Home » Model Pembelajaran » Teori Belajar » Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran Add Comment Model Pembelajaran, Teori Belajar Tuesday, December 18, 2018 pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat cukup umur ini. Dalam pembelajaran matematika pun, pendekatan keterampilan proses ini sangat cocok digunakan. Struktur matematika yang berpola deduktif adakala memerlukan proses kreatif yang induktif. Untuk hingga pada suatu kesimpulan, adakala sanggup dipakai pengamatan, pengukuran, intuisi, imajinasi, penerkaan, observasi, induksi bahkan mungkin dengan mencoba-coba. Pemikiran yang demikian bukanlah kontradiksi, alasannya ialah banyak objek matematika yang dikembangkan setrik intuitif atau induktif. Pendekatan keterampilan proses akan efektif kalau sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh alasannya ialah itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun berdasarkan urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu semoga siswa sanggup membuat kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan bisa mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam berguru matematika menggunakan pendekatan keterampilan proses ialah suatu perubahan tingkah laris dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan matematika yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran, antara lain adalah: siswa terlibat eksklusif dengan objek konkret sehingga sanggup mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, memberi kesempatan kepada siswa untuk berguru menggunakan metode ilmiah. Pendekatan keterampilan proses ini berbeda dengan pendekatan tradisional, alasannya ialah di dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional, guru hanya menawarkan materi pelajaran yang berfokus pada dukungan konsep-konsep, informasi, dan fakta yang sebanyak-banyaknya kepada siswa. Akibatnya, hasil berguru yang diperoleh siswa pun hanya terbatas pada aspek pengetahuan saja, sedangkan aplikasinya belum tentu sanggup dilakukan. Padahal di dalam pembelajaran matematika, siswa juga dituntut untuk mengalihgunakan warta yang diperolehnya pada bidang lain dan bahkan di dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga harus bisa mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika dalam banyak sekali bentuk menyerupai tabel, grafik, diagram, dan lain-lain. Dengan demikian, penerapan pendekatan tradisional di dalam pembelajaran matematika tidaklah cocok. Prinsip-prinsip Pendekatan Keterampilan Proses Dalam membahas pendekatan keterampilan proses, prinsip-prinsip perihal pendekatan tersebut menjadi hal mutlak yang harus Anda pahami. Satu hal yang harus kita sepakati bersama, bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan orientasinya tidak hanya produk belajar, yakni hasil berguru yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran saja, melainkan lebih dari itu. Pembelajaran yang dilakukan juga diarahkan pada bagaimana memperoleh hasil berguru atau bagaimana proses mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan terpenuhi. Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat sejumlah prinsip yang harus Anda pahami (Conny, 1992), yang meliputi: kemampuan mengamati, kemampuan menghitung, kemampuan mengukur, kemampuan mengklasifikasikan, kemampuan menemukan hubungan, kemampuan membuat prediksi (ramalan), kemampuan melaksanakan penelitian, kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, kemampuan menginterpretasikan data, dan kemampuan mengkomunikasikan hasil. (1). Kemampuan Mengamati Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa dipakai untuk memperhatikan hal yang diamati, kemudian mencatat apa yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya. Contoh: siswa mengamati benda-benda yang berbentuk lingkaran. (2). Kemampuan Menghitung Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua atrik kehidupan semua insan memerlukan kemampuan ini. Contoh: siswa menghitung garis tengah yang dibutuhkan untuk keliling suatu lingkaran. (3). Kemampuan Mengukur Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dasar dari kegiatan ini ialah perbandingan. Contoh: siswa mengukur panjang garis tengah lingkaran. (4).Kemampuan Mengklasifikasi Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Contoh: siswa mengelompokkan benda-benda yang berbentuk bundar dengan yang bukan. (5). Kemampuan Menemukan Hubungan Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah: fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk memilih kekerabatan antara perilaku dan tindakan yang sesuai. Contoh: siswa memilih waktu yang dibutuhkan oleh siswa lain yang sanggup menempuh lintasan lapangan berbentuk bundar dengan garis tengah dan waktu tertentu. (6). Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan) Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan asumsi yang memiliki dasar atau penalaran. Kemampuan membuat ramalan atau asumsi yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagi ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis ialah suatu asumsi yang beralasan untuk menunjukan suatu insiden atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Contoh: Siswa meramalkan mana yang lebih panjang jarak tempuhnya kalau dua buah benda yang berlainan jari-jari digelindingkan. Siswa kemudian membuat hipotesis perihal rumus keliling lingkaran. (7). Kemampuan Melaksanakan Penelitian (Percobaan) Penelitian merupakan kegiatan para ilmuwan di dalam kegiatan ilmiah. Namun, dalam kehidupan sehari-hari penelitian (percobaan) merupakan kegiatan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui kegiatan eksperimen praktis. Kegiatan percobaan umumnya dilaksanakan dalam mata pelajaran eksakta menyerupai fisika, kimia, dan biologi. Sedangkan untuk mata pelajaran non eksakta, kegiatan yang biasa dilakukan ialah penelitian sederhana yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan. Contoh: siswa melaksanakan percobaan untuk menemukan rumus keliling lingkaran. (8). Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data Kemampuan ini merupakan bab dari kemampuan melaksanakan penelitian. Dalam kemampuan ini, siswa perlu menguasai bagaimana trik-trik mengumpulkan data dalam penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif. Contoh: siswa mengumpulkan data (9). Kemampuan Menginterpretasikan Data Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa dipakai untuk memperhatikan hal yang diamati, kemudian mencatat apa yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya. Contoh: siswa mengamati benda-benda yang berbentuk lingkaran. (10). Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil Kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang juga harus dikuasai siswa. Dalam kemampuan ini, siswa perlu dilatih untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada orang lain dalam bentuk laporan penelitian, paper, atau karangan. Contoh: siswa membuat laporan perihal hasil percobaan memilih rumus keliling lingkaran. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pada prinsipnya pendekatan keterampilan proses sangat diwarnai dengan prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan mengkontsruksi sendiri pemahaman mereka perihal inspirasi dan konsep matematika, melalui serangkaian kegiatan pemecahan masalah. Untuk itu, berikutnya kita akan disajikan setrik singkat konsep dan prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). [Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran - Nyimas Aisyah] Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kuriulum 2013; Tweet 0 Response to "Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran" ← Newer Post Older Post → Home Subscribe to: Post Comments (Atom) Total Pageviews
0 Response to "Konsep Dasar Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran"