada ketika guru mulai menutup pintu dan mulai berbitrik, pintu yang gres saja ditutup terbuka kembali perlahan-lahan, seorang laki-laki paruh baya, badannya kotor penuh dengan bubuk muncul dibalik pintu.
Dengan wajah yang tersenyum beliau meminta maaf alasannya ialah tiba terlambat. Kehadirannya menarik perhatian orang bau tanah murid lainnya. Dia mengenakan pakaian kerja yang sudah luntur serta penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, beliau menggunakan sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dia kelihatan ibarat gres pulang dari kerja bangunan.
Guru itu berkata: "Permisi, Bapak siapa?" Pria paruh baya itu berkata: "Saya ayahnya Aminudin" Guru itu terlihat kaget, tapi segera meminta laki-laki itu menandatangani buku kehadiran. Ayah dari Aminudin dengan muka yang tertunduk berkata: "Maaf, Pak Guru, saya tidak sanggup membaca dan menulis..." Para orang bau tanah murid lainnya terdengar ada yang mulai menertawakan, sang guru tersebut pun berkata: "Tidak apa-apa, saya yang akan membantu Bapak tanda tangan."
Kemudian guru tersebut mulai menjelaskan, tujuan diadakannya rapat orang bau tanah murid ialah agar setiap orang bau tanah sanggup saling membuatkan pengalaman wacana bagaimana trik mendidik anak serta karenanya selama mendidik anak. Ada 2-3 orang bau tanah murid membagikan pengalaman mereka dalam mendidik bawah umur mereka, yaitu bagaimana mereka mendidik anak mereka dengan ketat, agar mereka mau menulis pr mereka, membantu bawah umur mereka mencarikan guru les tambahan, dll.
Pada ketika guru tersebut meminta ayah dari Aminudin untuk berbitrik, ia memperkenalkan, "Aminudin ialah seorang murid contoh dengan nilai terbagus di kelas. Pelajaran matematika selalu beroleh nilai terbaik, ia tidak pernah terlambat, selalu bersikap baik terhadap teman-temannya. Mari sama-sama kita dengarkan bagaimana ayah dari Aminudin mendidik anaknya."
Tidak sedikit orang bau tanah murid lainnya tampak kaget. Bapak yang tidak pintar namun memiliki anak yang hebat. Ayah Aminudin dengan agak sedikit canggung mulai berjalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, tidak begitu berani menatap mata para orang bau tanah murid lainnya. Ini perkataannya:
Saya hanya suka melihat anak saya mengerjakan PR nya. Setiap kali sepulang kerja, tidak peduli seberapa capeknya saya, saya niscaya akan duduk di samping beliau untuk melihatnya mengerjakan PR yang ada. Suatu hari, anak saya bertanya kepada saya,
"Ayah, setiap hari melihat saya mengerjakan PR, apa Ayah mengerti apa yang saya kerjakan?" Saya berkata "Ayah tidak mengerti." Kemudian anak saya bertanya: "Ayah, jikalau Ayah tidak mengerti bagaimana Ayah tahu saya mengerjakannya dengan benar atau tidak?"
Saya berkata: "Jika kau mengerjakannya dengan cepat, maka Ayah tahu bahwa soal ini sangat mudah; jikalau kau menyalakan kipas angin, mengambil minum, maka Ayah tahu bahwa soal tersebut susah."
Saya seorang buruh bangunan. Suatu kali saya mengangkat wajah saya dan melihat bangunan tinggi yang saya bangun, saya bertanya kepada anak saya, apakah kau mau tinggal di rumah yang tinggi, yang besar, rumah yang indah? Mengendarai kendaraan beroda empat bagus? Anak saya menganggukkan kepalanya. Saya berkata: "Oleh alasannya ialah itu kau harus berguru dengan baik."
Saya tidak sekolah, tidak sanggup membaca dan menulis, saya tidak tahu bagaimana trik-trik mahir mendidik anak. Saya hanya suka bercakap-cakap dengan anak saya. Anak saya bahagia jongkok di samping saya pada ketika saya bekerja. Saya tidak menunjukkan uang jajan kepada anak, ia tidak bermain internet, juga tidak belanja macam-macam. Dia sering di rumah membantu saya mencuci pakaian.
Setelah final berbitrik, beliau membungkuk untuk menunjukkan hormat kepada sang guru! Orang bau tanah murid lainnya terpaku tak bergeming, hati mereka sangat tersentuh oleh perkataannya. Ayah ini meskipun tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan tidak dalam keadaan ekonomi yang cukup, tetapi ia sangat hormat kepada guru. Dia juga bahagia menemani anaknya. Ini ialah triknya bagaimana beliau berhasil dalam mendidik anak!
Kebenaran kisah diatas mungkin masih kita ragukan, tetapi kita punya beberapa catatan penting dari kisah diatas untuk kita terapkan dan kita bagikan kepada orang sekitar kita terkhusus kepada orang yang kita cintai.
Artikel sudah dishare diberbagai media dan lembaga diskusi salah satunya Forums Merdeka [http://forums.merdeka.com/threads/curhat/38760-pakai-pakaian-lusuh-saat-rapat-wali-murid-ucapan-bapak-ini-membuat-semua-orang-malu.html]
Konser Seribu Seruling di Humbang Hasundutan yang berlangsung sukses;
Tetapi meskipun pekerjaan terus berdatangan harus tetap semangat dan bersyukur apalagi sesudah ketemu artikel pada forums merdeka berikut. Mari membuatkan kisah apalagi ceritanya mungkin sanggup menyemangati oleh orang-orang di sekitar kita;
Tepat pukul 7 malam, orang bau tanah murid mulai masuk ke dalam ruangan kelas di sekolah. Beberapa orang bau tanah terlihat penuh sopan santun, ada juga orang bau tanah yang kelihatannya sombong, ada juga yang terlihat sangat berhati-hati. Pada ketika guru mulai menutup pintu dan mulai berbitrik, pintu yang gres saja ditutup terbuka kembali perlahan-lahan, seorang laki-laki paruh baya, badannya kotor penuh dengan bubuk muncul dibalik pintu.
Dengan wajah yang tersenyum beliau meminta maaf alasannya ialah tiba terlambat. Kehadirannya menarik perhatian orang bau tanah murid lainnya. Dia mengenakan pakaian kerja yang sudah luntur serta penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, beliau menggunakan sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dia kelihatan ibarat gres pulang dari kerja bangunan.
Guru itu berkata: "Permisi, Bapak siapa?" Pria paruh baya itu berkata: "Saya ayahnya Aminudin" Guru itu terlihat kaget, tapi segera meminta laki-laki itu menandatangani buku kehadiran. Ayah dari Aminudin dengan muka yang tertunduk berkata: "Maaf, Pak Guru, saya tidak sanggup membaca dan menulis..." Para orang bau tanah murid lainnya terdengar ada yang mulai menertawakan, sang guru tersebut pun berkata: "Tidak apa-apa, saya yang akan membantu Bapak tanda tangan."
Kemudian guru tersebut mulai menjelaskan, tujuan diadakannya rapat orang bau tanah murid ialah agar setiap orang bau tanah sanggup saling membuatkan pengalaman wacana bagaimana trik mendidik anak serta karenanya selama mendidik anak. Ada 2-3 orang bau tanah murid membagikan pengalaman mereka dalam mendidik bawah umur mereka, yaitu bagaimana mereka mendidik anak mereka dengan ketat, agar mereka mau menulis pr mereka, membantu bawah umur mereka mencarikan guru les tambahan, dll.
Pada ketika guru tersebut meminta ayah dari Aminudin untuk berbitrik, ia memperkenalkan, "Aminudin ialah seorang murid contoh dengan nilai terbagus di kelas. Pelajaran matematika selalu beroleh nilai terbaik, ia tidak pernah terlambat, selalu bersikap baik terhadap teman-temannya. Mari sama-sama kita dengarkan bagaimana ayah dari Aminudin mendidik anaknya."
Tidak sedikit orang bau tanah murid lainnya tampak kaget. Bapak yang tidak pintar namun memiliki anak yang hebat. Ayah Aminudin dengan agak sedikit canggung mulai berjalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, tidak begitu berani menatap mata para orang bau tanah murid lainnya. Ini perkataannya:
Saya hanya suka melihat anak saya mengerjakan PR nya. Setiap kali sepulang kerja, tidak peduli seberapa capeknya saya, saya niscaya akan duduk di samping beliau untuk melihatnya mengerjakan PR yang ada. Suatu hari, anak saya bertanya kepada saya,
"Ayah, setiap hari melihat saya mengerjakan PR, apa Ayah mengerti apa yang saya kerjakan?" Saya berkata "Ayah tidak mengerti." Kemudian anak saya bertanya: "Ayah, jikalau Ayah tidak mengerti bagaimana Ayah tahu saya mengerjakannya dengan benar atau tidak?"
Saya berkata: "Jika kau mengerjakannya dengan cepat, maka Ayah tahu bahwa soal ini sangat mudah; jikalau kau menyalakan kipas angin, mengambil minum, maka Ayah tahu bahwa soal tersebut susah."
Saya tidak sekolah, tidak sanggup membaca dan menulis, saya tidak tahu bagaimana trik-trik mahir mendidik anak. Saya hanya suka bercakap-cakap dengan anak saya. Anak saya bahagia jongkok di samping saya pada ketika saya bekerja. Saya tidak menunjukkan uang jajan kepada anak, ia tidak bermain internet, juga tidak belanja macam-macam. Dia sering di rumah membantu saya mencuci pakaian.
Setelah final berbitrik, beliau membungkuk untuk menunjukkan hormat kepada sang guru! Orang bau tanah murid lainnya terpaku tak bergeming, hati mereka sangat tersentuh oleh perkataannya. Ayah ini meskipun tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan tidak dalam keadaan ekonomi yang cukup, tetapi ia sangat hormat kepada guru. Dia juga bahagia menemani anaknya. Ini ialah triknya bagaimana beliau berhasil dalam mendidik anak!
Kebenaran kisah diatas mungkin masih kita ragukan, tetapi kita punya beberapa catatan penting dari kisah diatas untuk kita terapkan dan kita bagikan kepada orang sekitar kita terkhusus kepada orang yang kita cintai.
Artikel sudah dishare diberbagai media dan lembaga diskusi salah satunya Forums Merdeka [http://forums.merdeka.com/threads/curhat/38760-pakai-pakaian-lusuh-saat-rapat-wali-murid-ucapan-bapak-ini-membuat-semua-orang-malu.html]
Konser Seribu Seruling di Humbang Hasundutan yang berlangsung sukses;
0 Response to "Pakai Pakaian Lusuh Dikala Rapat Wali Murid, Ucapan Bapak Ini Menciptakan Semua Orang Malu!"