STRUKTUR TEKS KARYA ILMIAH
Karya ilmiah sanggup ditulis dalam banyak sekali bentuk penyajian. Masing-masing bentuk itu berbeda dalam hal kelengkapan strukturnya. Secara umum, bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis.
a. Bentuk Populer Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya manasuka. Karya ilmiah bentuk ini sanggup diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai populer). Karya ilmiah pupuler umumnya dijumpai dalam media massa, mirip koran atau majalah. Istilah terkenal dipakai untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat) atau disukai oleh orang kebanyakan alasannya yakni gayanya yang menarik dan bahasanya gampang dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan).
b. Bentuk Semiformal
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a. halaman judul,
b. kata pengantar,
c. dafar isi,
d. pendahuluan,
e. pembahasan,
f. kesimpulan, dan
g. dafar pustaka.
Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya dipakai dalam banyak sekali jenis laporan biasa dan makalah.
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a. halaman judul,
b. kata pengantar,
c. dafar isi,
d. pendahuluan,
e. pembahasan,
f. kesimpulan, dan
g. dafar pustaka.
Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya dipakai dalam banyak sekali jenis laporan biasa dan makalah.
c. Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, mirip dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Dafar isi
f. Bab pendahuluan
g. Bab telaah kepustakaan/kerangka teoritis
h. Bab Metode penelitian
i. Bab Pembahasan hasil penelitian
j. Bab Kesimpulan dan rekomendasi
k. Dafar pustaka
l. Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, mirip dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Dafar isi
f. Bab pendahuluan
g. Bab telaah kepustakaan/kerangka teoritis
h. Bab Metode penelitian
i. Bab Pembahasan hasil penelitian
j. Bab Kesimpulan dan rekomendasi
k. Dafar pustaka
l. Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup
Beberapa potongan penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai berikut.
1. Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang terang dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Istilah hubungan di sini tidak selalu memiliki makna korelasional, kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.
1. Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang terang dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Istilah hubungan di sini tidak selalu memiliki makna korelasional, kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.
Dari judul di atas, sanggup diketahui bahwa:
1) masalah yang diteliti : kegiatan pergaulan dan prestasi mencar ilmu siswa
2) ruang lingkung penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
3) tujuan penelitian : mengetahui ada tidaknya hubungan antara kegiatan pergaulan dengan
prestasi mencar ilmu siswa
4) subjek penelitian : siswa Sekolah Menengan Atas Labschool UPI Bandung
5) meotde penelitian : deskriptif-komparatif
Penulisan judul sanggup dilakukan dua cara. Pertama, dengan memakai aksara kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua, dengan memakai aksara kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Apabila cara yang kedua yang akan digunakan, maka kata-kata penggabung, mirip dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf pertamanya dilarang memakai aksara kapital. Di tamat judul dilarang memakai tanda baca apapun,
termasuk titik ataupun koma.
2. Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, potongan pendahuluan meliputi latar belakang masalah, identifkasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau keguanaan penelitian. Selain itu, sanggup pula dilengkapi dengan defnisi operasional
dan sistematika penulisan.
a. Latar Belakang Masalah
Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan, ataupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.
2) ruang lingkung penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
3) tujuan penelitian : mengetahui ada tidaknya hubungan antara kegiatan pergaulan dengan
prestasi mencar ilmu siswa
4) subjek penelitian : siswa Sekolah Menengan Atas Labschool UPI Bandung
5) meotde penelitian : deskriptif-komparatif
Penulisan judul sanggup dilakukan dua cara. Pertama, dengan memakai aksara kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua, dengan memakai aksara kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Apabila cara yang kedua yang akan digunakan, maka kata-kata penggabung, mirip dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf pertamanya dilarang memakai aksara kapital. Di tamat judul dilarang memakai tanda baca apapun,
termasuk titik ataupun koma.
2. Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, potongan pendahuluan meliputi latar belakang masalah, identifkasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau keguanaan penelitian. Selain itu, sanggup pula dilengkapi dengan defnisi operasional
dan sistematika penulisan.
a. Latar Belakang Masalah
Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan, ataupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.
b. Perumusan Masalah
Masalah yakni segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa, bagaimana. Berangkat dari pertanyaan itulah, penulis menganggap perlu untuk melaksanakan langkah-langkah pemecahan, contohnya melalui penelitian. Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut.
c. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)
Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam penulisan karya ilmiah tersebut; menurut masalah yang telah dirumuskan. Dengan demikian, tujuan harus sesuai dengan masalah pada karya ilmiah itu.
d. Manfaat
Perlu diyakinkan pula kepada pembaca perihal manfaat atau kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga tertentu.
3. kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka, atau teori landasan. Tercakup pula di dalam potongan ini yakni kerangka ajaran dan hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifkasi dan mengkaji banyak sekali teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan
hipotesis.
Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis terdahulu. Hal ini penting dilakukan guna menambah dan memperoleh wawasan ataupun pengetahuan baru, yang telah ada sebelumnya. Di
samping akan menghindari adanya duplikasi yang sia-sia, langkah ini juga akan memperlihatkan prespektif yang lebih terang mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam perkembangan ilmu secara keseluruhan.
4. Metodologi Penelitian
Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu dicantumkan pula potongan yang disebut dengan metode penelitian.Metodologi penelitian diartikan sebagai mekanisme atau tahap-tahap
penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, hingga dengan pelaporannya.
Setiap penelitian memiliki metode penelitian masing-masing, yang umumnya bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Metode-metode penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut.Masalah yakni segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa, bagaimana. Berangkat dari pertanyaan itulah, penulis menganggap perlu untuk melaksanakan langkah-langkah pemecahan, contohnya melalui penelitian. Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut.
c. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)
Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam penulisan karya ilmiah tersebut; menurut masalah yang telah dirumuskan. Dengan demikian, tujuan harus sesuai dengan masalah pada karya ilmiah itu.
d. Manfaat
Perlu diyakinkan pula kepada pembaca perihal manfaat atau kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga tertentu.
3. kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka, atau teori landasan. Tercakup pula di dalam potongan ini yakni kerangka ajaran dan hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifkasi dan mengkaji banyak sekali teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan
hipotesis.
Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis terdahulu. Hal ini penting dilakukan guna menambah dan memperoleh wawasan ataupun pengetahuan baru, yang telah ada sebelumnya. Di
samping akan menghindari adanya duplikasi yang sia-sia, langkah ini juga akan memperlihatkan prespektif yang lebih terang mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam perkembangan ilmu secara keseluruhan.
4. Metodologi Penelitian
Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu dicantumkan pula potongan yang disebut dengan metode penelitian.Metodologi penelitian diartikan sebagai mekanisme atau tahap-tahap
penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, hingga dengan pelaporannya.
a. Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya perlakukan apapun. Data yang dimaksud sanggup berupa fakta yang bersifat kuantiatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
b. Metode eksperimen, yakni metode penelitian bertujuan untuk memperoleh citra atas suatu tanda-tanda sehabis mendapat perlakuan.
c. Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas tertentu, contohnya perihal motivasi belajar, prestasi mencar ilmu siswa dalam kompetensi dasar tertentu.
5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan perihal isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada potongan pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan banyak sekali sudut pandang;
diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Sekiranya diperlukan, pembahasan sanggup dilengkapi dengan banyak sekali sarana pembantu mirip tabel dan grafk. Sarana-sarana pembantu tersebut dibutuhkan untuk menjelaskan pernyataan ataupun data. Tabel dan grafk merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data dan informasi lebih gampang dibaca dan disimpulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafk memang
lebih sistematis dan lebih lezat dibaca, gampang dipahami, serta lebih menarik daripada penyajian secara verbal.
Penulis perlu memakai argumen-argumen yang telah dikemukakan dalam kerangka teoretis. Pembahasan data sanggup diibaratkan dengan sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, akan
baik pula lah keratan-keratan daging yang dihasilkannya. Namun, apabila tumpul, keratan daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian pula halnya dengan pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap,
pemecahan masalahnyapun akan jauh dari yang diharapkan.
b. Metode eksperimen, yakni metode penelitian bertujuan untuk memperoleh citra atas suatu tanda-tanda sehabis mendapat perlakuan.
c. Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas tertentu, contohnya perihal motivasi belajar, prestasi mencar ilmu siswa dalam kompetensi dasar tertentu.
5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan perihal isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada potongan pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan banyak sekali sudut pandang;
diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Sekiranya diperlukan, pembahasan sanggup dilengkapi dengan banyak sekali sarana pembantu mirip tabel dan grafk. Sarana-sarana pembantu tersebut dibutuhkan untuk menjelaskan pernyataan ataupun data. Tabel dan grafk merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data dan informasi lebih gampang dibaca dan disimpulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafk memang
lebih sistematis dan lebih lezat dibaca, gampang dipahami, serta lebih menarik daripada penyajian secara verbal.
Penulis perlu memakai argumen-argumen yang telah dikemukakan dalam kerangka teoretis. Pembahasan data sanggup diibaratkan dengan sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, akan
baik pula lah keratan-keratan daging yang dihasilkannya. Namun, apabila tumpul, keratan daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian pula halnya dengan pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap,
pemecahan masalahnyapun akan jauh dari yang diharapkan.
6. Simpulan dan Saran
Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulsan karya ilmiah. Simpulan merupakan potongan dari simpul masalah (pendahuluan), kerangka teoretis yang tercakup di dalamnya, hipotesis, metododologi penelitian, dan temuan penelitian.
Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan banyak sekali unsur penelitian secara menyeluruh. Untuk itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur di atas dengan meletakannya dalam kerangka pikir yang mengarah kepada
simpulan.
Berdasarkan hal tersebut seorang peneliti harus pula melihat banyak sekali implikasi yang ditimbulkan oleh kesimpulan penelitian. Implikasi tersebut umpamanya berupa pengembangan ilmu pengetahuan, kegunaan yang bersifat mudah dalam penyusunan kebijakan. Halhal tersebut kemudian dituangkan ke dalam potongan yang disebut rekomendasi atau saran-saran.
7. Dafar Pustaka
Dafar pustaka memuat semua kepustakaan yang dipakai sebagai landasan dalam karya ilmiah, baik sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum di dalam
karya ilmiah harus dicantumkan di dalam dafar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis, tetapi tidak dipakai di dalam penulisan karya ilmiah itu, dilarang dicantumkan di dalam dafar pustaka.
Cara menulis dafar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa memakai nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan banyak kawasan lebih dari satu baris, ditulis dengan satu spasi; sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya yakni dua spasi. Susunan penulisan dafar pustaka: nama yang disusun di balik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.
Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulsan karya ilmiah. Simpulan merupakan potongan dari simpul masalah (pendahuluan), kerangka teoretis yang tercakup di dalamnya, hipotesis, metododologi penelitian, dan temuan penelitian.
Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan banyak sekali unsur penelitian secara menyeluruh. Untuk itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur di atas dengan meletakannya dalam kerangka pikir yang mengarah kepada
simpulan.
Berdasarkan hal tersebut seorang peneliti harus pula melihat banyak sekali implikasi yang ditimbulkan oleh kesimpulan penelitian. Implikasi tersebut umpamanya berupa pengembangan ilmu pengetahuan, kegunaan yang bersifat mudah dalam penyusunan kebijakan. Halhal tersebut kemudian dituangkan ke dalam potongan yang disebut rekomendasi atau saran-saran.
7. Dafar Pustaka
Dafar pustaka memuat semua kepustakaan yang dipakai sebagai landasan dalam karya ilmiah, baik sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum di dalam
karya ilmiah harus dicantumkan di dalam dafar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis, tetapi tidak dipakai di dalam penulisan karya ilmiah itu, dilarang dicantumkan di dalam dafar pustaka.
Cara menulis dafar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa memakai nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan banyak kawasan lebih dari satu baris, ditulis dengan satu spasi; sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya yakni dua spasi. Susunan penulisan dafar pustaka: nama yang disusun di balik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.
Sumber:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK.. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahan Belajar Kelas XI Semester 2 Bahasa Indonesia (SMA/MA/SMK/MAK)
Teks Karya Ilmiah
1. Struktur Teks Karya Ilmiah
2. Aspek Kebahasaan Teks Karya Ilmiah
3. Langkah-Langkah Menulis Teks Karya Ilmiah
0 Response to "Struktur Teks Karya Ilmiah"